PESAN RENUNGAN SEDERHANA YANG MENYAPA JIWA: PRODIAKON A. KHIONG AJAK UMAT HIDUP DALAM SEMANGAT MELAYANI


Foto Bapak. A. KHIONG

PESAN RENUNGAN SEDERHANA YANG MENYAPA JIWA: PRODIAKON A. KHIONG AJAK UMAT HIDUP DALAM SEMANGAT MELAYANI

Ketapang, 18 Juni 2025.Di tengah derasnya arus informasi digital dan kesibukan umat dalam menjalani rutinitas hidup, sebuah pesan rohani sederhana hadir menyapa jiwa. Tepat pukul 21.01 WIB pada tanggal 17 Juni 2025, Bapak A. Khiong, seorang Prodiakon di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, Keuskupan Ketapang, membagikan sebuah status WhatsApp yang tampak biasa, namun menyimpan kedalaman refleksi spiritual yang menyentuh hati.

Isi pesan tersebut berbunyi:

"Tetaplah mengeluh

Lemah semangat

Karena kerja itu memang melelahkan

Tetapi

Jangan mengeluh membantu orang

Tetap semangat

Karena membantu orang

batas kemampuan kita adalah kewajiban kita" 

Status WhatsApp Prodiakon  Bapak.A. Khiong

Dalam struktur yang singkat dan puitis, Prodiakon A. Khiong menyuguhkan perenungan hidup yang sangat relevan bagi umat Katolik masa kini. Pesan ini tidak hanya sekadar rangkaian kata, melainkan ajakan halus untuk melihat kembali nilai-nilai dasar kekristenan, yakni pelayanan dengan kasih.

Mengeluh Itu Manusiawi, Tapi Jangan Pada Kebaikan

Kalimat pembuka, “Tetaplah mengeluh, lemah semangat,” seolah menjadi cerminan kejujuran hati manusia yang rentan dan lelah dalam menghadapi pekerjaan duniawi. Ia tidak menutupi kenyataan bahwa bekerja dan berjuang dalam hidup memang melelahkan. Namun, pada bagian selanjutnya, terjadi sebuah pembalikan makna yang menguatkan: "Jangan mengeluh membantu orang, tetap semangat." Di sinilah letak kekuatan rohaninya.

Pesan ini mengajak umat untuk membedakan antara kelelahan yang wajar karena pekerjaan, dan kelelahan yang muncul ketika memberi diri bagi sesama. Membantu orang lain, bahkan ketika melewati batas kenyamanan kita, bukanlah beban, tetapi sebuah kewajiban mulia sebagai murid Kristus.

Melayani dengan Hati, Bukan Sekadar Kewajiban

Ungkapan “batas kemampuan kita adalah kewajiban kita” menegaskan bahwa dalam hal kasih dan pelayanan, ukuran manusiawi kita tidak boleh menjadi alasan untuk berhenti. Justru di sanalah iman diuji dan kasih diwujudkan. Umat Katolik diajak untuk berani memberi diri lebih, sebagaimana Kristus yang tidak hanya mengasihi dalam kata, tetapi dalam tindakan dan pengorbanan.

Dalam terang Injil, pesan ini sejalan dengan sabda Tuhan dalam Matius 5:41, “Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.” Melayani dengan kerelaan hati, bahkan melebihi batas kewajiban, adalah wujud nyata dari kasih Kristiani.

Sebuah Ajakan untuk Merefleksi

Status WhatsApp yang ditulis oleh Prodiakon A. Khiong ini, meski singkat, telah menjadi sarana pewartaan yang penuh makna. Ia menyapa umat dengan cara sederhana namun dalam, mengajak setiap orang untuk berhenti sejenak dari hiruk-pikuk hidup dan merenungkan: Sudahkah aku membantu orang lain tanpa mengeluh? Sudahkah aku menjadikan pelayanan sebagai sukacita, bukan beban?

Di era di mana banyak orang berlomba menunjukkan pencapaian, pesan ini mengingatkan kita bahwa ukuran kemuliaan dalam iman Katolik bukanlah seberapa besar kita berhasil, tetapi seberapa dalam kita mengasihi dan melayani.

Semoga pesan singkat ini terus bergema dalam hati umat, menjadi api kecil yang menyalakan semangat pelayanan di tengah dunia yang semakin kering akan kasih. Sebab dalam setiap tindakan kasih, kita sedang memperpanjang tangan Kristus sendiri di dunia ini.


Sumber inspirasi: Status WA Prodiakon A. Khiong, 17 Juni 2025

📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa

Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal:  18 Juni 2025


About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar