Ketapang, 15 Februari 2025 – Perayaan Cap Go Meh di Ketapang yang berlangsung pada 12 Februari 2025 menjadi momen penuh sukacita bagi masyarakat. Acara ini menampilkan berbagai atraksi budaya khas Tionghoa, termasuk barongsai, tatung, serta parade lampion yang menerangi malam kota Ketapang. Perayaan yang berlangsung meriah ini tidak hanya dihadiri oleh masyarakat keturunan Tionghoa, tetapi juga oleh berbagai elemen masyarakat yang menunjukkan kebersamaan dalam keberagaman.
Tangkapan Layar Akun Instagram
Pribadi Bapa.Uskup Keuskupan Ketapang. Mgr.Pius Riana Prapdi.
Di tengah semarak perayaan ini, Uskup Keuskupan Ketapang, Mgr. Pius Riana Prapdi, dalam unggahan di akun Instagram pribadinya pada 13 Februari 2025, mengajak umat untuk merenungkan pentingnya perbedaan dalam kehidupan. Beliau mengutip Kitab Kejadian 2:18: "Tuhan Allah berfirman: 'Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.'"
Dalam refleksi yang dibagikan kepada para pengikutnya, Mgr. Pius menegaskan bahwa keberagaman adalah anugerah yang seharusnya membawa sukacita. “Karena berbeda, kami dapat bersukacita,” tulisnya, yang mendapat respons positif dari banyak orang, termasuk pengguna Instagram dengan nama Ollagundaleng dan 71 lainnya yang menyukai unggahan tersebut.
Pesan ini menegaskan kembali pentingnya kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat. Di Ketapang, semangat toleransi dan persaudaraan terus berkembang, terutama dalam momen-momen kebudayaan seperti Cap Go Meh, yang menjadi ajang mempererat persaudaraan antarumat beragama dan budaya.
Sebagai daerah yang kaya akan keberagaman, Ketapang kembali menunjukkan bahwa harmoni dapat tercipta ketika perbedaan dihargai dan dirayakan bersama. Pesan dari Uskup Keuskupan Ketapang semakin memperkuat nilai-nilai kebersamaan yang menjadi fondasi kuat dalam kehidupan bermasyarakat di wilayah ini.
Penulis: Tim Komsos Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Tanggal: 15 Februari 2025
0 comments:
Posting Komentar