Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada 2 Mei 2025, Mgr. Pius Riana Prapdi, Uskup Keuskupan Ketapang, membagikan pesan reflektif dan sarat makna melalui akun Instagram pribadinya (@mgrpiusrianaprapdi). Melalui unggahan tersebut, beliau mengajak para guru dan insan pendidikan untuk terus bertumbuh menjadi pribadi yang “Tahu, Paham, dan Mendalam.”
“Semoga guru semakin menjadi guru yang tahu, paham, mendalam.”Mgr. Pius Riana Prapdi, 2 Mei 2025
Meskipun hanya terdiri dari tiga kata kunci, pesan tersebut mencerminkan visi mendalam tentang pendidikan yang holistik — pendidikan yang tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga menyentuh pemahaman dan kedalaman batin sang pendidik. Hingga 4 Mei 2025, unggahan ini telah mendapat puluhan respons positif dari para pengikutnya, termasuk para guru, orang tua, aktivis pendidikan, dan umat Katolik di Keuskupan Ketapang.
Makna Filosofis: Tahu, Paham, Mendalam
Dalam konteks pendidikan yang semakin kompleks, kata-kata “Tahu, Paham, Mendalam” menjadi kompas moral dan intelektual bagi para guru.
-
Tahu mengandung makna penguasaan terhadap ilmu, metode, dan perkembangan terkini. Seorang guru harus selalu memperbarui diri dengan pengetahuan baru agar relevan dengan kebutuhan zaman.
-
Paham mengajak guru untuk tidak hanya mengetahui secara teori, tetapi juga memahami konteks peserta didik, lingkungan sosial, dan tantangan zaman. Guru yang paham mampu menjembatani ilmu dengan realitas hidup.
-
Mendalam menyiratkan dimensi spiritual dan moral. Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga pendamping hidup yang mampu menggugah, mengarahkan, dan menyemangati peserta didik dengan keteladanan dan kebijaksanaan.
Ketiga dimensi ini membentuk figur guru yang utuh: berpengetahuan, berwawasan, dan berjiwa.
Konteks Pendidikan di Tengah Tantangan Zaman
Di era digital saat ini, tantangan pendidikan bukan hanya terletak pada akses informasi, tetapi juga pada kemampuan memilah dan membimbing peserta didik agar tidak terjebak pada arus instan dan dangkal. Guru diharapkan hadir sebagai pribadi yang mampu menuntun siswa menuju keutuhan hidup bukan hanya kecakapan intelektual, tetapi juga kepribadian yang kuat, tangguh, dan penuh nilai kemanusiaan.
Di berbagai pelosok Keuskupan Ketapang dari pesisir hingga pedalaman para guru menghadapi kenyataan yang tidak mudah: keterbatasan fasilitas, kondisi sosial yang beragam, dan tantangan ekonomi keluarga siswa. Namun semangat untuk mengabdi tetap menyala. Dalam situasi inilah pesan Bapa Uskup menjadi peneguhan rohani dan moral, bahwa menjadi guru adalah panggilan mulia, bukan sekadar profesi.
Respons Positif dan Refleksi Bersama
Pesan singkat Mgr. Pius menjadi viral dalam lingkup terbatas, namun meninggalkan dampak yang dalam. Banyak guru merasa diteguhkan dan diingatkan akan jati dirinya sebagai pendidik sejati. Beberapa di antaranya menyampaikan refleksi secara langsung bahwa mereka sering kali terjebak dalam rutinitas administratif dan tekanan capaian kurikulum, namun melupakan relasi personal dan spiritual dengan siswa.
Dalam berbagai ruang refleksi, baik secara daring maupun luring, guru-guru dan tenaga kependidikan diajak kembali memaknai tugasnya sebagai pembina karakter, bukan hanya pengisi kognisi. Pesan “Tahu, Paham, Mendalam” menjadi prinsip dasar dalam mendesain pembelajaran yang bermakna dan membentuk manusia seutuhnya.
Pendidikan sebagai Jalan Peradaban Kasih
Mgr. Pius dalam banyak kesempatan kerap menegaskan bahwa pendidikan adalah jalan peradaban kasih. Sebuah pendidikan sejati akan mengantar manusia kepada kebenaran, keadilan, dan cinta. Dalam terang iman Katolik, tugas guru merupakan bagian dari perutusan Kristiani menjadi terang dan garam dunia melalui dedikasi di bidang pendidikan.
Dengan demikian, Hari Pendidikan Nasional tahun ini bukan hanya dirayakan sebagai seremoni rutin tahunan, melainkan sebagai momentum rohani untuk memperbarui komitmen para guru dan pelayan pendidikan dalam membentuk generasi masa depan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bijaksana dan berhati nurani.
Penutup
Di tengah tantangan dunia pendidikan masa kini, pesan Mgr. Pius Riana Prapdi pada Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2025 menjadi ajakan universal bagi seluruh guru dan pelayan pendidikan: untuk kembali pada akar panggilan sejatinya. Menjadi guru bukanlah sekadar pekerjaan, tetapi sebuah perutusan suci dan luhur untuk membentuk pribadi yang utuh melalui keteladanan, kasih, dan kebijaksanaan.
Semoga guru-guru di Keuskupan Ketapang dan seluruh Indonesia terus tumbuh menjadi pribadi yang tahu akan tugasnya, paham akan peran mulianya, dan mendalam dalam panggilan hidupnya.
Penulis:Tim Komsos Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Tanggal: 4 Mei 2025
.jpg)
0 comments:
Posting Komentar