Minggu Prapaskah IV: Kasih Bapa yang Selalu Menanti
Ketapang, 30 Maret 2025 – Umat Katolik Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, Keuskupan Ketapang, merayakan Minggu Prapaskah IV dengan penuh hikmat. Perayaan Ekaristi yang berlangsung pada hari ini juga memperingati Santo Yohanes Klimakus, Pertapa, dan Santa Roswita, Pengaku Iman. Warna liturgi ungu yang digunakan menandakan masa tobat dan refleksi menuju Paskah.
Dalam homili yang disampaikan oleh RP. Vitalis Nggeal, CP, umat diajak untuk merenungkan perumpamaan Anak yang Hilang yang terdapat dalam Injil. Romo Vitalis menekankan bahwa dosa menjauhkan manusia dari Allah dan membuat seseorang kehilangan arah hidupnya.
“Anak bungsu dalam perumpamaan menghabiskan hartanya, kehilangan arah, dan mengalami penderitaan. Namun, yang mengejutkan adalah sikap sang ayah yang dari kejauhan berlari memeluk anaknya dengan penuh sukacita,” ujar RP. Vitalis.
Beliau mengajak umat untuk mengambil beberapa poin penting dari kisah ini. Pertama, dosa menjauhkan kita dari Allah. Seperti yang diungkapkan oleh Santo Agustinus dalam karyanya Confessiones (Pengakuan-Pengakuan), manusia harus kembali kepada Allah dan otoritas-Nya. Dosa kerap kali membuat manusia merasa bebas di awal, tetapi pada akhirnya berujung pada penderitaan. Tanpa kontrol dari Bapa, manusia mudah terjerumus ke dalam kesesatan.
Kedua, dosa menghancurkan kehidupan. Seperti anak bungsu yang kehilangan segalanya, dosa juga dapat membawa kehancuran, baik secara spiritual maupun fisik. Romo Vitalis menyoroti fenomena sosial yang terjadi saat ini, seperti tindakan kriminal dan korupsi, sebagai dampak nyata dari dosa yang menghancurkan.
“Dosa membuat kita kehilangan identitas. Anak bungsu kehilangan jati dirinya sebagai anak Allah setelah menjauh dari ayahnya. Keselamatan tidak mungkin tercapai tanpa pertobatan yang tulus,” lanjut beliau.
Romo Vitalis menegaskan bahwa pertobatan sejati dimulai ketika seseorang menyadari kebutuhannya akan Tuhan. Tidak cukup hanya merasa bersalah, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan konkret, salah satunya melalui Sakramen Tobat.
“Setan itu hanya menyesal tetapi tidak bertobat. Maka, marilah kita sungguh-sungguh bertobat dan kembali kepada Bapa yang penuh kasih,” pesannya.
Sementara itu, tantangan lain yang diangkat dari Injil hari ini adalah sikap anak sulung dalam perumpamaan. Romo Vitalis mengingatkan umat untuk tidak terjebak dalam kesombongan rohani yang dapat melukai dan mengecewakan sesama.
“Pertanyaan reflektif bagi kita semua, apakah kita adalah anak sulung yang setiap hari ke gereja tetapi membuat orang lain sakit hati, ataukah kita adalah anak bungsu yang mau bertobat dan kembali kepada Bapa?” tutupnya.
Perayaan Ekaristi ini menjadi momentum bagi umat untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah, merefleksikan kehidupan, dan membuka hati untuk pertobatan sejati. Dengan semangat Prapaskah, umat diajak untuk semakin menghayati kasih Allah yang tak terbatas dan selalu menanti kepulangan anak-anak-Nya yang tersesat.
Tanggal: 30 Maret 2025.
0 comments:
Posting Komentar