Menapaki Jalan Salib, Memaknai Pengorbanan: Pendalaman Iman Katolik di Paroki Santo Agustinus Paya Kuamang.Keuskupan Ketapang

 

                   Pastor Vikaris ex officio RP. FX. Oscar Aris Sudarmadi, CP memberikan berkat                                   bagi seluruh umat yang hadir.

Ketapang, 15 Maret 2025 - Dalam suasana penuh hikmat dan refleksi, Umat Paroki Santo Agustinus Paya Kuamang Keuskupan Ketapang menyelenggarakan ibadat Jalan Salib pada Jumat, 14 Maret 2025. Kegiatan ini menjadi momen istimewa bagi umat untuk menghayati kembali perjalanan sengsara Yesus Kristus sebagai bagian dari persiapan batin memasuki masa Prapaskah.






















Ibadat ini dipimpin oleh kelompok Lingkungan St. Phillipus, yang membawakan perhentian demi perhentian Jalan Salib dengan penuh penghayatan. Setiap perhentian menggambarkan penderitaan Yesus, mulai dari pengadilan oleh Pontius Pilatus hingga wafat-Nya di kayu salib dan pemakaman-Nya. Renungan dalam setiap perhentian mengajak umat untuk merenungkan kasih dan pengorbanan Kristus serta menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.

Pastor Kepala ex officio RP. Vitalis Nggeal, CP turut hadir dalam ibadat ini, memberikan makna mendalam bagi umat yang mengikuti prosesi. Di bagian penutup, Pastor Vikaris ex officio RP. FX. Oscar Aris Sudarmadi, CP memberikan berkat bagi seluruh umat yang hadir.

Petugas ibadat berasal dari Lingkungan St. Phillipus, dengan Organis Ibu Popy yang mengiringi nyanyian dalam ibadat tersebut.

Empat Belas Perhentian Jalan Salib

  1. Yesus dijatuhi hukuman mati
  2. Yesus memanggul salib
  3. Yesus jatuh untuk pertama kalinya
  4. Yesus berjumpa dengan ibu-Nya
  5. Yesus ditolong oleh Simon dari Kirene
  6. Wajah Yesus diusap oleh Veronika
  7. Yesus jatuh untuk kedua kalinya
  8. Yesus menghibur perempuan-perempuan yang menangisi-Nya
  9. Yesus jatuh untuk ketiga kalinya
  10. Pakaian Yesus ditanggalkan
  11. Yesus disalibkan
  12. Yesus wafat di kayu salib
  13. Yesus diturunkan dari salib
  14. Yesus dimakamkan

Jalan Salib (Bahasa Latin: Via Crucis), juga dikenal sebagai Via Dolorosa atau Jalan Penderitaan, merujuk pada penggambaran masa-masa terakhir Yesus dan devosi yang memperingati penderitaan tersebut. Tradisi devosi ini mulai berkembang sejak Santo Fransiskus Assisi dan menyebar ke seluruh Gereja Katolik Roma pada abad pertengahan. Saat ini, ibadat Jalan Salib menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Prapaskah, terutama pada Hari Jumat Agung dan Jumat malam selama masa Prapaskah.

Sejarah Jalan Salib

Sejarah ibadat Jalan Salib bermula pada abad ke-14, diperkenalkan oleh para biarawan Ordo Fransiskan (OFM), terutama sejak St. Fransiskus Assisi mengalami stigmata. Pada awalnya, ibadat ini tidak memiliki perhentian-perhentian seperti yang dikenal sekarang. Rute dan jumlah perhentian berubah seiring waktu hingga akhirnya Paus Klemens XII pada abad ke-18 menetapkan jumlah dan lokasi perhentian secara definitif.

Ibadat Jalan Salib kini juga menjadi bagian dari tempat-tempat peziarahan Katolik, seperti Gua Maria atau Gereja, serta dipasang dalam setiap gereja Katolik sebagai sarana devosi bagi umat.

Dengan penyelenggaraan ibadat ini, umat Paroki Santo Agustinus Paya Kuamang diingatkan kembali akan makna pengorbanan Kristus dan diajak untuk semakin mendalami iman mereka dalam menjalani masa Prapaskah.

Penulis:Tim Komsos Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal: 15 Maret 2025.

About SEMANGAT TINGGI

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar