Paus terpilih, Kardinal Robert Prevost dari Amerika Serikat diperkenalkan. Ia menggunakan nama Paus Leo XIV. Foto: Instagram Vatican News.
Ketapang, 9 Mei 2025.Setelah dua hari penuh pemilihan yang intens, akhirnya konklaf untuk memilih Paus baru resmi berakhir. Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat terpilih menjadi penerus Paus Fransiskus dengan nama kepausan Paus Leo XIV. Pemilihan ini diumumkan pada Kamis, 8 Mei 2025, setelah melalui serangkaian pemungutan suara yang dimulai pada Rabu, 7 Mei 2025. Kepulan asap putih yang keluar dari cerobong asap Kapel Sistina menandakan bahwa mayoritas kardinal peserta konklaf telah memilih satu nama yang sama, yaitu Prevost, untuk memimpin umat Katolik di seluruh dunia.
Momen bersejarah ini disambut dengan sukacita oleh umat Katolik yang hadir di Lapangan Santo Petrus, Kota Vatikan. Ribuan orang telah memadati lapangan tersebut sejak pagi untuk menantikan pengumuman hasil konklaf, dan begitu asap putih terlihat, mereka langsung bersorak gembira. Masyarakat semakin bersemangat ketika akhirnya Paus Leo XIV muncul di balkon Basilika Santo Petrus, menyapa umat Katolik dengan berkat dan memberikan pidato singkat sebagai tanda terima kasih kepada mereka yang telah mendukungnya.
Paus Leo XIV (Robert Francis Prevost) sebelumnya menjabat sebagai Kardinal di Amerika Serikat dan dikenal sebagai figur yang dekat dengan ajaran sosial Gereja serta memiliki pengalaman yang luas dalam pelayanan pastoral. Prevost dilahirkan di Chicago, Amerika Serikat, dan selama kariernya, ia dikenal dengan komitmennya terhadap kesatuan Gereja, pelayanan terhadap umat, serta pengembangan spiritualitas yang inklusif. Terpilihnya Prevost juga menunjukkan penerimaan internasional yang luas, mengingat ia berasal dari luar Eropa, menunjukkan komitmen Gereja Katolik untuk semakin mengglobal dan merangkul keberagaman.
Dengan hasil pemilihan yang mengarah pada Prevost, umat Katolik kini memasuki era kepemimpinan Paus Leo XIV, yang diharapkan dapat melanjutkan karya-karya Paus Fransiskus yang telah memberikan dampak signifikan dalam isu-isu sosial, perubahan iklim, serta dialog antaragama. Paus Leo XIV diharapkan dapat memperkuat ajaran Gereja yang berorientasi pada kasih, perdamaian, dan keadilan sosial, sambil tetap menjaga tradisi serta nilai-nilai inti dalam Gereja Katolik.
Proses konklaf kali ini melibatkan 133 kardinal, jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan konklaf-konklaf sebelumnya pada tahun 2005 dan 2013 yang hanya melibatkan 115 kardinal. Salah satu figur penting yang turut serta dalam konklaf kali ini adalah Kardinal Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta, yang baru ditahbiskan menjadi kardinal oleh Paus Fransiskus pada 5 Oktober 2019. Kehadiran Kardinal Suharyo membawa nuansa Asia yang semakin kuat dalam kepemimpinan Gereja Katolik di tingkat global.
Seperti yang tercatat dalam sejarah, konklaf ini berlangsung sesuai dengan tradisi yang telah diformalkan sejak 1274 oleh Paus Gregorius X dalam Konstitusi Ubi Periculum. Dalam konstitusi tersebut, para kardinal dikurung dalam pengasingan selama proses pemilihan berlangsung, baik dari dalam maupun luar, untuk memastikan bahwa mereka dapat fokus sepenuhnya pada tugas mereka memilih Paus baru tanpa gangguan atau tekanan dari faktor eksternal, termasuk politik dunia.
Keputusan konklaf kali ini juga menunjukkan bahwa Gereja Katolik siap melangkah ke masa depan yang lebih inklusif dan memperkuat peran Gereja di dunia yang semakin kompleks ini. Dengan mengangkat Paus Leo XIV, yang berasal dari Amerika Serikat, ada harapan bahwa Gereja Katolik akan semakin memperluas jangkauannya di seluruh dunia, terutama di negara-negara dengan populasi Katolik yang berkembang pesat, seperti di Amerika Latin dan Asia.
Para pengamat Gereja Katolik mencatat bahwa terpilihnya seorang Paus dari luar Eropa bisa menjadi simbol pembaruan dalam kepemimpinan Gereja, yang semakin mencerminkan keragaman global umat Katolik yang tersebar di berbagai belahan dunia. Paus Leo XIV diperkirakan akan memberikan sentuhan yang lebih modern dan dinamis pada kepemimpinan Gereja, sambil tetap menjaga keutuhan tradisi yang telah ada selama berabad-abad.
Sumber Berita:
-
New York Times
-
Vatican News
Penulis:Tim Komsos Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Tanggal: 9 Mei 2025
0 comments:
Posting Komentar