Pastor Vitalis CF Frumau, CP.Berpulang: Umat Ketapang Mengantar Sang Misionaris Penuh Cinta ke Peristirahatan Terakhir
Ketapang, 17 Juli 2025 .Suasana haru dan duka mendalam menyelimuti Gereja Katedral Santa Gema Galgani Keuskupan Ketapang, ketika umat, biarawan-biarawati, dan para imam menghadiri Misa Pelepasan dan Pemakaman RP. Vitalis CF Frumau, CP atau R.P. Carel Frederik Frumau, CP, pada Rabu, 16 Juli 2025 pukul 11.00 WIB.
Perayaan Misa Requiem dipimpin oleh Mgr. Pius Riana Prapdi (Uskup Ketapang) didampingi Mgr. Valentinus Saeng (Uskup Sanggau), RP. Sabinus Lohin, CP (Provinsial Pasionis Indonesia), dan RP. Paskalis Nores, CP. Panitia memberi kesempatan terakhir bagi umat, suster, dan pastor yang hendak memberikan penghormatan dan berfoto di samping peti jenazah sebelum misa dimulai.
“Bapak, Ibu, Saudara dan Saudari yang terkasih dalam Tuhan. Selamat datang di Gereja Katedral Paroki Santa Gema Galgani Keuskupan Ketapang. Hari ini keluarga besar Kongregasi Pasionis Provinsi Maria Ratu Damai Indonesia bersama seluruh umat beriman memberikan penghormatan terakhir dan mengantar kepergian Pastor Vitalis Karel Frederik Frumau, CP yang kita cintai dengan rasa duka mendalam, namun kita patut bersyukur karena peristiwa ini meneguhkan iman kita,” ujar petugas pembawa acara.
Profil Lengkap Pastor Vitalis CF Frumau, CP
Pastor Vitalis lahir dengan nama lengkap Karel Frederik Frumau di Dordrecht, Belanda, pada 29 September 1935. Ia merupakan anak keempat dari enam bersaudara, putra pasangan Karel Frederik Frumau dan Anna Apolonia. Beliau menjadi WNI pada 14 September 1982.
Riwayat pendidikan beliau:
-
TK Suster SPM (1938–1941)
-
SD Katolik Santo Josef di samping Gereja Santo Bonifasius (1941–1947)
-
Gimnasium Seminari Menengah Santo Gabriel Herzogenrath (1947–1955)
-
Kelas filsafat di Biara Maria Hoop Provinsi Limburg Selatan (1956–1958)
-
Kelas teologi di Biara Mater Dolorosa Mook Provinsi Limburg Utara (1958–1962).
Perjalanan hidup panggilannya:
-
27 Februari 1948, masa aspiran Pasionis, dikenakan lencana Pasionis bertepatan pesta Santo Gabriel.
-
22 Agustus 1955, masuk novisiat Kongregasi Pasionis di Maria Hoop, Provinsi Mater Sancti.
-
31 Agustus 1955, mengenakan jubah Pasionis dan berganti nama menjadi Frater Vitalis dari Maria Immakulata Konsepsio.
-
4 September 1956, mengikrarkan kaul pertama di Maria Hoop.
-
7 September 1959, mengikrarkan kaul kekal di Biara Mater Dolorosa Mook.
Tahbisan suci:
-
24 April 1960, menerima Tonsura dan Ordines Minores
-
16 April 1961, tahbisan Subdiakonat
-
28 September 1961, tahbisan Diakonat
-
5 Mei 1962, tahbisan Imamat bersama lima teman seangkatan, dengan moto tahbisan: Menjadi Altar Kristus.
Misa perdananya dilaksanakan pada 20 Mei 1962 di Paroki Santo Bonifasius Dordrecht, Belanda.
Karya Misi dan Pelayanan di Indonesia
6 Januari 1964, Pastor Vitalis berangkat dari Schiphol Amsterdam menuju Indonesia dan tiba di Jakarta pada 26 Februari 1964. Pelayanan pastoral beliau di Kalimantan Barat:
-
April–Oktober 1964: Sepotong, Turne, Simpang Hulu, Simpang Dua, Balai Berkuak, Maraban
-
Oktober 1964–Oktober 1966: Tumbang Titi
-
Oktober 1966–April 1977: Balai Berkuak
-
Februari 1977–Desember 1994: Ketapang, termasuk menjabat Sekretaris Keuskupan Ketapang (Feb 1977–Ags 1989) dan Pastor Kepala Paroki Katedral Santa Gema Galgani (1978–1994).
Selain itu, beliau juga:
-
Menjadi dosen Kitab Suci dan Moral (1979–1989, 1991–1994)
-
Ketua Komisi Liturgi Keuskupan Ketapang (1979–1994)
-
Redaktur Majalah TRK3K Komunikasi Keuskupan Ketapang (1977–1994)
-
Ketua Komunikasi Sosial Keuskupan Ketapang (1979–1984)
-
Moderator PDKK Santa Theresia dari Avila (1985–1994).
Tugas di tingkat nasional:
-
Vikaris Pasionis Indonesia (1994–1998)
-
Superior Biara Novisiat Santo Gabriel Batu Jawa Timur (Nov 1998–Jan 2005)
-
Direktur para frater tingkat 6-7 (S2) di Studentat Biara Passionis Malang (2001–2002)
-
Superior Provinsi Alat Maria Ratu Damai Passionis Jakarta (2005–2015)
-
Masa purnatugas di komunitas Passionis Jakarta (2015–2025).
Berpulang dalam Damai
Pastor Vitalis meninggal dunia pada Sabtu, 12 Juli 2025 pukul 15.58 WIB di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan. Dalam homili, Mgr. Pius Riana Prapdi menegaskan bahwa Pastor Vitalis adalah gembala yang berbau domba, seperti pesan Santo Paulus kepada Timotius:
“Kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah dalam menderita. Lakukanlah pekerjaan pewartaan Injil dan tunaikan tugas pelayananmu.”
Mgr. Valentinus Saeng, menambahkan kesaksiannya, “Selama saya mengenal Pastor Vitalis, saya belum pernah melihat beliau marah atau geram. Ia selalu tersenyum kepada umatnya.”
Kesaksian Hidup dan Teladan Iman
Pastor Vitalis menulis bahwa Tuhan telah memanggilnya sejak dalam kandungan ibunya. Dibaptis di hari kelahirannya dengan nama Bonifasius, nama ini menegaskan kerinduannya menjadi misionaris, yang berarti “orang yang berbuat baik”. Dalam perjalanan panggilannya, ia pernah gagal naik kelas di seminari, namun doa dan keyakinannya tidak pernah padam.
Ia terinspirasi oleh Pastor Leo OFMCap yang menasihatinya untuk selalu berdoa saat imam mengangkat hosti dalam Ekaristi: “Ya Tuhanku dan Allahku, datanglah Kerajaan-Mu.” Dalam setiap kegagalan, Pastor Vitalis mengulang doa ini dan mendengar bisikan: “Jangan takut, engkau akan menjadi imam misionaris.”
Benarlah, ia menjadi imam misionaris berhati emas yang mencintai umat, mengunjungi yang sakit, lansia, dan menyapa semua orang dengan senyum tulus. Bahkan dikisahkan, saat Pastor Vitalis datang ke kampung, anak dalam kandungan pun melonjak kegirangan mendengar kehadirannya.
Pastor Vitalis selalu menghadirkan wajah sukacita dalam pelayanan. Karena, seperti yang diungkapkan dalam homili, jika seorang pewarta menampilkan wajah muram dan marah, itu bukanlah pewartaan yang baik. Pastor Vitalis justru menyucikan umat dengan menyiapkan homili dengan sungguh-sungguh, melaksanakan liturgi dengan cermat, dan menunjukkan hormat yang mendalam kepada sakramen. Semua ini bukan hanya rutinitas, melainkan lahir dari pengalaman imannya sendiri.
Pada usia tujuh tahun, ketika menerima komuni pertama, Vitalis kecil terpesona melihat imam yang memberikan komuni dengan begitu hormat dan khidmat. Pengalaman itu begitu membekas, menumbuhkan niat dalam dirinya: “Aku mau jadi pastor.”
Inilah permenungan bagi kita semua, terutama para imam dan pelayan pastoral: apakah kehadiran kita, terutama saat merayakan Ekaristi, mampu menyentuh kedalaman hati umat, bahkan menumbuhkan panggilan untuk menjadi imam? Pastor Vitalis telah meneladankan hal itu.
Selain menebarkan Sabda Tuhan, Pastor Vitalis juga menyiapkan obat-obatan ketika berkunjung ke pedalaman. Ketika itu, Ketapang belum semudah sekarang. Ia melayani orang sakit – demam, malaria, luka kurap dan kudis – tanpa jijik, bahkan mengabadikan peristiwa itu melalui fotonya. Lalu ia menyebarkan kabar sukacita itu lewat majalah Trika yang dikelolanya, menjadi sarana komunikasi umat di pedalaman, memberitakan peristiwa gerejawi, hingga memuat harga-harga kebutuhan pokok untuk pembangunan di Kabupaten Ketapang.
Pastor Vitalis membawa kegembiraan dan sukacita, yang bukan hanya menghasilkan perkembangan rohani dan iman, tetapi juga pembangunan masyarakat sehingga hidup umat semakin sejahtera.
Pastor Vitalis menjalankan pewartaan Injil dan tugas pelayanan dengan ceria, tanpa mengenal lelah, dan ia telah menyempurnakan pelayanannya itu dengan memilih dimakamkan di Keuskupan Ketapang, wujud cinta yang begitu mendalam kepada umat yang dilayaninya.
Ia menghadirkan altar Kristus dengan berjalan bersama umat. Dalam tugasnya di Sepotong, Balai Berkuak, dan Tumbang Titi, Pastor Vitalis selalu melibatkan dan memberdayakan umat. Bapak Suri mengenang, “Itulah cara kerja Pastor Vitalis: partnership. Tidak ada atasan atau bawahan, tetapi masing-masing berkembang menghadirkan pelayanan pewartaan Injil yang semakin baik.”
Terima kasih, Pastor Vitalis, atas kehadiran dan teladanmu bagi kami semua. Doakan kami agar kami pun dapat menjadi altar Kristus yang penuh sukacita. Selamat jalan, Pastor. Doakanlah kami.
MISA PELEPASAN DAN PEMAKAMAN RP. VITALIS CF FRUMAU, CP
Pada kesempatan kali ini, kata sambutan diwakilkan oleh Bapak Uskup Keuskupan Sanggau, Monsinyur Valentinus Saeng.
Kalau saya boleh menggambarkan perjuangan dari pelayanan dan hidup rohani Pastor Vitalis ini bagaikan suatu pertandingan. Seperti Rasul Paulus juga menggambarkan bagaimana dia mengikuti Yesus dan perjuangan hidup rohaninya bagaikan suatu pertandingan. Pastor Vitalis sudah mengakhiri pertandingan dalam begitu banyak perlombaan selama hampir 90 tahun ini. Kita bisa melihat ada banyak teman-temannya menjadi pemain, menjadi pelayan yang luar biasa. Saya sebut saja satu dua orang: Pastor Lintas, Pak Suri, Pak Paulus Lanjak, orang-orang yang sungguh terlibat dalam pelayanannya. Dan kita semua yang adalah suporter, tifosi dari apa yang telah dibuat oleh Pastor Vitalis ini, kita bisa melihat bahwa dia melayani dengan sangat baik.
Dia adalah biarawan Pasionis sekaligus juga seorang misionaris yang memulai pekerjaannya dengan baik. Akhirnya dia juga mengakhiri pertandingan itu dengan sangat baik. Bagi kami para Pasionis, Pastor Vitalis ini bukan hanya seorang pemain, tetapi dia juga adalah pelatih – pelatih bagi Pasionis muda yang bekerja di mana-mana, bahkan sekarang menjadi misionaris juga di Papua Nugini, di Italia, dan juga di Peru. Sekaligus juga menjadi guru bagi kami, guru dalam melatih kami untuk hidup rohani yang baik. Karena itu Pastor Vitalis benar-benar bagi kami orang yang sangat kami hormati dan sangat kami sayangi.
Kepergiannya memang di satu pihak menyedihkan kita, tetapi karena iman dan harapan kita akan hidup yang abadi, saya kira kita tidak boleh juga sedih, kita boleh bergembira karena dia pulang ke rumah Bapaknya yang abadi untuk menghidupi hidup yang abadi itu. Pastilah dalam segala pertandingan, pelayanan itu, Pastor Vitalis mengalami juga kekeliruan, kesalahan. Oleh karena itu, saya mohon agar Bapak Ibu semuanya memberikan pengampunan atas segala kesalahan dan kekurangannya.
Dalam banyak pembicaraannya dengan teman-teman juga beliau mengatakan bahwa dia ingin dimakamkan di Ketapang. Pastilah Ketapang adalah tempat di hatinya yang sangat dalam, di mana dia mencurahkan seluruh masa mudanya, dan pada akhirnya dia masih mengenang hidupnya, pelayanannya di kota Ketapang ini. Inilah alasan mengapa kami membawa Pastor Vitalis untuk dimakamkan di Ketapang.
Bapak Ibu yang saya kasihi dalam Tuhan, pertama-tama saya mengucapkan terima kasih kepada Monsinyur Pius yang memberikan kesempatan jenazah Pastor Vitalis boleh hadir di Katedral ini dan beliau juga memimpin perayaan Ekaristi, juga kepada Monsinyur Valen yang kemarin merayakan misa untuk Pastor Vitalis, serta kepada Pastor Paroki dan seluruh umat di Katedral ini yang telah menyiapkan perayaan dan segalanya dengan sangat baik. Juga di Biara, saya melihat semuanya disiapkan dengan baik. Ini bukti cinta kita semua kepadanya.
Atas nama Kongregasi Pasionis, saya mengucapkan terima kasih. Semoga Tuhan membalas kebaikan pengabdian dan kerja baik saudara-saudari semua dengan memberikan berkat dan anugerah yang luar biasa. Terpujilah Tuhan. Amin.
CURRICULUM VITAE SINGKAT RP. VITALIS CF FRUMAU, CP
-
Nama Lengkap: R.P. Carel Frederik Frumau, CP
-
Nama Panggilan Biara: Rm. Vitalis, CP
-
TTL: Dordrecht (Belanda), 29 September 1935
-
Anak ke-4 dari 6 bersaudara
-
WNI sejak: 14 September 1982
Riwayat Pendidikan dan Tahbisan
-
1938-1941: TK Froe Belschool O.L. Vrouw van Amersfoort, SPM
-
1941-1947: SD Katolik St. Joseph
-
1947-1955: Gymnasium Seminari Menengah Santo Gabriel, Haastrecht
-
1956-1958: Filsafat Biara Maria Hoop, Limburg Selatan
-
1958-1962: Teologi Biara Mater Dolorosa, Mook, Limburg Utara
➤ Menjadi Pasionis:
-
27 Feb 1948: Aspirant
-
22 Ags 1955: Novisiat
-
31 Ags 1955: Mengenakan jubah Pasionis, berganti nama menjadi Frater Vitalis dari Maria Immaculata Conceptio
-
4 Sep 1956: Kaul Pertama
-
7 Sep 1959: Kaul Kekal
-
24 Apr 1960: Tahbisan Tonsura dan ordines minores
-
16 Apr 1961: Sub-Diakonat
-
28 Sep 1961: Diakonat
-
5 Mei 1962: Tahbisan Imamat (Motto: Menjadi Alter Christus)
-
20 Mei 1962: Misa Perdana di Paroki St. Bonifasius, Dordrecht
Riwayat Tugas Pelayanan
-
1964: Berangkat ke Indonesia sebagai misionaris
-
1964-1966: Tumbang Titi
-
1966-1977: Balai Berkuak
-
1977-1994: Ketapang (Sekretaris Keuskupan, Pastor Paroki Katedral, Dosen Kitab Suci & Moral Kateketik, Ketua Liturgi dan Komsos, Redaktur Majalah TRIKA, Moderator PDKK St. Theresia)
-
1994-1998: Vikarius Pasionis Indonesia, Jakarta
-
1998-2005: Superior Novisiat Sto Gabriel, Batu, Jawa Timur
-
2005-2015: Superior Provinsialat Maria Ratu Damai Pasionis, Jakarta
-
2015-2025: Purna tugas di Komunitas Provinsialat Jakarta
Berpulang: Sabtu, 12 Juli 2025 pukul 15.58 WIB di RS Medistra Jakarta.
📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa
Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Tanggal: 17 Juli 2025
0 comments:
Posting Komentar