RENUNGAN KASIH YANG MENGGERAKKAN: Suara Hati Pastor Frans Mba’a, OSA, di Jumat Pekan V Paskah
Ketapang, 23 Mei 2025.Pagi yang hening di hari Jumat, 23 Mei 2025, tepat pukul 04.56 WIB, menjadi momen istimewa bagi umat Katolik yang mengikuti renungan harian dari Pastor Fransiskus Mba’a, OSA. Melalui status WhatsApp pribadinya, imam Ordo Santo Agustinus yang akrab disapa Romo Frans ini, membagikan permenungan penuh makna yang bertumpu pada bacaan Injil Yohanes 15:12-17.
Dalam renungan yang berjudul "Buah Sabda", Romo Frans mengajak umat merenungi inti kehidupan Kristiani: kasih. Warna liturgi putih yang menyertai perayaan liturgis hari ini mencerminkan kemurnian dan sukacita akan kasih yang sejati kasih yang ditunjukkan oleh Kristus sendiri dengan menyerahkan nyawa-Nya demi sahabat-sahabat-Nya.N
Yesus Menyebut Kita Sahabat
“Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu,” kutip Romo Frans, mengawali permenungannya dengan ayat yang kuat dan menyentuh. Ia menegaskan bahwa dalam relasi yang dibangun oleh Yesus, tidak ada status lebih tinggi selain menjadi sahabat. Ini bukan sekadar bentuk kedekatan emosional, tetapi juga merupakan panggilan untuk ambil bagian dalam karya keselamatan Allah.
Kasih yang Sulit Dijalankan
Namun demikian, Romo Frans tidak menutup mata terhadap realita keseharian umat. “Sering kali kita pandai berbicara tentang kasih dan mengasihi, tetapi sulit mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga maupun dalam komunitas kita,” tulisnya dengan nada yang jujur dan reflektif.
Beliau mengidentifikasi akar permasalahan yang membuat kasih menjadi sulit dipraktikkan: ego yang besar, sikap merasa paling benar, keinginan untuk selalu dihormati, dan yang paling mendasar jauh dari Tuhan. “Karena kita terlalu jauh dari Tuhan, kita tidak lagi hidup dalam keintiman sebagai sahabat-Nya,” tulisnya penuh penekanan.
Panggilan untuk Memperbaiki Relasi
Di akhir renungannya, Romo Frans mengajak semua umat untuk melakukan refleksi mendalam atas relasi pribadi mereka dengan Tuhan. Ia menulis: “Marilah kita memperbaiki relasi dan kedekatan kita dengan Tuhan sendiri, menjadi sahabat-Nya, agar kita dimampukan untuk mengasihi dengan tulus.”
Resonansi Batin dari Timika hingga Ketapang
Meskipun renungan ini dibagikan dari GEVEJA Katedral Timika tempat pelayanan Romo Frans saat ini pesannya melampaui batas geografis dan menyentuh hati umat di berbagai tempat, termasuk di Keuskupan Ketapang. Banyak umat yang merasa diteguhkan oleh sapaan kasih yang tulus ini, apalagi di tengah kehidupan modern yang sering diwarnai oleh individualisme dan konflik kecil dalam komunitas.
Renungan ini menjadi pengingat kuat bahwa panggilan Kristiani bukan sekadar soal ritual dan bacaan, melainkan tindakan nyata yang berpijak pada kasih. Bukan kasih yang basa-basi, melainkan kasih yang berani berkorban, kasih yang mengutamakan sesama, kasih yang mengalir dari kedekatan yang akrab dengan Yesus sendiri.
Sebagai penutup, renungan Romo Frans hari ini menjadi pelita bagi banyak hati yang sedang mencari arah dan kedamaian. Di dunia yang sering bising dengan ambisi pribadi, suara lembut dari seorang sahabat Allah ini mengajak kita semua untuk kembali ke dasar iman: kasih yang tulus dan tanpa syarat.
“Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”(Yohanes 15:13)
Semoga Sabda hari ini sungguh menjadi buah yang tumbuh subur dalam tindakan kasih kita setiap hari.
Penulis:Tim Komsos Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Tanggal: 23 Mei 2025
.png)

0 comments:
Posting Komentar