"Semakin Katolik, Semakin Terlibat: Makna Transfigurasi bagi Hidup Sehari-hari"

Foto RP. Vitalis Nggeal, CP.Pimpin Misa

Homili Minggu Prapaskah II di Gereja Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, Ketapang 

Ketapang,17 Maret 2025.Pada hari Minggu, 16 Maret 2025, umat Katolik di Gereja Paroki Santo Agustinus Paya Kumang Keuskupan Ketapang merayakan perayaan Ekaristi pada Minggu Prapaskah II."Pujian Syahdu Warnai Misa Minggu Prapaskah II: Koor SD PL Santo Yosef Ketapang dan Organis Bapak Yulius Sudarisman" Dalam misa tersebut, Pastor Kepala ex officio RP. Vitalis Nggeal, CP, memberikan homili yang mendalam berdasarkan Bacaan Injil Lukas 9:28b-36. Homili ini menguraikan tiga poin penting yang dapat menjadi pedoman hidup bagi umat.




























































































Poin Pertama: Yesus Adalah Anak Allah yang Sejati

Dalam homilinya, Pastor Vitalis menekankan bahwa melalui peristiwa transfigurasi di gunung, Yesus menegaskan diri-Nya bukan hanya sebagai seorang guru atau nabi, melainkan sebagai Anak Allah yang sejati. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Yesus adalah penyelamat yang dipilih oleh Allah, yang lebih besar daripada Musa dan Elia. Ketika suara dari awan terdengar, "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia," umat diajak untuk menyadari bahwa Yesus adalah pusat dari keselamatan umat manusia. Musa dan Elia sebagai pemegang hukum Taurat dan nabi-nabi telah dipersiapkan untuk membawa umat pada keyakinan akan Yesus sebagai Mesias.

Poin Kedua: Ketaatan Kepada Tuhan

Pastor Vitalis melanjutkan dengan mengajak umat untuk hidup dalam ketaatan kepada Tuhan. Sebagai orang yang dipanggil untuk menjadi imam, guru, atau peran lainnya dalam kehidupan sehari-hari, kita diingatkan untuk selalu taat pada firman Tuhan. Ketaatan ini bukan sekadar mengikuti perintah, tetapi mewujudkannya dalam setiap tindakan nyata di kehidupan kita. Seperti para rasul yang mendengarkan dan mengikuti perintah Tuhan untuk menyaksikan kemuliaan-Nya, kita juga diajak untuk menunjukkan ketaatan kepada Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita.

Poin Ketiga: Tidak Ada Kemuliaan Tanpa Penderitaan

Homili ini juga mengingatkan umat bahwa tidak ada kemuliaan tanpa penderitaan. Setelah mengalami kemuliaan transfigurasi, Yesus menyuruh murid-murid-Nya untuk kembali ke kehidupan sehari-hari mereka. Ini mengajarkan kita bahwa kemuliaan Tuhan tidak terlepas dari kenyataan hidup yang penuh tantangan dan penderitaan. Sebagai umat Katolik, kita diajak untuk terlibat lebih dalam dalam kehidupan nyata, menyelesaikan tanggung jawab kita, dan semakin dekat dengan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan, meski di tengah penderitaan.

Dengan pesan yang mendalam ini, homili hari ini mengajak umat untuk merenung dan mempraktekkan ketaatan kepada Tuhan, mengakui Yesus sebagai penyelamat sejati, dan tidak takut menghadapi tantangan hidup dalam perjalanan iman.

Penulis:Tim Komsos Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal: 17 Maret 2025.

About SEMANGAT TINGGI

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar