Yesus Mengutus Kita Sebagai Domba di Tengah Serigala: Renungan Minggu Biasa XIV di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Ketapang, Sabtu Sore, 5 Juli 2025.Umat Katolik Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, Keuskupan Ketapang, merayakan Hari Minggu Biasa XIV dengan peringatan Santa Maria Goretti, Perawan dan Martir, serta Santa Godeliva, Pengaku Iman. Liturgi menggunakan warna hijau sebagai lambang harapan dan pertumbuhan iman.Misa di Pimpin RP. Vitalis Nggeal, CP
Pelayanan liturgi hari Sabtu Sore ini diisi oleh:
-
Lektor: Saudara Alvin
-
Pemazmur: Saudari Theresia Suriawati Hui Zhen
-
Organis: Saudari Nina
-
Dirigen: Saudari Saucing
-
Koor: Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Homili: RP. Vitalis Nggeal, CP
Berikut uraian mendalam dan terstruktur dari bagian homili RP. Vitalis sesuai permintaanmu, untuk bahan renungan tertulis, warta, atau pengkhotbah pemula:
Homili RP. Vitalis: Pengutusan 70 Murid (Lukas 10:1-12,17-20)
Dalam homilinya, RP. Vitalis menegaskan bahwa setiap kita adalah utusan Kristus. Beliau menyoroti dua poin utama dari Injil hari ini:
1. “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.”
Yesus mengibaratkan dunia sebagai ladang tuaian yang luas, tetapi hanya sedikit yang mau bekerja di dalamnya. Artinya:
-
Tugas penginjilan bukan hanya milik imam, pastor, atau biarawan-biarawati.Semua umat Katolik dipanggil untuk menjadi saksi Kristus di mana pun mereka berada. Di keluarga, sekolah, kampus, kantor, maupun di masyarakat, setiap umat adalah pekerja di ladang Tuhan.
-
Gereja tetap membutuhkan imam dan religius, tetapi mereka tidak akan mampu menjangkau semuanya tanpa dukungan dan keterlibatan umat awam.
-
RP. Vitalis menekankan bahwa “hanya sedikit yang memasang telinga”, artinya hanya sedikit yang sungguh mendengarkan panggilan Tuhan dan mau menanggapinya. Karena itu, Yesus meminta kita untuk berdoa kepada Pemilik tuaian agar menambah jumlah penuai.
2. “Aku mengutus kamu seperti domba di tengah-tengah serigala.”
Yesus mengingatkan bahwa pewartaan Injil bukanlah tugas yang mudah. Ada banyak tantangan dan bahaya, seperti:
-
Nilai-nilai Injil sering bertabrakan dengan nilai duniawi, misalnya kekerasan, korupsi, dan ketidakadilan.
-
Namun, Yesus tidak meminta kita menjadi serigala untuk melawan serigala, melainkan tetap menjadi domba yang membawa damai dan kelembutan Injil.
-
Kekristenan adalah agama damai dan kasih. Di kantor, sekolah, atau lingkungan hidup kita, kita diajak tetap lembut, sabar, dan membawa terang Kristus, meskipun banyak yang menentang.
-
Yesus tidak membekali para murid dengan harta atau pundi-pundi, melainkan dengan kesederhanaan, kelemahlembutan, dan damai. Misi mereka adalah membawa damai, bukan luka atau penghakiman kepada orang lain.
RP. Vitalis juga menekankan bahwa:
-
Pewartaan berarti bersedia memanggul salib.Kadang dalam penderitaan dan kesulitan itulah Kerajaan Allah diwartakan. Saat kita menderita karena iman kita – tetap jujur meski dicemooh, tetap melayani meski lelah – di sanalah Kristus hadir.
-
Yesus memberi kuasa kepada para murid untuk mengusir roh-roh jahat, tetapi keberhasilan misi bukanlah segalanya. Yang terpenting adalah melaksanakan tanggung jawab dengan rendah hati dan tanpa beban kesombongan, karena semua itu berasal dari Tuhan.
Penutup Homili
RP. Vitalis mengajak umat untuk:
-
Menjadi pembawa damai, bukan luka atau penghakiman.
-
Tetap rendah hati dan sederhana dalam tugas pelayanan, seperti Yesus yang mengutus para murid-Nya tanpa bekal berlebihan.
-
Menyerahkan diri sepenuhnya kepada kuasa Yesus, sehingga ketakutan dan kecemasan kita berubah menjadi sukacita karena percaya pada penyertaan-Nya.
“Menjadi saksi Kristus berarti siap memanggul salib dengan damai dan kasih, karena domba tetaplah domba, utusan damai Tuhan di tengah dunia.”
📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa
Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Tanggal: 5 Juli 2025
0 comments:
Posting Komentar