Paus Baru Terpilih: Kardinal Robert Prevost dari AS Mengambil Nama Leo XIV, Isyaratkan Visi Sosial dan Reformasi Modern
Ketapang, 9 Mei 2025. Dunia Katolik menyambut Paus baru. Kardinal Robert Francis Prevost asal Amerika Serikat resmi terpilih sebagai Paus ke-267 pada hari Kamis, 8 Mei 2025. Dalam konsistori yang digelar di Vatikan, ia memperkenalkan dirinya dengan nama Paus Leo XIV, sebuah nama yang sarat akan makna historis dan simbolik dalam tradisi Gereja Katolik.
Pemilihan nama "Leo XIV" bukanlah sekadar pilihan administratif, melainkan sebuah pernyataan yang mencerminkan arah kepemimpinan serta visi pastoral sang Paus. Nama ini diyakini merupakan penghormatan kepada dua figur besar dalam sejarah Gereja: Paus Leo I (Leo Agung) dan Paus Leo XIII, yang masing-masing dikenal karena keberanian politik dan semangat reformasi sosial.
Paus Leo I, yang menjabat pada abad ke-5, dikenang karena keberaniannya menghadapi Attila the Hun demi menyelamatkan Kota Roma. Sementara Paus Leo XIII, yang memimpin akhir abad ke-19, dikenal sebagai arsitek ensiklik Rerum Novarum, yang menjadi fondasi ajaran sosial Gereja mengenai hak-hak buruh dan keadilan sosial.
Pengamat Vatikan, Francois Mabille, menyebutkan bahwa pemilihan nama Leo XIV memberi isyarat kuat bahwa kepausan baru ini akan menyoroti isu-isu kontemporer seperti ketimpangan global, dampak etis teknologi mutakhir seperti kecerdasan buatan, dan dinamika sosial akibat globalisasi. “Ini menandakan arah sosial dan etis yang sangat relevan untuk Gereja di era digital,” ujarnya.
Senada dengan Mabille, Matteo Bruni, Juru Bicara Vatikan, menambahkan bahwa nama Leo XIV mencerminkan kelanjutan ajaran sosial Gereja yang adaptif terhadap zaman. “Komitmen terhadap kemanusiaan, solidaritas, dan keadilan tetap menjadi nilai utama,” ungkap Bruni dalam pernyataan resminya yang dikutip dari akun Instagram resmi Vatican News.
Paus Leo XIV juga dinilai akan meneruskan semangat Paus Fransiskus, yang selama dua dekade terakhir dikenal karena keberpihakan terhadap kaum marginal, perhatian pada krisis lingkungan, dan dorongan reformasi di tubuh Gereja. Banyak yang berharap, di bawah kepemimpinan Leo XIV, Vatikan akan tetap menjadi suara moral dunia yang lantang dalam menghadapi tantangan zaman modern.
Nama “Leo” sendiri merupakan salah satu dari lima nama yang paling banyak dipakai dalam sejarah kepausan, bersama Yohanes, Benediktus, Gregorius, dan Klemens. Dengan pemilihan nama ini, Kardinal Prevost menjadi Paus Leo yang ke-14, meneruskan garis historis panjang yang sarat dengan keberanian, visi reformis, dan semangat pelayanan.
Dengan terpilihnya Paus Leo XIV, Gereja Katolik kini memasuki babak baru yang diwarnai harapan akan kontinuitas, tetapi juga keterbukaan terhadap dunia yang terus berubah. Umat Katolik di seluruh dunia, termasuk di Indonesia dan Ketapang, menantikan arah kebijakan dan seruan moral dari Tahta Suci di bawah kepemimpinannya.
Foto: Instagram Vatican News
Penulis:Tim Komsos Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Tanggal: 9 Mei 2025
0 comments:
Posting Komentar