Misa Syukur di Lingkungan Sta. Lusia: Peringatan 25 Tahun Pernikahan dan Ulang Tahun Anak


Foto RP. FX. Oscar Aris Sudarmadi, CP.
Pimpin Misa

Misa Syukur di Lingkungan Sta. Lusia: Peringatan 25 Tahun Pernikahan dan Ulang Tahun Anak

Ketapang, 24 Juni 2025.Suasana penuh syukur dan sukacita terpancar dalam perayaan Misa Syukur yang berlangsung pada Selasa malam, 24 Juni 2025 pukul 18.30 WIB di kediaman Bapak Maximus Tri Juardi, Jalan Gatot Subroto, Gang H. Syshmian No. 1, Paya Kumang. Perayaan ini diselenggarakan oleh Lingkungan Sta. Lusia, Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, untuk memperingati pembaharuan janji pernikahan Bapak Maximus Tri Juardi dan Ibu Efriana Pipin, sekaligus merayakan ulang tahun ke-14 putra mereka, Yohanes Charles Junivo, serta ulang tahun ke-8 putra mereka yang lebih muda, Ignasius Barry.

 



















































































Misa syukur dipimpin oleh Pastor RP. FX. Oscar Aris Sudarmadi, CP, dengan iringan lagu oleh Ibu Lusia Nilus, mazmur dibawakan oleh Ibu Rahayu, dan pengantar misa oleh Bapak Daduanto. Suasana misa berlangsung khidmat dan penuh makna, dengan kehadiran para suster, umat lingkungan, serta para sahabat dan kerabat dekat keluarga yang hadir untuk berbagi sukacita.

Dalam homilinya, RP. FX. Oscar Aris Sudarmadi, CP menekankan makna mendalam dari sakramen perkawinan. “Malam ini adalah malam yang spesial, karena kita merayakan kasih yang mempersatukan dan mengenang kembali janji suci yang diikrarkan 25 tahun lalu. Perkawinan bukan hanya bentukan manusia, tetapi karya Allah sendiri,” tegas beliau.

Pastor Oscar juga mengungkapkan apresiasinya atas kesetiaan pasangan suami istri yang telah menjalani lika-liku kehidupan rumah tangga dengan saling mengalah, menjaga komitmen, dan saling mengampuni. Dalam dialog reflektif yang menyentuh, Pastor menanyakan kepada Bapak Maximus dan Ibu Efriana tentang resep kebahagiaan rumah tangga mereka. Bapak Maximus mengakui bahwa kunci utama adalah “saling mengalah, terutama dalam menghadapi godaan dan masalah,” sementara Ibu Efriana mengungkapkan bahwa dirinya jatuh cinta pada sosok suami yang peduli, perhatian, dan penuh cinta.

Pastor Oscar juga menekankan pentingnya sikap saling mendengarkan, pengampunan, serta hidup dalam kasih yang tulus. Ia mengingatkan bahwa “kejelekan pasangan jangan diceritakan ke luar, tetapi diselesaikan bersama di dalam rumah tangga. Jangan menghakimi, tetapi saling memaafkan dan menguatkan.”

Perayaan ini tidak hanya menjadi momen syukur bagi keluarga Tri Juardi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi umat lingkungan Sta. Lusia untuk terus meneladani kasih yang sejati dalam hidup berkeluarga. Ucapan selamat dan doa mengalir dari para tamu yang hadir, memohon agar keluarga ini senantiasa diberkati Tuhan dan menjadi saksi kasih di tengah masyarakat.

Khusus bagi Yohanes Charles Junivo dan Ignasius Barry yang merayakan ulang tahun, Pastor Oscar berpesan agar mereka tumbuh dalam kasih, kesehatan, serta bimbingan iman yang kokoh. “Buah kasih dari keluarga ini semoga senantiasa hidup dalam cinta dan terang Kristus,” tutupnya.

Cinta dalam Perspektif Gereja Katolik

Gereja Katolik memandang cinta terutama dalam konteks pernikahan sakramental sebagai wujud nyata kasih Allah kepada umat-Nya. Cinta sejati tidak sekadar perasaan atau romantisme sesaat, tetapi merupakan keputusan dan komitmen untuk mencintai dalam suka dan duka, sehat maupun sakit, untung maupun malang.

Dalam ajaran Katolik, cinta suami istri mencerminkan kasih Kristus kepada Gereja-Nya (bdk. Efesus 5:25). Pernikahan bukan hanya kontrak sosial, melainkan perjanjian kudus yang tak terputuskan. Di dalamnya terkandung nilai-nilai kesetiaan, pengorbanan, dan keterbukaan terhadap kehidupan. Sakramen Perkawinan menjadi sumber rahmat yang menopang pasangan dalam menghadapi tantangan hidup sehari-hari, termasuk dalam mendidik anak-anak dalam iman.

Cinta dalam keluarga Katolik juga diwujudkan melalui pengampunan yang tulus, komunikasi yang jujur, serta kehadiran doa dalam kehidupan sehari-hari. Ketika pasangan saling mengampuni, saling mendoakan, dan membangun relasi berdasarkan kasih Kristus, keluarga akan menjadi domus ecclesiae gereja kecil di rumah yang memancarkan terang Kristus di tengah dunia.

Oleh karena itu, perayaan pembaharuan janji nikah seperti yang dialami oleh Bapak Maximus Tri Juardi dan Ibu Efriana Pipin tidak hanya menjadi bentuk syukur atas perjalanan bersama selama 25 tahun, tetapi juga menjadi kesaksian hidup tentang cinta yang bertumbuh dalam rahmat Tuhan. Cinta yang tidak lekang oleh waktu, yang terus diperbaharui setiap hari dengan iman, harapan, dan kasih.


📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa

Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal:  24 Juni 2025


About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar