Umbraculum menjadi bagian dari Lambang Takhta Suci sede vacante
KEKOSONGAN TAKHTA SUCI: GEREJA KATOLIK MASUKI MASA SEDE VACANTE PASCA WAFATNYA PAUS FRANSISKUS
Ketapang, 29 April 2025 — Gereja Katolik di seluruh dunia saat ini tengah memasuki masa sede vacante, sebuah periode transisi yang terjadi setelah wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025 pukul 07.35 CEST di Vatikan. Istilah sede vacante, berasal dari bahasa Latin yang berarti “kursi kosong”, merujuk pada kekosongan takhta episkopal, baik di tingkat keuskupan maupun Takhta Suci, akibat wafat atau pengunduran diri seorang uskup atau Paus.
Lumen gentium atau Konstitusi Dogmatis tentang Gereja
Masa Sede Vacante dan Artinya
Secara umum, sede vacante mencerminkan kekosongan kekuasaan dalam hierarki Gereja Katolik. Pada tingkat keuskupan, masa ini berlangsung saat seorang uskup meninggal, mengundurkan diri, diberhentikan, atau berpindah ke keuskupan lain. Sementara itu, dalam konteks Takhta Suci, sede vacante terjadi setelah Paus mangkat atau mengundurkan diri, dan berlangsung hingga terpilihnya Paus yang baru melalui Konklaf.
Kekosongan Takhta Episkopal
Dalam hukum kanonik Gereja Katolik, kekosongan takhta episkopal harus segera ditangani secara administratif. Jika seorang uskup mangkat, pengunduran diri diterima, atau diberhentikan, maka tugas penggantiannya bersifat sementara. Apabila terdapat uskup auksilier, maka ia akan menjalankan peran dengan otoritas seperti vikaris jenderal. Jika tidak, kolegium konsultor diharapkan dalam waktu delapan hari untuk memilih seorang administrator diosesan, yaitu seorang imam atau uskup berusia minimal 35 tahun. Dalam hal ini, semua pejabat vikaris jenderal dan vikaris episkopal kehilangan jabatannya kecuali mereka merupakan seorang uskup.
Namun, jika telah ada uskup koajutor di keuskupan tersebut, maka ia secara otomatis menggantikan posisi sebagai uskup diosesan, sehingga masa sede vacante tidak terjadi.
Kekosongan Takhta Suci dan Pemerintahan Sementara
Setelah wafatnya Paus Fransiskus, Gereja Katolik Roma, khususnya Keuskupan Roma, mengalami kekosongan takhta. Selama masa ini, seluruh kekuasaan kepausan ditangguhkan dan Takhta Suci dipimpin secara administratif oleh Dewan Kardinal. Namun, kekuasaan mereka terbatas hanya untuk menjalankan tugas-tugas rutin dan mendesak.
Kepala-kepala Kuria Roma secara otomatis mengundurkan diri dari jabatannya, kecuali Camerlengo yang tetap menjalankan tugas mengelola harta benda Takhta Suci dan Kepala Lembaga Persidangan Apostolik yang tetap aktif dalam pelayanan sakramental dan pengampunan dosa berat. Vikaris Jenderal Roma juga tetap menjalankan tugasnya secara pastoral.
Selama masa ini, lambang kepausan pun berubah: tiara digantikan dengan umbraculum (payung khas simbolik), yang menggambarkan kekosongan kekuasaan tertinggi Gereja dan peran sementara dari Camerlengo. Simbol ini juga terlihat dalam perangko dan koin khusus sede vacante yang diterbitkan oleh Negara Kota Vatikan.
Tahapan Masa Sede Vacante
-
Masa BerkabungSelama sembilan hari berturut-turut, umat Katolik di seluruh dunia mendoakan jiwa Paus Fransiskus dalam misa-misa khusus, yang dikenal sebagai novendiales. Seluruh liturgi tidak menyebutkan nama Paus dalam doa syukur agung sebagai tanda kekosongan takhta.
-
Persiapan KonklafPara kardinal diwajibkan hadir di Roma dalam waktu 15 hari setelah wafatnya Paus. Namun, jika hingga hari ke-20 masih terdapat yang belum hadir, konklaf tetap dimulai. Konklaf akan digelar di Kapel Sistina, di mana para kardinal berkumpul secara tertutup untuk memilih Paus yang baru.
-
Pemilihan PausPemungutan suara dilakukan secara rahasia dan memerlukan dua pertiga suara dari seluruh kardinal yang hadir. Asap hitam menandakan tidak ada Paus yang terpilih dalam satu putaran, sedangkan asap putih mengindikasikan bahwa seorang Paus telah terpilih.
-
Akhir Sede VacanteSetelah terpilih dan menerima jabatan, Paus baru akan mengambil alih cathedra Basilika Santo Yohanes Lateran dan masa sede vacante pun resmi berakhir. Inagurasi Paus baru akan diselenggarakan sesuai tradisi yang dipilih: penobatan atau pengangkatan.
Momentum Bersejarah bagi Gereja Universal
Kematian Paus Fransiskus menandai berakhirnya era pontifikat yang penuh kasih, dialog antaragama, dan advokasi bagi kaum miskin serta perlindungan lingkungan. Kini, perhatian umat Katolik dan dunia tertuju pada Konklaf mendatang yang akan menentukan arah baru kepemimpinan Gereja Katolik.
Dalam sejarah, masa sede vacante bisa berlangsung singkat atau cukup lama tergantung dinamika pemilihan. Misalnya, pada abad-abad sebelumnya, konklaf bahkan bisa berlangsung hingga berbulan-bulan. Namun dengan kemajuan transportasi dan komunikasi, masa transisi kini cenderung lebih efisien dan tertib.
Tanggal: 29 April 2025
0 comments:
Posting Komentar