Ketapang, 20 Februari 2025 – Umat Lingkungan Santa Sesilia, Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, Keuskupan Ketapang, dengan penuh syukur dan kebersamaan melaksanakan misa lingkungan yang telah terjadwal. Misa kudus ini diselenggarakan di rumah salah satu umat, Bapak Gerardus Bambang WS, sebagai wujud nyata dari iman yang hidup dalam komunitas. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh RP. Vitalis Nggeal, CP., dengan bacaan pertama yang dibawakan oleh Bapak Yohanes Suprastha dan Mazmur yang dilantunkan dengan penuh penghayatan oleh Ibu Emilia Sri Wahyuni.
Misa lingkungan ini menjadi momen yang istimewa bagi umat untuk semakin mempererat tali persaudaraan dalam iman. Dalam homilinya, RP. Vitalis Nggeal, CP. menyoroti Injil Markus 8:31, yang berisi pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus serta syarat-syarat untuk mengikut Dia. Beliau menekankan bahwa sebagai murid Kristus, setiap orang percaya harus siap menghadapi penderitaan dan tantangan dalam hidup, sebagaimana Yesus sendiri mengalami sengsara, wafat, dan akhirnya bangkit dari antara orang mati.
Makna Salib dalam Kehidupan Seorang Kristen
Dalam refleksi yang mendalam, RP. Vitalis menegaskan bahwa penderitaan bukanlah sesuatu yang harus dihindari, tetapi justru menjadi jalan menuju kemuliaan. "Yesus telah memberikan teladan bahwa dalam penderitaan, ada makna yang lebih dalam. Salib yang kita pikul dalam kehidupan sehari-hari bukanlah tanda kekalahan, melainkan jalan menuju kebangkitan dan kehidupan kekal," ujarnya.
Beliau mengajak umat untuk merenungkan makna salib dalam kehidupan masing-masing. Ada kalanya kita dihadapkan pada kesulitan, kekecewaan, dan berbagai tantangan, baik dalam keluarga, pekerjaan, maupun dalam pelayanan di gereja. Namun, seperti Yesus yang tetap setia menjalani jalan salib-Nya, demikian pula umat diharapkan untuk tetap teguh dalam iman.
Melawan Godaan untuk Menyerah
Salah satu tantangan terbesar dalam mengikut Kristus adalah godaan untuk menyerah ketika menghadapi kesulitan. RP. Vitalis mengingatkan bahwa saat Yesus memberitahukan tentang penderitaan-Nya, banyak murid yang terkejut dan bahkan menolak gagasan tersebut. Petrus, yang begitu mengasihi Yesus, berusaha mencegah-Nya, tetapi Yesus dengan tegas berkata, "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia" (Markus 8:33).
Hal ini menunjukkan bahwa manusia cenderung menghindari penderitaan, tetapi Yesus mengajarkan bahwa jalan salib adalah bagian dari kehidupan orang beriman. Dalam konteks kehidupan sehari-hari, penderitaan bisa hadir dalam berbagai bentuk: ketidakadilan, penyakit, kegagalan, atau bahkan penganiayaan karena iman. Namun, dengan mengingat bahwa Yesus sendiri telah lebih dahulu menanggung semua penderitaan ini, kita dikuatkan untuk tetap berjalan di jalan-Nya.
Kesetiaan dalam Iman: Meluangkan Waktu untuk Tuhan
Dalam bagian akhir homilinya, RP. Vitalis mengajak umat untuk merefleksikan sejauh mana mereka telah mengutamakan Tuhan dalam hidup sehari-hari. “Seberat apa pun kesibukan dan kegiatan kita, hendaknya kita tetap meluangkan waktu untuk Misa atau ibadat sebagai wujud cinta kita kepada Tuhan,” tegasnya.
Beliau menekankan bahwa sering kali umat tergoda untuk mengesampingkan doa dan perayaan Ekaristi karena alasan kesibukan duniawi. Padahal, justru dalam kesibukan itulah kita semakin membutuhkan kekuatan rohani agar mampu menjalani hidup dengan penuh iman dan kasih.
Penutup: Mewujudkan Iman dalam Tindakan
Misa lingkungan ini tidak hanya menjadi kesempatan untuk berdoa bersama, tetapi juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan antarumat dan memperdalam pemahaman akan panggilan sebagai pengikut Kristus. RP. Vitalis menutup homilinya dengan doa dan ajakan kepada umat untuk selalu mengandalkan Tuhan dalam segala hal.
Setelah perayaan Ekaristi, umat saling berbagi pengalaman iman dan mempererat persaudaraan dalam kebersamaan. Dengan demikian, semangat pengorbanan dan kebangkitan yang diajarkan dalam Injil Markus 8:31 tidak hanya menjadi refleksi, tetapi juga dihidupi dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis: Tim Komsos Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Tanggal: 20 Februari 2025
0 comments:
Posting Komentar