Belas Kasih yang Terutama: Sabda Tuhan yang Membuka Hati di Hari Jumat Pekan Biasa XV

 

Foto RP. Vitalis Nggeal, CP

Belas Kasih yang Terutama: Sabda Tuhan yang Membuka Hati di Hari Jumat Pekan Biasa XV

Ketapang, 18 Juli 2025 .Jumat Pekan Biasa XV yang jatuh pada hari ini membawa permenungan mendalam bagi umat Katolik di seluruh dunia, termasuk di Keuskupan Ketapang. Dalam renungan harian yang disampaikan oleh RP. Vitalis Nggeal, CP., umat diajak menatap kembali makna belas kasih yang menjadi inti sabda Tuhan hari ini.

Dalam bacaan Injil hari Jumat ini, Yesus menegaskan kepada orang-orang Farisi bahwa yang dikehendaki Allah adalah belas kasihan dan bukan persembahan. Sabda ini diambil dari Injil Matius 12:1-8, yang mengisahkan Yesus dan para murid-Nya ketika berjalan di ladang gandum pada hari Sabat. Karena lapar, murid-murid memetik bulir gandum dan memakannya. Namun, perbuatan ini diprotes keras oleh orang-orang Farisi yang menganggap hal tersebut melanggar aturan Sabat.

RP. Vitalis Nggeal, CP. dalam renungannya menyampaikan bahwa di dalam hidup sehari-hari, seringkali kita menghadapi situasi serupa, di mana niat baik dan belas kasih yang hendak kita tunjukkan kepada sesama justru dipandang negatif oleh orang lain. Bahkan ada kalanya peraturan-peraturan yang dibuat, baik dalam lingkungan kerja, masyarakat, bahkan keluarga, justru membatasi ruang gerak kita untuk berbelas kasih dan menolong sesama.

Beliau mengingatkan bahwa Yesus sendiri menekankan bahwa belas kasih adalah yang terutama. Hukum dan aturan dibuat untuk mendukung keselamatan manusia, bukan untuk mengekang manusia sehingga menutup mata terhadap penderitaan sesama. Dalam Injil hari ini, Yesus mencontohkan peristiwa Raja Daud yang makan roti sajian ketika ia dan para pengikutnya lapar, meskipun hukum menyatakan roti tersebut hanya boleh dimakan para imam. Yesus juga menegaskan bahwa para imam pun pada hari Sabat melakukan pelanggaran hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak dianggap bersalah karena mereka melayani umat.

RP. Vitalis menegaskan bahwa pesan Yesus jelas: “Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.” Sabda ini mengajak kita semua untuk lebih mengutamakan kasih daripada sekadar formalitas aturan dan ritual lahiriah.

Dalam renungan panjangnya hari ini, RP. Vitalis mengajak umat merenungkan beberapa pertanyaan praktis:

  • Apakah aku pernah menahan diri berbuat kasih karena takut melanggar kebiasaan, aturan, atau pandangan orang lain?

  • Apakah aku sudah memiliki keberanian untuk menolong sesamaku yang membutuhkan, meski mungkin hal itu tidak sesuai dengan ekspektasi lingkungan sekitar?

  • Apakah aku sudah menempatkan belas kasih sebagai dasar dari setiap keputusan dan pelayanan hidupku?

Beliau menegaskan bahwa Yesus menghendaki umat-Nya hidup dengan hati penuh kasih, bukan hati yang kaku dan hanya terpaku pada hukum tanpa menimbang konteks dan kebutuhan manusia di sekitarnya. Belas kasih adalah inti iman Kristiani karena Allah sendiri adalah kasih. Tanpa belas kasih, seluruh doa, puasa, persembahan, dan ritual tidak memiliki makna sejati.

Di akhir renungannya, RP. Vitalis berpesan agar setiap umat Katolik meneladani Yesus dalam menegakkan kasih di atas segalanya. Hukum yang ada seharusnya membantu manusia semakin mengasihi Tuhan dan sesama, bukan menutup hati nurani kita. Tidak jarang dalam pelayanan, kita akan menghadapi kritikan dan penolakan. Namun, hendaknya itu tidak memadamkan semangat kita untuk tetap mengasihi dan menolong, karena yang terutama di mata Allah adalah kasih dan ketulusan hati.

Hari Jumat ini juga bertepatan dengan peringatan Santo Frederik dari Utrecht, uskup dan martir yang dikenal karena semangat pastoralnya yang penuh belas kasih bagi umatnya, serta Santa Simforosa bersama putra-putranya, para martir yang menyerahkan nyawa demi iman. Kedua peringatan ini semakin menegaskan kepada umat bahwa kasih dan kesetiaan pada Tuhan memerlukan pengorbanan dan keberanian melawan ketidakadilan serta kekakuan hukum yang menindas.

Semoga Sabda Tuhan hari ini meneguhkan setiap umat Katolik untuk tetap menempatkan belas kasih sebagai nilai utama dalam hidup sehari-hari, baik di rumah, di tempat kerja, dalam komunitas, maupun dalam pelayanan di Gereja. Sebab, belas kasihlah yang membuat dunia mengenal Allah yang adalah Kasih itu sendiri.

DOA

Ya Yesus, pada hari ini kami datang bersyukur di hadapan-Mu atas sabda-Mu yang menegaskan kepada kami bahwa yang terutama dalam hidup ini adalah belas kasih. Engkau sendiri telah mengajarkan kami melalui teladan-Mu, ketika Engkau berani melampaui aturan yang kaku demi menegakkan kasih dan kebaikan bagi sesama. Kami menyadari, Tuhan, sering kali kami terhalang oleh pandangan orang lain, aturan manusia, dan rasa takut dikritik ketika hendak berbuat kasih kepada mereka yang membutuhkan. Terkadang kami ragu, malu, atau takut disalahkan ketika ingin menolong, karena lebih memikirkan penilaian manusia daripada menuruti suara hati nurani dan kehendak-Mu. Pada hari ini, kami mohon kepada-Mu, ya Yesus, bukalah hati kami agar selalu peka akan penderitaan sesama. Kuatkanlah iman kami agar berani melawan kekakuan aturan dan kebiasaan yang menutup belas kasih kami. Bimbinglah kami agar dapat menempatkan kasih sebagai yang utama dalam hidup kami sehari-hari, di keluarga kami, di tempat kerja kami, dalam komunitas kami, dan dalam pelayanan kami di Gereja-Mu. Semoga kami tidak mudah menghakimi orang lain hanya karena mereka berbeda cara dalam melayani, tetapi justru meneladani-Mu yang penuh kasih, pengampunan, dan kebaikan hati. Bunda Maria, Bunda Belas Kasih, tuntunlah kami untuk semakin dekat kepada Yesus, Putramu, agar kami menjadi pribadi yang penuh kasih, rendah hati, dan tulus dalam melayani tanpa pamrih. Santo Frederik dari Utrecht dan Santa Simforosa bersama putra-putranya, doakanlah kami agar mampu mewartakan kasih Kristus dengan berani di tengah dunia yang kering akan belas kasih. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa.
Amin.

📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa

Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal:   18  Juli 2025 


About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar