**WKRI DPC St. Agustinus Payak Kumang Keuskupan Ketapang Gelar Rekoleksi Masa Adven: Menantikan Kedatangan Kristus dalam Syukur dan Pengharapan Iman**


                             Foto RP. Vitalis Nggeal, CP. Saat Mengisi Acara Rekoleksi WKRI

Ketapang, 1 Desember 2024 – Dalam rangka menyambut masa Adven, Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) St. Agustinus Payak Kumang Keuskupan Ketapang menyelenggarakan rekoleksi bertema “Menantikan Kedatangan Kristus dalam Syukur dan Pengharapan Iman.” Acara ini berlangsung di Gedung Paroki Jerun Stoop, CP dan dimulai pukul 09.00 WIB. Rekoleksi ini dihadiri 40 anggota WKRI dan umat yang antusias mendalami makna Adven, dengan menghadirkan RP. Vitalis Nggeal, CP sebagai narasumber utama.

Masa Adven: Menanti dengan Aktif, Bukan Pasif

Dalam sesi pembukaan, RP. Vitalis Nggeal, CP menekankan bahwa Adven bukan hanya masa menanti kedatangan Kristus, tetapi juga masa refleksi diri dan aksi nyata. “Adven adalah masa harapan, tetapi harapan itu harus diwujudkan dengan tindakan aktif. Kita diajak menjadi pembawa terang bagi sesama, sebagaimana dalam kitab Yesaya 9:1-20 yang berbunyi: Bangsa yang berjalan dalam kegelapan telah melihat terang yang besar,” ungkapnya.

Menurut Romo Vitalis, masa Adven adalah momen untuk memperbarui diri, bertobat, dan menumbuhkan kasih dalam kehidupan sehari-hari. “Yesus datang membawa kasih, sukacita, dan damai sejahtera. Kita harus mempersiapkan hati kita untuk menyambut kedatangan-Nya dengan berdoa, bertobat, dan melakukan perbuatan kasih,” tambahnya.

Refleksi: Sakramen Tobat sebagai Momen Pembaruan

Bagian inti dari rekoleksi adalah pelaksanaan Sakramen Tobat, yang dipandu langsung oleh RP. Vitalis Nggeal, CP. Sakramen ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk berkomunikasi secara pribadi dengan Tuhan dan memperbarui hubungan mereka dengan-Nya.

“Sakramen Tobat adalah jalan untuk memperbaharui hati kita dan menambah kekudusan, sehingga kita benar-benar siap menyambut kelahiran Sang Penyelamat. Dalam pengakuan dosa, kita membuka diri untuk menerima kasih dan pengampunan Allah,” jelas Romo Vitalis.

Dalam suasana hening dan penuh hikmat, para peserta secara bergantian menerima Sakramen Tobat. Banyak yang merasakan damai sejahtera dan sukacita setelah merasakan pengampunan Allah. “Setiap pembaruan yang kita lakukan dalam Sakramen Tobat tidak hanya memperkuat iman kita, tetapi juga menjadi berkat bagi keluarga, gereja, dan masyarakat,” tambahnya.












 Foto RP. Vitalis Nggeal, CP. Besama Peserta Rekoleksi 
 Foto RP. Vitalis Nggeal, CP. Besama Peserta Rekoleksi 
 Foto RP. Vitalis Nggeal, CP. Besama Peserta Rekoleksi 
 Foto RP. Vitalis Nggeal, CP. Besama Peserta Rekoleksi 
 Foto RP. Vitalis Nggeal, CP. Besama Peserta Rekoleksi 













































                              Foto RP. Vitalis Nggeal, CP. Besama Peserta Rekoleksi 

                                   Foto RP. Vitalis Nggeal, CP. Besama Peserta Rekoleksi 

Inspirasi dari Bunda Maria: Teladan Pengharapan Aktif

Romo Vitalis juga mengangkat Bunda Maria sebagai teladan pengharapan yang aktif. Dalam kisah perjumpaannya dengan Elisabet, Maria membawa sukacita sehingga bayi dalam kandungan Elisabet melonjak kegirangan. “Maria adalah figur wanita yang ideal dalam Kitab Suci, yang tidak hanya menanti dalam diam, tetapi aktif dalam iman dan ketaatan kepada Allah,” paparnya.

Ia menegaskan bahwa pengharapan dalam iman bukanlah pasif, melainkan diwujudkan melalui doa, pertobatan, dan pelayanan. “Sebagai wanita Katolik, kita diajak mempersiapkan diri dengan penuh semangat. Misalnya, menjadi koor, lektor, atau pemazmur di gereja adalah bentuk nyata dari pertobatan dan pengabdian kita kepada Tuhan,” imbuhnya.

Peran WKRI: Menjadi Garam dan Terang Dunia

Ketua WKRI DPC St. Agustinus, Ibu Fransiska Mincu, dalam sambutannya menyampaikan pesan penting bagi seluruh anggota WKRI. Ia menekankan bahwa WKRI harus menjadi teladan dalam kehidupan gereja dan masyarakat.

“WKRI tidak hanya berbicara, tetapi harus bertindak nyata. Kita harus menjadi garam dan terang bagi keluarga, gereja, dan masyarakat. Masa Adven adalah momen yang tepat untuk mengambil peran aktif dalam menghidupi paroki kita,” ujar Ibu Fransiska.

Ia juga mengingatkan pentingnya keseimbangan dalam hidup untuk menjadi manusia yang ideal, sebagaimana yang dicontohkan oleh Bunda Maria. “Sebagai wanita Katolik, kita harus membawa sukacita Kristus ke dalam keluarga dan komunitas. Dengan begitu, kita menjadi berkat bagi orang lain,” lanjutnya.

Adven: Masa Persiapan Menyambut Natal dengan Hati yang Siap

Rekoleksi ini menjadi momen berharga bagi para peserta untuk merefleksikan diri dan memperbarui komitmen mereka dalam pelayanan. Dalam semangat Adven, para anggota WKRI diajak untuk menyambut Natal dengan penuh sukacita, doa, dan karya nyata.

“Adven bukan hanya tentang menunggu, tetapi tentang mempersiapkan diri untuk menyambut Kristus dengan memberikan yang terbaik. Baik di gereja, rumah, maupun masyarakat, kita harus menjadi ‘super’ dan memberikan dampak positif di mana pun kita berada,” pesan Romo Vitalis.

Penutupan dan Komitmen Baru

Acara rekoleksi ini ditutup dengan doa bersama dan pesan motivasi untuk terus menghidupi nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan sehari-hari. Para peserta pulang dengan semangat baru, membawa terang Kristus ke dalam keluarga dan komunitas mereka.

Dengan keberhasilan kegiatan ini, WKRI DPC St. Agustinus Payak Kumang kembali menunjukkan perannya sebagai motor penggerak iman dan pelayanan di paroki, sekaligus menjadi teladan bagi keluarga dan masyarakat luas. Rekoleksi ini menjadi langkah awal yang penuh makna dalam menyambut Natal, dengan hati yang siap dan iman yang kokoh.

Penulis: Tim Komsos Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal: 1 Desember 2024


About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar