Ritus Penumpangan Tangan dalam Misa Tahbisan Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo sebagai Uskup Surabaya.
Ketapang, 24 Januari 2025 - Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo secara resmi ditahbiskan menjadi Uskup Surabaya dalam sebuah Misa Tahbisan yang dipimpin oleh Nunsio Apostolik untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo. Upacara sakral ini berlangsung di Auditorium Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya pada Rabu, 22 Januari 2025. Uskup Ketapang, Mgr. Pius Riana Prapdi dan Uskup Malang, Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan, O.Carm bertindak sebagai uskup pendamping dalam tahbisan tersebut.
Pentahbisan ini merupakan momen penting yang menandai peralihan kepemimpinan dalam Keuskupan Surabaya. Sehari sebelum tahbisan, rangkaian acara dimulai dengan Vesper Agung yang dipimpin oleh Uskup Purwokerto, Mgr. Christoporus Tri Harsono. Dalam kesempatan itu, Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo, yang akrab disapa Romo Didik, menyampaikan janji setia sebagai Uskup Surabaya dan menerima pemberkatan lambang-lambang uskup.
Ritus Penumpangan Tangan dalam Misa Tahbisan Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo sebagai Uskup Surabaya.Prosesi tahbisan dimulai dengan pertanyaan dari Mgr. Piero kepada Mgr. Didik mengenai kesediaannya menjalankan tugas sebagai Uskup Surabaya. Dengan tegas dan lantang, Mgr. Didik menjawab, "Saya bersedia." Bagian penting dari upacara ini adalah penumpangan tangan oleh para uskup serta pemakaian atribut resmi uskup yang menandai pengukuhan spiritualnya.
Dalam homili yang disampaikan oleh Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, tema tahbisan "Mencintai seperti Kristus Mencintai" diulas dengan mendalam. Kardinal Suharyo merefleksikan percakapan antara Yesus dan Petrus yang menggambarkan perjalanan kasih manusia menuju kasih ilahi yang sempurna. Beliau menegaskan bahwa kasih yang terbatas dapat bertumbuh menjadi kasih yang sempurna sebagaimana yang dicontohkan Petrus dalam pelayanan pastoralnya.
Salah satu hal menarik dalam tahbisan ini adalah permintaan khusus Mgr. Didik yang tidak ingin dipanggil dengan sebutan "monsinyur" atau "yang mulia", melainkan lebih memilih panggilan "romo uskup" atau "bapak uskup". Kardinal Suharyo menyampaikan bahwa ini adalah permintaan sederhana yang mencerminkan kerendahan hati dan kesederhanaan dari uskup yang baru.
Dalam sambutan setelah tahbisan, Mgr. Didik menceritakan perjalanan panggilan imamatnya yang penuh dengan bimbingan dan ketaatan kepada Gereja. Ia mengenang saat pertama kali diwawancarai oleh Romo Vincentius Sutikno Wisaksono, yang kemudian menjadi Uskup Surabaya sebelum dirinya. Kedekatan mereka berlanjut ketika ia melanjutkan studi di Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII Malang, di mana Mgr. Sutikno saat itu menjabat sebagai rektor.
Mgr. Didik juga berbagi pengalaman ketika ia sempat ditugaskan ke Keuskupan Ketapang, sebelum akhirnya kembali ke Surabaya sebagai Vikaris Jenderal. Ia mengungkapkan bahwa saat ditunjuk sebagai Uskup Surabaya, dirinya merasa tidak layak dan penuh kekurangan, namun yakin akan rencana Tuhan melalui kepercayaan yang diberikan oleh Paus Fransiskus.
Mgr. Piero Pioppo dalam sambutannya menyampaikan keyakinan bahwa mendiang Mgr. Sutikno akan merasa bangga atas pengangkatan ini dan berharap Mgr. Didik dapat menggembalakan lebih dari 150.000 umat Katolik yang tersebar di 47 paroki dalam Keuskupan Surabaya.
Sebagai uskup ketujuh dalam sejarah Keuskupan Surabaya, Mgr. Didik mengambil moto tahbisannya "Diligere sicut Christus dilexit" yang berarti "Mencintai seperti Kristus Mencintai". Moto ini terinspirasi dari tahbisan imamatnya pada tahun 1996 yang berlandaskan pada Injil Yohanes 17:26.
Keuskupan Surabaya memiliki cakupan wilayah yang luas, mencakup beberapa kota dan kabupaten di Jawa Timur, seperti Kota Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Lamongan, Bojonegoro, Tuban, serta sebagian wilayah di Pasuruan. Selain itu, Keuskupan Surabaya juga melayani umat di sebagian wilayah Jawa Tengah, yaitu di Kabupaten Blora dan Kabupaten Rembang.
Dengan moto yang kuat dan kerendahan hati dalam pelayanannya, Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo diharapkan dapat membawa Keuskupan Surabaya menuju pertumbuhan iman yang semakin kuat dalam kasih Kristus.
0 comments:
Posting Komentar