*PERINGATAN 40 HARI MENINGGALNYA IBU ELIZABET JEMIUT: KENANGAN AKAN KESETIAAN DALAM IMAN DAN PELAYANAN*

RP. Vitalis Nggeal, CP.Pimpin peringatan 40 hari meninggalnya Ibu Elizabet Jemiut.Ibunda Tercinta

Ketapang, Senin, 17 Februari 2025 – Suasana haru dan penuh syukur menyelimuti Gedung Jeroon Stoop,CP. Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, Keuskupan Ketapang, dalam peringatan 40 hari meninggalnya Ibu Elizabet Jemiut, ibunda dari RP. Vitalis Nggeal, CP. Ibadat yang diadakan pada Senin, 17 Februari 2025, pukul 18.00 WIB, dihadiri oleh umat serta jajaran Dewan Pastoral Paroki (DPP), termasuk Ketua DPP, Bapak Jeno Leo.

Dalam homilinya, RP. Vitalis Nggeal, CP., menyampaikan refleksi mendalam bertajuk Tinggal di Dalam Kasih. Ia mengajak umat untuk mengikuti kehendak Allah dengan penuh kasih agar dapat memperoleh sukacita sejati. Dalam kenangannya, Pastor Vitalis menggambarkan sosok almarhumah sebagai seorang ibu yang penuh kasih, setia dalam iman, dan tak henti-hentinya berdoa bagi keluarganya.

Mama dulu, kami di rumah selalu ramai, dan rumah kami dekat dengan gereja. Mama mengenal para pastor, suster, dan tamu keuskupan, serta selalu memberikan pelayanan dengan tulus. Ketika kami kehilangan Mama, kami kembali mengingat segala kebaikan beliau. Itu yang membuat Mama dikenal dalam melayani. Pokoknya, ketika Mama bergerak, semuanya beres, ungkap Pastor Vitalis penuh haru.

Salah satu kenangan yang membekas adalah ketika Mgr. Pius Riana Prapdi, Uskup Keuskupan Ketapang, berkunjung ke rumah mereka di Ruteng. Almarhumah yang tidak fasih berbahasa Indonesia tetap menjawab dalam bahasa daerahnya. Momen itu menciptakan kehangatan dan sukacita bagi Uskup, yang merasa terhibur oleh keramahan almarhumah.

Pastor Vitalis juga mengenang bagaimana ibunya menjalani hidup dalam iman yang mendalam. Bapak sering tidak di rumah karena berjualan minyak dan daging. Mama menghayati iman sebagai orang Katolik, setia dalam perkara kecil dan besar. Saya menjadi imam juga karena doa Mama. Mama selalu berdoa rosario. Bahkan ketika rosarionya sudah tidak memiliki salib lagi, ia tetap menggunakannya. Kami berkali-kali membelikan rosario baru, tetapi Mama menolaknya dan tetap setia dengan yang lama.

Momen kehilangan yang mendalam terjadi ketika almarhumah dilarikan ke rumah sakit dan akhirnya dipanggil Tuhan setelah beberapa hari dirawat. Sudah waktunya Tuhan, ujar Pastor Vitalis dengan pasrah.






























































































Sebagai penutup, Pastor Vitalis mengajak umat untuk meneladani kasih dan kesetiaan dalam perkara kecil. Mari kita menjalankan hal yang kecil. Kita hanya perlu saling menyapa, memberi salam, menghormati sesama, dan belajar untuk mengasihi satu sama lain. Tuhan memberkati.

Peringatan 40 hari ini menjadi momen untuk mengenang teladan hidup almarhumah, yang mengajarkan bahwa kasih dan doa adalah kekuatan sejati dalam kehidupan beriman.


Penulis: Tim Komsos Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal: 17   Februari  2025

About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar