Paus Leo XIV Resmi Mulai Masa Kepausannya, Serukan Persatuan Gereja dan Perdamaian Dunia dalam Misa Inaugurasi di Vatikan

 

Foto Bapa Suci Paus Leo XIV memimpin misa kudus untuk mengawali masa kepausannya, di Lapangan Santo Petrus di Vatikan

Paus Leo XIV Resmi Mulai Masa Kepausannya, Serukan Persatuan Gereja dan Perdamaian Dunia dalam Misa Inaugurasi di Vatikan

Ketapang, 18 Mei 2025.Di bawah langit cerah Vatikan yang menyambut fajar baru bagi Gereja Katolik, Misa Inaugurasi Paus Leo XIV menjadi momen monumental yang sarat makna spiritual dan historis. Ribuan umat dari berbagai belahan dunia memadati Lapangan Santo Petrus pada Minggu pagi, menyaksikan dengan penuh haru dan hormat ketika pemimpin baru umat Katolik sedunia itu memulai masa kepausannya secara resmi.

Foto Bapa Suci  Paus Leo XIV menyapa ribuan umat yang memadati lapangan Santo Petrus Vatikan, Minggu (18/5/2025) 
Foto Bapa Suci  Paus Leo XIV merayakan Misa untuk pelantikan resmi kepausannya.

Paus Leo XIV Paulus Clemens O’Hara adalah Paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat, tepatnya dari Chicago. Ia merupakan seorang imam dari Ordo Santo Agustinus (OSA) yang telah lama dikenal akan spiritualitas mendalam dan dedikasinya terhadap misi pastoral di daerah-daerah terpencil.

Dalam homili pertamanya sebagai Paus, Leo XIV dengan tegas menyerukan semangat persatuan Gereja dan perdamaian di tengah dunia yang kian terpolarisasi oleh konflik, ketakutan, dan ketidakadilan.

“Saya ingin agar kerinduan pertama kita adalah memiliki Gereja yang bersatu,” ucapnya mantap. “Gereja harus menjadi tanda dan sarana persekutuan, serta menjadi ragi bagi dunia yang diperdamaikan.”

Paus juga menyoroti krisis kemanusiaan dan lingkungan yang sedang melanda dunia, mulai dari peperangan, kesenjangan sosial, sampai eksploitasi bumi. Ia mengingatkan umat bahwa Gereja tidak boleh diam di tengah penderitaan manusia, tetapi harus hadir sebagai kekuatan moral yang menyembuhkan dan menyatukan.

“Dunia hari ini masih penuh dengan luka akibat kebencian, kekerasan, dan ketakutan terhadap perbedaan. Sistem ekonomi global yang tidak adil pun terus menekan kaum miskin dan merusak ciptaan. Di sinilah Gereja harus tampil sebagai saksi harapan,” tegas Paus Leo XIV dengan suara penuh empati.

Misa Bersejarah yang Dipadati Umat dan Pemimpin Dunia

Lebih dari 250.000 umat memadati Lapangan Santo Petrus dan jalan-jalan di sekitarnya, banyak di antaranya berdiri sejak subuh demi bisa menyaksikan langsung sejarah yang tengah terjadi. Layar-layar besar dipasang di banyak titik untuk memfasilitasi umat yang hadir dalam jumlah luar biasa besar.

Misa ini juga dihadiri oleh berbagai tokoh penting dari dunia politik, agama, dan diplomasi. Tampak di antara hadirin Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, Presiden Peru Dina Boluarte, serta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Rusia turut mengirim perwakilan, yaitu Menteri Kebudayaan Olga Liubimova sebuah isyarat langka diplomasi yang melampaui perbedaan geopolitik.

Selain itu, 36 gereja Kristen non-Katolik juga hadir bersama perwakilan dari komunitas Yahudi, Islam, Buddha, Hindu, Sikh, Jain, dan Zoroaster suatu simbol kuat dari kerinduan lintas agama akan dialog dan persaudaraan universal.

Momen Emosional dalam Penyerahan Lambang Kepausan

Salah satu titik puncak perayaan terjadi ketika Paus menerima dua lambang utama dari jabatan kepausan: pallium, selempang wol putih yang melambangkan tanggung jawab pastoral seorang gembala, dan cincin nelayan, simbol otoritas paus sebagai penerus Rasul Petrus.

Saat cincin disematkan, Paus Leo XIV tampak menunduk lama dalam doa, air matanya menandai momen refleksi dan kesungguhan akan beban tanggung jawab yang kini ia emban. Suasana hening yang menggetarkan terasa di seluruh lapangan.

Sambutan Hangat dari Umat Katolik dan Peziarah Dunia

Umat Katolik asal Amerika, khususnya, menyambut penuh haru atas terpilihnya Paus Leo XIV. Kalen Hill, peziarah dari Texas, mengungkapkan rasa bangganya,

“Saya tidak pernah membayangkan orang Amerika bisa menjadi Paus. Ini seperti melihat keluarga sendiri berdiri di hadapan dunia sebagai pelayan Kristus.”

Gregory Hudak, warga Chicago yang hadir bersama istrinya, bahkan mengatakan bahwa pengalaman melihat Paus dari dekat lebih luar biasa dibanding momen saat ia menonton legenda NBA Michael Jordan bermain secara langsung.

“Saya hanya berharap bisa masuk Kapel Sistina, tapi ternyata saya menyaksikan sejarah hidup,” katanya haru.

Prioritas Awal Kepemimpinan: Diplomasi Damai dan Doktrin Sosial

Sejak terpilih dalam konklaf yang berlangsung hanya dalam dua hari pada 8 Mei 2025, Paus Leo XIV telah mengumumkan prioritas pastoralnya: mendorong diplomasi yang berakar pada damai sejati, memperkuat keadilan sosial, serta menghidupkan kembali semangat doktrin sosial Gereja dalam menghadapi tantangan modern, seperti migrasi, kemiskinan, dan krisis lingkungan.

Dikenal memiliki gaya kepemimpinan yang reflektif dan membumi, Paus Leo XIV juga banyak menarik simpati dari kalangan konservatif yang merindukan kepastian moral, serta dari kalangan progresif yang mendambakan perhatian terhadap isu-isu kemanusiaan.

Misa diakhiri dengan berkat apostolik pertama dari Paus Leo XIV kepada umat Katolik dan seluruh dunia. Setelah itu, Paus memasuki Basilika Santo Petrus untuk menerima penghormatan dari lebih dari 150 delegasi resmi yang datang dari berbagai negara.

Dengan perayaan ini, dimulailah babak baru dalam sejarah Gereja Katolik. Masa kepausan Leo XIV menjanjikan suatu era yang ditandai oleh semangat rekonsiliasi, dialog lintas iman, kepekaan sosial, dan panggilan kuat untuk menjadikan Gereja sebagai mercusuar harapan di tengah zaman yang penuh tantangan.

Sumber: Vatikan News

Penulis:Tim Komsos Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal:  18  Mei 2025


About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar