Status yang diunggah RP. Vitalis tampak singkat, namun menyimpan kedalaman spiritual yang menyentuh relung batin. Pesan tersebut berbunyi:
"Membangun Persaudaraan Manusia."
Sebuah kalimat sederhana yang mencerminkan makna universal kasih, dialog antaragama, dan perdamaian dunia.
Pesan tersebut menyertai momen penuh makna: penyerahan buku Dokumen Abudhabi oleh Mgr. Pius Riana Prapdi kepada seorang saudara Muslim, dalam semangat saling menghargai dan mempererat persaudaraan. Tindakan simbolis ini bersama Ustad Nanang ,mengunjungi tokoh muslim Asih Farahmi, ST., seorang pegiat pertanian yang juga turut mendukung kehidupan lintas iman di Ketapang.
Dokumen Abudhabi sendiri merupakan deklarasi bersejarah yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Ahmad Al-Tayyeb, pada tahun 2019. Dokumen ini menjadi fondasi penting dalam membangun hubungan harmonis antarumat beragama. Pesannya jelas: menghapus kekerasan atas nama agama, memperkuat dialog, memperjuangkan keadilan, dan menciptakan dunia yang damai dan berbelas kasih.
Tak heran bila Fratelli Tutti, ensiklik Paus Fransiskus yang terbit kemudian, mengambil semangat Dokumen Abudhabi sebagai titik tolaknya. "Kita semua bersaudara," tulis Paus dalam ensiklik tersebut sebuah kalimat yang kini menggema dari Ketapang ke penjuru dunia.
Unggahan singkat RP. Vitalis dan tindakan profetik Mgr. Pius adalah bentuk konkret bagaimana pesan lintas iman tidak hanya berhenti pada dokumen, tetapi dihidupi dan diwujudkan dalam relasi nyata. Bagi umat Katolik, ini menjadi penyemangat iman. Bagi masyarakat luas, ini menjadi undangan terbuka untuk merajut damai, merawat perbedaan, dan menyatukan cinta kasih sebagai dasar hidup bersama.
Di tengah dunia yang masih dilanda konflik, prasangka, dan polarisasi, pesan malam itu menjadi lentera harapan. Bahwa membangun persaudaraan manusia bukanlah angan kosong, melainkan tugas mulia yang harus ditunaikan hari demi hari, jiwa demi jiwa.
“Membangun persaudaraan manusia bukan hanya mimpi para pemimpin agama, melainkan panggilan seluruh umat manusia.”
Semoga pesan dari Kalimantan Barat ini terus mengalir, menjadi suara damai di tengah dunia yang haus akan cinta dan pengertian.
Disusun oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Tanggal: 1 Juni 2025
0 comments:
Posting Komentar