Perayaan Kamis Putih di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang: Mgr. Pius Riana Prapdi Ajak Umat untuk Saling Melayani dalam Kasih

Foto Bapa Uskup Keuskupan Ketapang, Mgr. Pius Riana Prapdi

 Perayaan Kamis Putih di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang: Mgr. Pius Riana Prapdi Ajak Umat untuk Saling Melayani dalam Kasih

Ketapang, 19 April 2025 — Dalam suasana yang penuh hikmat dan kesakralan, umat Katolik Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, Keuskupan Ketapang, berkumpul untuk merayakan Misa Kamis Putih pada tanggal 17 April 2025. Perayaan yang mengawali rangkaian Tri Hari Suci ini dipimpin langsung oleh Uskup Keuskupan Ketapang, Mgr. Pius Riana Prapdi, dan didampingi oleh Pastor Paroki, RP. Vitalis Nggeal, CP.

Foto Pastor Paroki, RP. Vitalis Nggeal, CP.













Misa Kamis Putih merupakan salah satu momen paling mendalam dalam kalender liturgi Gereja Katolik. Pada malam ini, umat mengenang dua peristiwa penting dalam kehidupan Yesus: perjamuan malam terakhir bersama para murid-Nya dan tindakan simbolis yang mengguncang nilai-nilai dunia — Yesus membasuh kaki para murid-Nya sebagai bentuk kerendahan hati dan kasih yang tanpa batas.

Perayaan Ekaristi dimulai pukul 18.00 WIB. Gereja penuh sesak oleh umat dari berbagai lingkungan stasi di wilayah Paroki Paya Kumang. Misa dibuka dengan iringan lagu "Ubi Caritas" yang mengalun syahdu, mengiringi prosesi masuk para petugas liturgi dan pemimpin perayaan.

Dalam homilinya, Mgr. Pius Riana Prapdi mengajak seluruh umat untuk merenungkan makna terdalam dari pelayanan sejati yang diajarkan Kristus sendiri.

“Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya bukan karena mereka pantas, tetapi karena kasih-Nya tak mengenal syarat. Yohanes 13:14 mengatakan: ‘Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu.’ Inilah perintah Tuhan yang menjadi inti kehidupan Kristiani: saling melayani dalam kasih,” tutur Mgr. Pius dengan penuh kelembutan.

Lebih lanjut, Bapa Uskup menjelaskan bahwa pelayanan bukanlah soal kedudukan, tetapi tentang kesediaan untuk merendahkan diri demi kebaikan sesama. Ia menegaskan bahwa dalam dunia yang kerap mengagungkan kekuasaan dan status, Yesus datang membalikkan cara pandang manusia.

“Pelayanan adalah bentuk tertinggi dari kekuatan. Bukan siapa yang memerintah yang besar di mata Tuhan, tetapi siapa yang melayani dengan kasih dan kerendahan hati,” lanjut beliau.

Salah satu momen yang paling menyentuh dalam liturgi Kamis Putih ini adalah ritus pembasuhan kaki, di mana Mgr. Pius Riana Prapdi secara simbolis membasuh kaki 12 orang umat yang mewakili berbagai lapisan masyarakat, termasuk guru, petani, pelajar, perawat, dan orang muda. Tindakan ini menjadi saksi nyata dari panggilan Kristiani untuk tidak memandang status sosial, tetapi mengedepankan persaudaraan dan cinta kasih.

Banyak umat yang terlihat terharu dan menitikkan air mata saat menyaksikan ritus ini. Beberapa di antara mereka mengaku merasa tersentuh dan diingatkan kembali akan tugas sebagai murid Kristus.

“Saya merasa seperti ditegur secara lembut. Selama ini mungkin saya terlalu sibuk mengurus diri sendiri. Tapi malam ini saya diingatkan untuk kembali melayani dengan kasih, terlebih di keluarga saya sendiri,” ungkap Maria, salah satu umat yang hadir dalam perayaan tersebut.

Misa Kamis Putih ditutup dengan pemindahan Sakramen Mahakudus ke tempat adorasi yang telah disiapkan. Dengan iringan lagu "Tantum Ergo," umat mengikuti prosesi Sakramen Mahakudus dalam suasana sunyi dan penuh hormat. Setelah itu, umat diberikan kesempatan untuk berdoa secara pribadi di hadapan Sakramen Mahakudus hingga larut malam.Di Gedung Paroki Pastor Jeroen Stoop,CP

Perayaan Kamis Putih ini menjadi awal yang kuat untuk memasuki misteri besar sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus. Dalam penutup homilinya, Mgr. Pius mengajak umat untuk membawa semangat pelayanan ini ke dalam hidup sehari-hari, di tengah keluarga, lingkungan kerja, dan komunitas.

“Semoga kita semua semakin dikuatkan untuk saling melayani dalam kasih. Janganlah perayaan ini berhenti hanya di altar, tetapi mari kita wujudkan dalam tindakan konkret setiap hari,” pungkas beliau.

Melalui perayaan ini, umat Katolik Paroki Santo Agustinus Paya Kumang kembali diteguhkan dalam iman dan cinta kasih, serta diingatkan bahwa hidup Kristiani bukan hanya tentang menerima berkat, tetapi juga menjadi berkat bagi sesama.

Penulis:Tim Komsos Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal: 19 April 2025 

About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar