Digital Evangelisasi: Kasih Allah Dicurahkan dalam Kalimat Ringkas

 

Foto Ibu.Helena Novi Rahmawati bersama Anak Bungsu dan Suami Bapak.Alponsius

Pesan Rohani Sederhana Hadir Menyapa Jiwa

 Ketapang, 15 Juni 2025.Tepat pada pukul 06.32 WIB, sebuah pesan singkat muncul di status WhatsApp yang diunggah oleh Ibu Helena Novi Rahmawati, seorang umat dari Lingkungan Santo Yosef, Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, Keuskupan Ketapang. Meski terlihat sederhana, status tersebut menyimpan kekayaan makna rohani yang menggetarkan jiwa:

_"Doa tidak selalu mengubah situasi, akan tetapi selalu mengubah kondisi hati."

"Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita."_ (Roma 5:5)

status WhatsApp  Ibu Helena Novi Rahmawati

Di tengah kesibukan dunia dan hiruk-pikuk rutinitas kehidupan, pesan ini hadir bak embun pagi yang menyejukkan. Ungkapan ini tidak hanya menjadi permenungan pribadi, tetapi juga sapaan Roh yang menyapa siapa saja yang membacanya. Pesan sederhana ini telah menorehkan kehadiran Tuhan dalam ruang digital, mengajak umat untuk merefleksikan makna doa dan pengharapan dalam hidup beriman.

Doa, sebagaimana dikatakan oleh Ibu Helena melalui statusnya, memang tidak selalu mengubah realitas di luar diri kita. Namun, dalam terang iman Katolik, doa adalah jembatan antara manusia dan Allah, tempat di mana jiwa bertemu Sang Sumber Kebaikan. Dalam proses perjumpaan itu, hati manusia perlahan dibentuk, dilembutkan, dan dituntun agar mampu menerima, memahami, dan tetap berharap.

Ayat dari Roma 5:5 yang disisipkan dalam status tersebut bukan sekadar kutipan, melainkan pernyataan iman yang menguatkan. Pengharapan dalam Kristus bukanlah pengharapan kosong. Ini adalah pengharapan yang berakar dalam kasih Allah yang dicurahkan oleh Roh Kudus. Dalam dunia yang kerap kali membuat hati goyah, ayat ini mengingatkan umat bahwa kasih Allah tidak pernah meninggalkan mereka.

Status WhatsApp ini tidak ditujukan untuk mimbar besar atau forum diskusi teologis. Ia hanya muncul sejenak di layar ponsel, namun dampaknya bisa jauh lebih dalam. Betapa sering Tuhan menyapa melalui hal-hal kecil: senyuman, sapaan, atau bahkan sebaris kalimat digital. Ini membuktikan bahwa pewartaan iman tidak melulu tentang homili dan buku rohani. Bahkan dalam dunia maya, pesan kasih Tuhan bisa hadir dan bekerja.

Sebagai bagian dari umat Lingkungan Santo Yosef, Ibu Helena telah menunjukkan bahwa siapa pun bisa menjadi pewarta, bahkan dengan alat sederhana seperti status WhatsApp. Ia menjadi saksi kecil di tengah dunia digital, menanamkan benih harapan, dan mengingatkan sesama bahwa dalam doa dan kasih Allah, ada kekuatan yang tidak bisa dihancurkan oleh dunia.

Bagi umat Katolik, pesan ini bisa menjadi ajakan untuk terus mempercayakan hidup pada Tuhan. Bukan berarti hidup akan bebas dari kesulitan, tetapi hati yang terarah pada Allah akan dimampukan untuk melihat cahaya di balik gelap, harapan di balik duka, dan kasih di tengah kegersangan.

Mari kita terus saling menguatkan dengan pesan-pesan rohani yang jujur, sederhana, dan tulus. Sebab dalam pesan yang tampaknya kecil, terkadang Allah menyelipkan sapaan-Nya yang paling besar.

📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa

Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal:  15 Juni 2025

About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar