Menemukan Makna Hidup dalam Kesederhanaan: Renungan Seorang Prodiakon yang Menggugah Jiwa


Foto Bapak.Ignasius Rinso Tigor, S.S

Menemukan Makna Hidup dalam Kesederhanaan: Renungan Seorang Prodiakon yang Menggugah Jiwa

Ketapang, 20 Juni 2025.Dalam kesunyian sore yang syahdu, tepat pukul 15.10 WIB, sebuah pesan rohani sederhana namun penuh makna mengalir menyapa hati para umat Katolik yang menerima unggahan status WhatsApp dari seorang Prodiakon senior di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, Keuskupan Ketapang: Bapak Ignasius Rinso Tigor, S.S.

Unggahan tersebut tampak sederhana, terdiri dari beberapa baris singkat. Namun bila direnungkan secara mendalam dalam terang iman Katolik, kalimat-kalimat itu membuka ruang kontemplasi bagi siapa pun yang mendambakan kekuatan dan arah dalam menjalani hidup. Berikut kutipan isi pesan beliau:

"Jika hidup adalah perjalanan, maka pilihlah jalan yang benar.

Jika hidup adalah permainan, maka bermainlah dengan baik,

Jika hidup adalah perjuangan, maka berjuanglah dengan baik,

Dan jika percaya Tuhan itu ada, maka percayalah dengan penuh keyakinan." 

status WhatsApp Bapak.Ignasius Rinso Tigor, S.S

Menyelami Pesan dalam Terang Iman Katolik

Sebagai umat Katolik, kita meyakini bahwa hidup bukanlah sekadar peristiwa kebetulan, melainkan sebuah ziarah rohani menuju Allah yang Mahakasih. Dalam ziarah ini, kita diajak untuk senantiasa memilih "jalan yang benar", yaitu jalan yang ditunjukkan oleh Kristus sendiri. Seperti yang Yesus sabdakan dalam Yohanes 14:6, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup." Maka memilih jalan yang benar berarti mengikuti Dia dalam kebenaran, kasih, dan pengampunan.

Dalam bagian selanjutnya, hidup diibaratkan seperti permainan. Permainan menuntut strategi, ketekunan, dan semangat sportivitas. Dalam kehidupan beriman, kita diajak untuk bermain baik, yakni hidup dengan jujur, adil, dan penuh kasih seperti yang diajarkan dalam Ajaran Sosial Gereja. Hidup bukan tentang menang atau kalah, tetapi tentang kesetiaan kepada kehendak Tuhan di setiap langkah.

Ketika hidup disebut perjuangan, kita tidak bisa menafikkan realitas penderitaan, tantangan, bahkan pengorbanan. Namun, sebagaimana dikatakan Rasul Paulus dalam 2 Timotius 4:7, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” Hidup yang diperjuangkan dalam iman akan membuahkan keselamatan yang dijanjikan.

Akhirnya, kalimat "jika percaya Tuhan itu ada, maka percayalah dengan penuh keyakinan," mengajak kita untuk tidak hidup dalam iman yang suam-suam kuku. Gereja Katolik mengajarkan bahwa iman adalah tanggapan pribadi manusia kepada Allah yang menyatakan diri-Nya. Maka, kita dipanggil untuk hidup dalam iman yang teguh, penuh harapan dan kasih bukan iman yang rapuh dan mudah goyah oleh situasi dunia.

Sebuah Ajaran dalam Kesederhanaan

Apa yang dibagikan oleh Bapak Ignasius Rinso Tigor melalui status singkatnya merupakan bentuk nyata pewartaan iman di era digital. Mungkin hanya beberapa detik untuk dibaca, namun nilai spiritualnya bisa menjadi bekal seumur hidup. Dalam kesederhanaannya, pesan ini telah menyentuh dan menggugah banyak hati  menjadi obor kecil yang menyalakan semangat percaya di tengah perjalanan hidup yang kadang melelahkan.

Sebagai umat Katolik, kita diajak untuk membuka diri terhadap suara Roh Kudus yang hadir bahkan dalam hal-hal sederhana  termasuk melalui status WhatsApp seorang Prodiakon.

Semoga pesan ini menjadi benih harapan dan dorongan untuk melangkah dalam iman yang sejati, menjalani hidup dengan kesadaran akan Allah yang selalu menyertai.

📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa

Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal:  20 Juni 2025

About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar