Pertemuan Pendalaman Iman dan Pembinaan Liturgi Menyongsong Masa Adven 2025 di Lingkungan-Lingkungan Paroki Ketapang

 

Foto Bapak  Daduanto

Pertemuan Pendalaman Iman dan Pembinaan Liturgi Menyongsong Masa Adven 2025 di Lingkungan-Lingkungan Paroki Ketapang

Penguatan Iman Keluarga dan Semangat Pelayanan sebagai Panggilan Gereja Menyambut Tahun Yubilium: Adven sebagai Masa Harapan, Rekonsiliasi, dan Kerahiman

Ketapang, 24 November 2025.Malam Minggu, 23 November 2025, menjadi momen istimewa bagi umat Katolik di wilayah Paroki Ketapang ketika berbagai lingkungan menggelar Pertemuan Pendalaman Iman dan Pembinaan Liturgi menjelang Masa Adven 2025. Pertemuan yang berlangsung mulai pukul 18.00 WIB hingga selesai ini tidak sekadar menjadi rutinitas tahunan, tetapi tampil sebagai ruang perjumpaan iman yang sangat mendalam, mengobarkan kembali semangat umat untuk memasuki masa persiapan kelahiran Sang Juru Selamat.

Dengan mengusung tema “Keluarga sebagai Rumah Harapan: Menghidupi Doa, Rekonsiliasi, dan Kerahiman dalam Adven Tahun Yubilium”, pertemuan ini menyatukan seluruh umat dalam satu perhatian utama: keluarga sebagai pusat pembentukan iman. Tema Adven tahun ini memiliki kekhasan tersendiri karena jatuh pada Tahun Yubilium Gereja, tahun yang secara universal digemakan sebagai tahun harapan dan tahun kerahiman, sebuah momentum kudus yang mengundang umat beriman untuk memperbarui hidup rohani dan memperkuat relasi dengan sesama.

Di tengah dinamika kehidupan modern ketika keluarga menghadapi tekanan ekonomi, padatnya aktivitas, serta tantangan budaya digital Gereja mengajak umat untuk menjadikan Masa Adven 2025 sebagai kesempatan kembali ke pusat kehidupan Kristiani: keluarga yang berdoa, saling mengampuni, dan saling menopang dalam kasih.

Pertemuan yang berlangsung hangat, teduh, dan penuh semangat ini juga dihadiri serta diperkaya oleh refleksi dari berbagai tokoh umat, salah satunya Pak Daduanto, sosok yang dikenal luas sebagai pemikat suasana dan pribadi yang memiliki kepedulian mendalam terhadap pertumbuhan iman umat di lingkungan. Komentar dan kesan beliau pada malam itu menjadi salah satu inti renungan yang sangat diapresiasi umat.

Pembukaan Pertemuan: Ibadat Awal yang Menghangatkan Suasana

Pertemuan dimulai tepat pukul 18.00 WIB. Umat berkumpul di ruang pertemuan lingkungan dengan suasana penuh keakraban. Lilin-lilin kecil disusun rapi di meja altar sederhana, sebagai simbol masa penantian yang akan segera dimulai. Seorang prodiakon memimpin doa pembuka yang mengajak seluruh umat menyiapkan hati sambil merenungkan pesan dasar Adven: kesediaan menantikan Tuhan dengan hati yang bertobat dan penuh pengharapan.

Doa pembuka menekankan tiga nilai utama Adven:

  1. Harapan – bahwa Tuhan yang dinanti benar-benar datang membawa terang baru.

  2. Pertobatan – membuka hati dari segala sikap lama yang merusak relasi, terutama dalam keluarga.

  3. Sukacita dan kedamaian – karena Tuhan hadir dalam kesederhanaan dan keheningan.

Setelah itu, lagu pembuka “Datanglah Ya Emanuel” dinyanyikan bersama. Suara umat yang berpadu menciptakan suasana hening tetapi penuh makna. Bukan sekadar formalitas, tetapi menjadi bentuk nyata penyerahan diri umat untuk masuk dalam pertemuan yang mempersiapkan diri menyambut kelahiran Sang Mesias.

Pendalaman Materi Utama: Adven, Keluarga, dan Tahun Yubilium

Pada sesi inti, fasilitator menguraikan makna Adven tahun ini yang bertepatan dengan Yubilium Gereja, sebuah kesempatan istimewa yang tidak terjadi setiap tahun. Secara khusus dijelaskan bahwa Tahun Yubilium 2025 diwarnai dengan dua penekanan besar: Harapan dan Kerahiman. Dalam konteks Adven, kedua penekanan ini menyatu menjadi satu seruan: kembali kepada Allah melalui keluarga sebagai pintu rahmat.

Diuraikan bahwa:

1. Adven adalah masa rekonsiliasi dalam keluarga

Keluarga menjadi titik awal keselamatan. Meski dunia modern sering merusak kedekatan keluarga melalui kesibukan tanpa batas, kecanduan gadget, atau tekanan hidup, Adven mengundang setiap keluarga untuk kembali terhubung secara rohani dan emosional.

Keluarga Katolik dipanggil menjadi:

  • tempat aman bagi anak-anak,

  • ruang dialog yang saling menghargai,

  • rumah yang menjadi saksi kasih Allah,

  • tempat damai yang mempersiapkan kelahiran Yesus.

Fasilitator menegaskan bahwa rekonsiliasi bukan sekadar saling meminta maaf, tetapi juga membangun kembali kepercayaan, kesabaran, dan komunikasi yang penuh kasih.

2. Doa keluarga sebagai jalan menuju keselamatan

Doa keluarga bukan hanya kebiasaan rohani, tetapi dasar spiritual yang mengokohkan relasi antaranggota keluarga dan relasi keluarga dengan Allah.

Tema Adven tahun ini menekankan:

  • perlunya waktu doa bersama secara rutin,

  • praktik baca Kitab Suci bersama,

  • penciptaan “sudut doa” di rumah,

  • serta kebiasaan saling mendoakan secara eksplisit.

Doa dinyatakan sebagai “pintu keselamatan”, sebab melalui doa, keluarga menyerahkan hidupnya kepada Tuhan dan membuka ruang bagi karya Roh Kudus.

3. Pelayanan liturgi sebagai bentuk penguatan iman

Umat diingatkan bahwa mereka yang bertugas di bidang liturgi—prodiakon, lektor, pemazmur, koor, hingga seksi liturgi lingkungan—memiliki peran sentral dalam menciptakan suasana iman yang mendalam selama masa Adven.

Tuntutan pembinaan liturgi tahun ini meliputi:

  • penghayatan makna warna ungu Adven,

  • kesediaan melayani dengan kerendahan hati,

  • persiapan bacaan dan mazmur yang lebih matang,

  • pendalaman makna lilin-lilin Adven,

  • serta penataan tata perayaan ibadat lingkungan.

Kesan Kuat Pak Daduanto: Tema Adven yang “Sangat Menarik dan Sangat Penting”

Salah satu bagian paling berkesan dalam pertemuan malam itu adalah refleksi dan kesan yang disampaikan Pak Daduanto. Beliau dikenal sebagai pribadi yang mendalam dalam berteologi pastoral dan sangat peduli pada pertumbuhan iman keluarga.

Menurut beliau, tema Adven tahun ini sangat menarik karena lahir dalam konteks Tahun Yubilium, yaitu tahun harapan dan tahun kerahiman. Hal itu menjadikan Adven 2025 sebagai masa yang sangat kaya untuk memperbarui kehidupan rohani keluarga Katolik.

1. Adven Berbicara tentang Keluarga – Ruang Rekonsiliasi dan Kasih

Beliau menegaskan:

“Berbicara tentang keluarga sangat penting sekali adanya rekonsiliasi dalam keluarga-keluarga agar semua keluarga menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi kelahiran Juru Selamat.”

Pak Daduanto menekankan bahwa rumah tangga bukan sekadar tempat tinggal, tetapi tempat di mana Kristus lahir. Karena itu, setiap bentuk konflik, ketegangan, atau jarak antaranggota keluarga harus disembuhkan melalui rekonsiliasi dan dialog penuh kasih.

2. Doa Keluarga sebagai Pintu Keselamatan

Beliau melanjutkan dengan poin kedua:

“Berbicara tentang doa dalam keluarga menghantar ke pintu keselamatan. Poin ini menegaskan bahwa penting ada waktu doa bersama dalam keluarga.”

Doa bersama tidak bisa diganti oleh aktivitas lain. Menurut beliau, keluarga yang menyediakan waktu doa—bahkan hanya 5–10 menit—akan merasakan kehadiran Tuhan yang memulihkan relasi antaranggota keluarga.

3. Pertobatan sebagai Jalan Menuju Keselamatan

Beliau kemudian menambahkan pentingnya sikap pertobatan dalam hidup berkeluarga:

“Berbicara tentang pertobatan sebagai jalan menuju keselamatan. Bertobat dan berdamai itu perlu jika kita mau sampai pada Tuhan sebagai pintu keselamatan.”

Adven adalah masa untuk melihat kembali kekurangan diri, meminta maaf, dan memperbaiki hubungan. Pertobatan bukan hanya menyesal, tetapi berubah—menata ulang hati, pikiran, dan perbuatan agar sejalan dengan kehendak Tuhan.

4. Yesus Lahir sebagai Jalan dan Pintu Keselamatan

Puncak refleksi beliau adalah penghayatan Kristologis yang sangat kuat:

“Yesus lahir menjadi jalan dan pintu keselamatan. Yesus adalah jalan, kebenaran, dan kehidupan. Kelahiran-Nya harus bisa menghantar kita kepada-Nya sebagai pintu yang memberikan harapan, keselamatan, dan kehidupan dalam keluarga kita masing-masing.”

Inilah inti Adven: Allah hadir di tengah keluarga untuk memberi jalan baru. Keluarga yang menerima Kristus akan memancarkan harapan dan damai bagi lingkungan sekitarnya.


Kesan Pak Daduanto: Pesan Mendalam tentang Keluarga dan Doa

Dalam sesi refleksi dan kesan, Pak Daduanto memberikan pandangan yang sangat diapresiasi umat. Beliau menegaskan kembali urgensi tema Adven tahun ini yang menurutnya sangat menarik karena lahir pada Tahun Yubilium, tahun pengharapan, dan tahun kerahiman.

Beliau menguraikan kesannya dalam dua pokok besar yang sangat menyentuh:

1. Tema Adven tentang keluarga sangat penting

Menurut Pak Daduanto, fokus Adven pada keluarga bukan sekadar tema umum, tetapi panggilan mendesak untuk membangun rekonsiliasi dan kedamaian.

Beliau menegaskan bahwa:

“Berbicara tentang keluarga sangat penting sekali. Dalam keluarga perlu ada rekonsiliasi agar semua keluarga menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi kelahiran Sang Juru Selamat.”

Pernyataan ini menekankan bahwa persiapan menyambut kelahiran Yesus tidak dapat dilakukan hanya secara ritual atau formal, tetapi harus dimulai dari rumah—dari hati yang damai, dari hubungan keluarga yang utuh.

2. Doa keluarga sebagai pintu keselamatan

Pak Daduanto juga menggarisbawahi urgensi doa dalam keluarga:

“Doa dalam keluarga menghantar kita ke pintu keselamatan. Poin ini menegaskan bahwa penting bagi setiap keluarga menyediakan waktu doa bersama.”

Beliau menambahkan bahwa keluarga yang mendoakan satu sama lain adalah keluarga yang kuat menghadapi berbagai badai kehidupan. Doa keluarga menjadi bentuk kesatuan batin yang tidak dapat digantikan oleh apa pun.

Sesi Diskusi: Menyuarakan Realitas Keluarga di Era Modern

Setelah penyampaian kesan dan refleksi, acara dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Umat dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil untuk mendalami dua pertanyaan inti:

  1. Apa tantangan terbesar keluarga Katolik saat ini dalam hidup doa dan persatuan?

  2. Praktik sederhana apa yang dapat dilakukan keluarga untuk menghidupi Adven 2025?

Dari diskusi, muncul berbagai pandangan yang sangat kaya:

Tantangan yang diungkapkan umat:

  • kesibukan kerja orang tua,

  • waktu berkumpul yang sangat terbatas,

  • anak-anak yang lebih tertarik pada gawai,

  • kurangnya komunikasi terbuka dalam keluarga,

  • beban ekonomi yang menguras energi orang tua,

  • perbedaan generasi yang semakin terasa.

Ide-ide sederhana untuk menghidupi Adven di rumah:

  • membuat jadwal doa bersama setiap malam,

  • menyalakan lilin Adven setiap minggu bersama keluarga,

  • membaca Kitab Suci secara bergantian,

  • saling mendoakan secara langsung,

  • mengurangi penggunaan gadget minimal 30 menit setiap malam,

  • membuat kalender Adven keluarga,

  • melakukan tindakan kasih sederhana setiap hari.

Pembinaan Liturgi: Mempersiapkan Pelayanan yang Lebih Mendalam

Sesi berikutnya berfokus pada pembinaan liturgi. Pembicara menekankan bahwa Adven bukan hanya persiapan rohani, tetapi juga persiapan liturgi yang matang agar perayaan ibadat benar-benar mengantar umat memasuki suasana penantian yang suci.

Beberapa poin penting pembinaan liturgi meliputi:

1. Penghayatan makna simbol-simbol Adven

  • Warna ungu melambangkan tobat dan harapan.

  • Lingkaran Adven melambangkan kasih Allah yang tidak berujung.

  • Lilin Adven menandai perjalanan menuju terang Kristus.

2. Tata ibadat yang sederhana namun bermakna

  • Menghindari hiasan berlebihan sebelum Natal.

  • Mempertahankan suasana hening dan teduh.

  • Pemilihan lagu-lagu liturgi khas Adven.

3. Tanggung jawab pelayan liturgi

Para pelayan liturgi diingatkan untuk:

  • mempersiapkan diri secara rohani,

  • melaksanakan tugas dengan disiplin,

  • mempelajari bacaan dan mazmur,

  • serta menjaga sikap penuh hormat selama ibadat.

Renungan Bersama: Adven adalah Perjalanan Menuju Kedalaman Hati

Dalam sesi ini, umat diajak merenungkan bahwa perjalanan menuju Natal bukan perjalanan fisik, melainkan perjalanan hati: dari kegelapan menuju terang, dari kegelisahan menuju damai, dari konflik menuju rekonsiliasi.

Renungan ini menekankan:

  • Adven mengundang umat membuka ruang bagi Tuhan untuk berkarya.

  • Persiapan paling utama bukanlah dekorasi, tetapi pertobatan.

  • Kehadiran Yesus membawa harapan baru bagi keluarga yang terluka.

Renungan juga memanggil umat untuk menghadirkan Yesus melalui tindakan kecil: senyuman, waktu bersama, pengampunan, kejujuran, dan kesediaan untuk mendengarkan anggota keluarga lainnya.

Peneguhan Iman dari Para Pembicara

Sebelum penutupan, beberapa tokoh umat memberikan kata-kata peneguhan. Mereka menekankan bahwa:

  • Adven tahun ini luar biasa karena bertepatan dengan Tahun Yubilium.

  • Setiap keluarga dipanggil menjadi sakramen kasih Allah.

  • Gereja membutuhkan keterlibatan umat.

  • Pelayanan liturgi adalah karya bersama, bukan beban individu.

Para pembicara juga mengajak umat memaknai Adven sebagai saat untuk menata kembali kehidupan: memaafkan, menyembuhkan, dan meneguhkan.

Penutup: Harapan Baru Menjelang Adven

Pertemuan malam itu ditutup dengan doa dan berkat penutup. Suasana haru dan damai terasa karena umat merasakan semangat baru, khususnya setelah mendengarkan refleksi mendalam dari Pak Daduanto dan para pembicara lainnya.

Doa penutup menyuarakan harapan:

  • agar setiap keluarga diberi kekuatan untuk hidup rukun,

  • agar Tuhan menuntun umat membuka hati bagi rekonsiliasi,

  • agar doa keluarga semakin subur,

  • dan agar pelayanan liturgi berjalan penuh sukacita.

Umat kemudian saling bersalaman, mengucapkan salam damai, dan saling mendoakan memasuki Masa Adven yang sebentar lagi dimulai.

Kesimpulan Umum

Pertemuan Pendalaman Iman dan Pembinaan Liturgi ini tidak hanya menambah wawasan umat, tetapi juga menjadi titik awal pembaruan hidup beriman dalam keluarga. Tema Adven yang menekankan harapan, rekonsiliasi, dan doa keluarga benar-benar menyentuh inti kehidupan Kristiani.

Kesan dan refleksi Pak Daduanto menjadi salah satu highlight yang memperkuat arah pertemuan: bahwa keluarga adalah tempat pertama dan utama bagi Kristus untuk hadir, dan bahwa doa keluarga adalah gerbang menuju keselamatan.

Umat pulang dengan hati penuh sukacita, membawa komitmen baru untuk menghidupi Adven dengan lebih bermakna bukan hanya di gereja, tetapi terutama di rumah, di tengah keluarga, di ruang paling sederhana tempat Kristus ingin lahir kembali.

📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa

Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal:   24  November  2025


About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar