Refleksi Kasih Karunia dalam Kesederhanaan: Status WhatsApp Prodiakon Ignasius Rinso Tigor,S.S. Menyentuh Hati Umat


Foto Bapak. Ignasius Rinso Tigor,S.S

Refleksi Kasih Karunia dalam Kesederhanaan: Status WhatsApp Prodiakon Ignasius Rinso Tigor,S.S.  Menyentuh Hati Umat

Ketapang, 24 Mei 2025.Di tengah derasnya arus kehidupan modern yang kian padat, sebuah status WhatsApp sederhana dari seorang pelayan umat justru menjadi oase yang menyejukkan jiwa. Adalah Ignasius Rinso Tigor, S.S., seorang Prodiakon di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, yang pagi ini membagikan sebuah pesan reflektif yang menyentuh hati banyak orang.

Tepat pada pukul 05.25 WIB, Sabtu pagi (24/5), di saat sebagian besar orang mungkin masih bergulat dengan kantuk, Ignasius telah memulai harinya dengan doa dan renungan. Melalui status WhatsApp pribadinya, ia menuliskan:

Status WhatsApp Bapak. Ignasius Rinso Tigor,S.S

"RHEMA Hari Ini. Charles Spurgeon: Bukan kekuatan kita yang menopang kita, tetapi kasih karunia Tuhan. Ketika kita lelah, kasih karunia itu tetap cukup. Have a blessed day!"

Kata “Rhema” sendiri memiliki makna yang mendalam dalam tradisi iman Kristen. Rhema berarti pernyataan pribadi, bersama, atau khusus tentang sesuatu atau topik, khususnya berupa narasi, perintah, ataupun perselisihan, bahkan hal-hal yang bersifat sangat spesifik dan relevan dengan situasi yang sedang dihadapi. Rhema bukan sekadar kata atau ayat tertulis, melainkan sabda yang hidup yang disampaikan Tuhan secara langsung kepada pribadi tertentu pada waktu tertentu. Oleh karena itu, ketika seseorang membagikan Rhema, sejatinya ia sedang mewartakan pengalaman perjumpaan dengan Sabda Allah yang relevan dan hidup dalam kehidupannya saat itu.

Kutipan yang diambil dari Charles Spurgeon, seorang pengkhotbah besar dari abad ke-19, bukan sekadar kutipan motivasi biasa. Ia mengandung makna spiritual mendalam yang menjadi pengingat bagi siapa saja yang membacanya, bahwa dalam segala keletihan, keraguan, atau pergumulan hidup, kasih karunia Tuhan tidak pernah gagal hadir. Justru dalam kelemahan, kekuatan-Nya dinyatakan sempurna.

Ignasius Rinso Tigor memang bukan sekadar pelayan altar. Ia dikenal oleh banyak umat sebagai pribadi yang gemar membagikan refleksi rohani lewat media sosial secara konsisten. Tidak jarang, pesan-pesan singkatnya menjadi penguat bagi umat di pelosok, dari stasi hingga paroki induk.

Bukan hanya konten yang menyentuh, tetapi juga waktu penulisan pesan tersebut menunjukkan kesetiaan Ignasius dalam mengawali harinya dengan doa dan pelayanan batin. Pukul 05.25 WIB bukanlah waktu yang umum bagi banyak orang untuk mulai membagikan refleksi. Namun justru di saat itulah, benih-benih sabda Tuhan ditabur melalui media sederhana, menjangkau hati-hati yang mungkin sedang gelisah, resah, atau kehilangan harapan.

Pesan "Have a blessed day!" yang menjadi penutup status tersebut bukan hanya sebuah ucapan biasa. Ia menjadi doa singkat namun kuat, yang seperti mengalir dari hati seorang pelayan Tuhan kepada seluruh umat, tanpa memandang latar belakang atau situasi hidup mereka.

Refleksi pagi dari Ignasius Rinso Tigor menjadi bukti nyata bahwa media sosial dapat menjadi alat pewartaan yang efektif jika digunakan dengan niat suci dan ketekunan rohani. Di era digital ini, pesan kasih karunia Tuhan bisa menjangkau siapa saja, kapan saja, bahkan melalui layar kecil di genggaman tangan.

Dalam dunia yang kerap riuh dan bising oleh berbagai informasi, status WhatsApp sederhana pukul 05.25 WIB dari seorang Prodiakon menjadi pelita kecil yang menuntun banyak umat kepada kesadaran akan kasih karunia Tuhan yang selalu cukup.

Penulis:Tim Komsos Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal:  24 Mei 2025

About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar