Perayaan Minggu Kerahiman Ilahi dan Misa Paskah Inkulturasi Jawa 2025 Meriahkan Iman Umat Katolik di Paroki Gembala Baik Pontianak

 

Foto Selebran Utama Bapa Uskup. Mgr. Pius Riayana Prapdi.Uskup Keuskupan Ketapang.

Perayaan Minggu Kerahiman Ilahi dan Misa Paskah Inkulturasi Jawa 2025 Meriahkan Iman Umat Katolik di Paroki Gembala Baik Pontianak.

Ketapang, 3 Mei 2025.Sebuah momen penuh makna dan kekayaan budaya iman Katolik kembali menggema di tanah Kalimantan Barat. Umat Katolik dari berbagai latar belakang berkumpul dalam semangat kebersamaan dan kerahiman Allah pada dua perayaan istimewa yang diselenggarakan oleh Paroki Gembala Baik Pontianak pada tanggal 2 Mei 2025: Misa Minggu Kerahiman Ilahi dan Misa Paskah Inkulturasi Jawa 2025.

Kedua perayaan agung ini dipimpin langsung oleh Mgr. Pius Riana Prapdi, Uskup Keuskupan Ketapang, bersama para imam konselebran yang turut memperkaya liturgi melalui kehadiran, pelayanan, dan devosi mereka.

Foto Selebran Utama Bapa Uskup. Mgr. Pius Riayana Prapdi.Uskup Keuskupan Ketapang.











Foto Selebran Utama Bapa Uskup. Mgr. Pius Riayana Prapdi.Uskup Keuskupan Ketapang.
Foto Selebran Utama Bapa Uskup. Mgr. Pius Riayana Prapdi.Uskup Keuskupan Ketapang.



Para Romo Foto Bersama  Selebran Utama Bapa Uskup. Mgr. Pius Riayana Prapdi.Uskup Keuskupan Ketapang.

Foto Petugas Liturgi Bersama  Selebran Utama Bapa Uskup. Mgr. Pius Riayana Prapdi.Uskup Keuskupan Ketapang.
Makna Mendalam Minggu Kerahiman Ilahi

Minggu Kerahiman Ilahi merupakan perayaan liturgi dalam Gereja Katolik yang dirayakan setiap Minggu kedua setelah Hari Raya Paskah. Dikenal juga dengan sebutan Minggu Putih atau Dominica in Albis, perayaan ini merupakan bentuk penghormatan dan permenungan mendalam atas belas kasih Allah yang tak terbatas kepada umat manusia.

Kata kerahiman berasal dari bahasa Ibrani “hesed” yang berarti belas kasih — bukan sekadar perasaan empati, namun suatu tindakan nyata penuh kasih terhadap sesama. Dalam kotbah dan renungan yang disampaikan selama misa, umat diajak untuk menyadari bahwa:

  1. Kerahiman adalah sifat Allah yang utama — Allah yang Mahakasih dan Pengampun, selalu membuka pelukan-Nya bagi yang bertobat.

  2. Kristus sendiri menghendaki agar kita merayakan Kerahiman Ilahi-Nya — sebagai jawaban atas pewahyuan kasih-Nya yang sempurna.

  3. Perayaan ini menumbuhkan semangat kita untuk berbelas kasih kepada sesama, sebagai buah nyata dari iman yang hidup.

Misa Minggu Kerahiman Ilahi ini dipersembahkan secara khusus oleh Rm. Paulus Toni Tantiono, OFMCap, yang dalam homilinya menekankan pentingnya memperluas tindakan kasih dalam kehidupan sehari-hari, terlebih dalam situasi sosial yang penuh tantangan saat ini.

Inkulturasi Budaya Jawa dalam Misa Paskah 2025

Bersamaan dengan perayaan Minggu Kerahiman Ilahi, umat juga turut merayakan Misa Paskah Inkulturasi Jawa 2025 — suatu bentuk penghayatan iman yang menyatu dengan budaya lokal. Misa inkulturasi ini tidak hanya menjadi pengalaman rohani, tetapi juga menjadi cermin nyata dari semangat Gereja yang hidup di tengah dunia, tanpa meninggalkan akar budaya Nusantara.

Inkulturasi, dalam konteks liturgi, adalah upaya menyelaraskan kekayaan budaya lokal dengan ritual Katolik, sehingga umat dapat lebih mudah memahami dan menghayati iman dalam konteks kebudayaan mereka sendiri. Sejalan dengan semangat Konsili Vatikan II, misa ini menjadi sarana nyata bagi umat Katolik Jawa untuk mencintai budayanya, sambil tetap setia dalam iman kepada Kristus.

Misa dipersembahkan dengan selebran utama Mgr. Pius Riana Prapdi, dan didampingi oleh para konselebran:

  • Rm. Marselinus Ariyanto, OFMCap

  • Rm. Paulus Toni Tantiono, OFMCap

  • Rm. Stepanus Gatot Purtomo, OFMCap

  • Rm. Yohanes Thomas Maria Puji Nurcahyo, CM

  • Rm. Gregorius Kukuh Nugroho, CM

  • Rm. Agustinus Sugiyanto, CM

  • Rm. Warsito, OFMCap

Rangkaian liturgi dihiasi dengan nuansa budaya Jawa, termasuk penggunaan gamelan, busana adat Jawa, serta tembang-tembang rohani berbahasa Jawa yang mengiringi prosesi dan bagian-bagian misa lainnya. Nuansa sakral dan budaya melebur menjadi satu dalam harmoni yang menyejukkan hati.

Kesatuan dalam Kebhinekaan Iman

Kedua perayaan ini menjadi simbol kuat dari kesatuan umat dalam keberagaman, serta ungkapan iman yang hidup dan dinamis. Gereja Katolik di Indonesia, melalui misa inkulturasi dan perayaan Kerahiman Ilahi ini, memperlihatkan komitmennya untuk menjadi Gereja yang bersahabat dengan budaya, tanpa kehilangan esensi universalnya.

Mgr. Pius Riana Prapdi dalam sambutannya menyampaikan harapan agar umat semakin mewartakan kasih dan kerahiman Allah, menjadi terang bagi dunia, serta terus membangun persekutuan yang hidup dan relevan dengan realitas sosial budaya di Indonesia.

Penutup: Kristus Bangkit, Kita Bangkit Bersama-Nya

Sekali lagi, Selamat Paskah untuk kita semua yang merayakan. Mari kita bangkit bersama Kristus,” demikian pesan penutup dari perayaan yang menggugah hati ini. Umat diajak untuk melanjutkan semangat Paskah dan kerahiman Allah dalam kehidupan sehari-hari, dengan tetap menjaga identitas budaya mereka sebagai bagian dari kekayaan Gereja Katolik universal.

Tuhan memberkati. Amin.

Sumber Informasi

Informasi dan dokumentasi acara ini bersumber dari tangkapan layar unggahan akun Instagram @vdplumine, yang menayangkan secara visual dan tertulis momen liturgis serta pesan-pesan spiritual dalam perayaan Minggu Kerahiman Ilahi dan Misa Paskah Inkulturasi Jawa 2025 di Paroki Gembala Baik Pontianak.

Penulis:Tim Komsos Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal: 3 Mei 2025 

About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar