**Foto Bapa Suci Paus Fransiskus Saat Misa Agung di GBK**
*Ketapang, 6 September 2024* — Paus Fransiskus menyampaikan homili yang mendalam dan menginspirasi saat misa agung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, di hadapan sekitar 60.000 umat Katolik pada Kamis (5/9/2024). Homili ini adalah bentuk khotbah yang disampaikan di tengah misa, dengan dasar dari Injil yang diwartakan. Dalam pesannya, Paus Fransiskus menekankan pentingnya umat untuk tidak mudah menyerah dan selalu percaya bahwa mereka memiliki kesempatan untuk bangkit setelah mengalami kegagalan.
Paus juga mengingatkan seluruh umat Katolik di Indonesia untuk tidak pernah lelah dalam menebarkan "jala" persaudaraan dan merawat keberagaman demi mewujudkan kerukunan bersama. Berikut adalah isi lengkap homili Paus Fransiskus, dalam terjemahan bahasa Indonesia:
Homili Paus Fransiskus
"Perjumpaan dengan Yesus mengundang kita untuk menghidupi dua sikap mendasar yang memampukan kita menjadi murid-murid-Nya: mendengarkan sabda dan menghidupi sabda."
1. Mendengarkan Sabda
Pertama, mendengarkan sabda. Semua hal berasal dari mendengarkan, dari membuka diri kepada-Nya, dan dari menyambut anugerah persahabatan dengan-Nya. Kita tidak boleh menjadi pendengar yang sia-sia, yang hanya mendengar dengan telinga tetapi tidak dengan hati. Sabda yang kita dengar harus mengubah cara pikir, merasa, dan bertindak kita. Kita perlu mendengarkan sabda dengan sungguh-sungguh sehingga sabda tersebut menjadi hidup dalam kehidupan kita.
Penginjil menceritakan bahwa banyak orang mengerumuni Yesus dan "hendak mendengarkan sabda Allah" (Luk 5:1). Mereka mencari-Nya, haus dan lapar akan sabda Tuhan. Adegan ini, yang sering kali kita jumpai dalam Injil, mengajarkan bahwa hati manusia selalu mencari kebenaran yang dapat memenuhi dan memuaskan hasrat kebahagiaannya. Hati manusia tidak akan pernah puas hanya dengan kata-kata manusia atau standar dunia ini; kita membutuhkan sabda Tuhan, satu-satunya kompas sejati dalam perjalanan hidup kita.
2. Menghidupi Sabda
Sabda Tuhan tidak hanya untuk didengar, tetapi juga dihidupi. Setelah berkhotbah kepada orang banyak dari atas perahu, Yesus meminta Petrus untuk mengambil risiko dengan bertindak atas sabda ini: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan" (Luk 5:4). Sabda Tuhan menuntut kita untuk mengubah perspektif hidup kita, untuk mengubah hati kita menjadi hati Kristus, dan untuk berani menebarkan jala Injil ke lautan dunia.
Yesus mengundang kita untuk membuka jalan kehidupan, melepaskan diri dari kebiasaan-kebiasaan buruk, dari rasa takut, dan menjalani kehidupan yang baru dengan keberanian. Meskipun akan ada banyak kesulitan dan alasan untuk menyerah, kita harus meneladani sikap Petrus yang, meskipun lelah dan kecewa, berkata: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa. Tetapi atas perintah-Mu aku akan menebarkan jala juga" (Luk 5:5).
Menghadapi Kegagalan dengan Iman
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menghadapi tantangan dan merasa tidak mampu. Kita merasa berat menjalankan komitmen yang besar dan terkadang tidak mendapatkan hasil yang diharapkan. Namun, dengan iman yang sama seperti Petrus, kita diminta untuk tidak menyerah pada kegagalan kita, melainkan terus menatap Yesus dan percaya kepada-Nya. Kita harus berani "bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jala lagi," bahkan ketika kita merasa tidak ada yang kita capai.
Santa Teresa dari Kalkuta pernah berkata, "Ketika kita tidak memiliki apa pun untuk diberikan, hendaklah kita memberikan ketiadaan itu." Bahkan ketika tidak ada hasil yang kita tuai, jangan pernah lelah untuk menabur. Demikian juga, saya ingin mengingatkan Anda, umat Katolik di Indonesia yang beragam ini: jangan pernah lelah untuk berlayar dan menebarkan jala persaudaraan, jangan lelah untuk bermimpi dan membangun peradaban perdamaian. Beranilah untuk selalu mengimpikan persaudaraan!
Pesan Penutup
Dengan dibimbing oleh sabda Tuhan, saya mendorong Anda semua untuk menaburkan kasih, dengan penuh keyakinan menempuh jalan dialog, dan terus memperlihatkan kebaikan hati. Jadilah pembangun harapan, pengharapan Injil yang tidak pernah mengecewakan (Rm 5:5), tetapi yang membuka kita menuju sukacita tanpa akhir.
**Penulis:** Tim Komsos Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
**Tanggal:** 6 September 2024
0 comments:
Posting Komentar