Pastor Vitalis CF Frumau, CP Berpulang: Misa Requiem Dipimpin Mgr. Valentinus Saeng, Umat Kenang Karya dan Kerendahan Hati Sang Misionaris

 

Misa Requiem dipimpin oleh Mgr. Valentinus Saeng dan didampingi oleh RP. Damianus Sepo, CP, serta RP. Paskalis Nores, CP

Pastor Vitalis CF Frumau, CP Berpulang: Misa Requiem Dipimpin Mgr. Valentinus Saeng, Umat Kenang Karya dan Kerendahan Hati Sang Misionaris

Ketapang, 17 Juli 2025 .Umat Katolik Kalimantan Barat mengenang kepergian RP. Vitalis CF Frumau, CP, imam misionaris Kongregasi Pasionis yang berpulang dalam damai di Jakarta, melalui Misa Requiem pada Selasa, 15 Juli 2025 pukul 19.00 WIB. Misa tersebut dipimpin oleh Mgr. Valentinus Saeng dan didampingi oleh RP. Damianus Sepo, CP, serta RP. Paskalis Nores, CP.





































































































































































Sebelum misa dimulai, umat diajak menonton video riwayat singkat almarhum Pastor Vitalis CF Frumau, CP. Dalam video tersebut ditampilkan perjalanan panjang hidupnya. Pastor Vitalis lahir di Dortrek, Belanda pada tahun 1935, sebagai anak keempat dari enam bersaudara dalam keluarga Katolik. Ia dibaptis pada hari kelahirannya dan menerima Komuni Pertama serta Krisma pada usia tujuh tahun. Pendidikan rohaninya dimulai di bawah bimbingan para suster, berlanjut di Seminari Santo Gabriel. Pada usia 20 tahun, ia masuk novisiat dan menerima nama religius Frater Vitalis dari Maria Immaculata Kum. Kaul pertamanya diikrarkan pada 1956, kaul kekalnya pada 1959, dan ia ditahbiskan menjadi imam pada 5 Mei 1962.

Pastoral membawanya jauh ke Indonesia. Ia tiba pada 6 Januari 1964 dan langsung melayani di daerah-daerah terpencil seperti Sepotong, Simpang Tumbang, dan Balai Berkat. Dari tahun 1977 hingga 1994, ia berkarya di tengah medan misi yang menantang dan dikenal sebagai imam yang rendah hati, tekun, serta bersahabat dengan semua orang.

Setelahnya, Pastor Vitalis diangkat sebagai Vikaris Pasionis Indonesia di Jakarta, lalu menjadi superior officiat Santo Gabriel di Batu, serta dosen pembimbing di studen Tat Malang. Pada tahun 2020-2025, ia diangkat menjadi superior rumah Provinsi Alat Maria Ratu Damai di Jakarta hingga akhir hayatnya.

Dalam homilinya, Mgr. Valentinus Saeng menegaskan makna kehadiran Pastor Vitalis dalam sejarah iman Katolik Kalimantan Barat. “Pada petang ini kita berkumpul di Biara Pasionis untuk mengenang salah satu tokoh sejarah misionaris terakhir dari Belanda yang bekerja keras menumbuhkan Injil di hati umat Katolik di daerah Ketapang dan Kalimantan Barat,” ungkap beliau. Mgr. Valentinus juga menambahkan, Pastor Vitalis bukan hanya misionaris paroki, melainkan juga pemimpin Kongregasi Pasionis se-Indonesia dan pembina calon imam di Malang. “Saya salah satu dari yang beliau bina. Sampai menjelang akhir hidupnya, ia menjadi bapa pengakuan bagi saya. Kini kita melepasnya,” ujarnya dengan suara bergetar.

Suasana misa dipenuhi rasa kehilangan mendalam, namun tetap diliputi pengharapan iman. “Sebagai orang beriman, kita meyakini bahwa dengan kemenangan Kristus, maut diubah. Kematian bukan akhir kekalahan melainkan pintu masuk kehidupan abadi,” lanjut Mgr. Valentinus. Beliau juga mengajak umat untuk memaafkan segala kesalahan Pastor Vitalis selama hidupnya, serta memohon agar almarhum juga mengampuni kesalahan umat yang pernah melukai hatinya.

Bacaan misa diambil dari surat pertama Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika yang menegaskan bahwa “jika kita percaya Yesus telah mati dan bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan bersama Dia.” Injil dibacakan dari Yohanes, mengisahkan Marta yang percaya Yesus adalah Kebangkitan dan Hidup, menegaskan iman umat akan kehidupan kekal.

Dalam homilinya, Mgr. Valentinus juga mengajak umat merenungkan arti hidup di dunia. “Karena sekuat, sekaya, dan sekuasa apapun kita, semua akan menyerah ketika malam itu datang,” katanya, seraya menegaskan makna perbuatan baik sebagai wujud citra Allah yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya.

Ia mencontohkan pribadi Pastor Vitalis sebagai sosok rendah hati, tulus, dan jarang berkata buruk tentang orang lain. “Hatinya selalu baik. Kadang orang marah kepadanya, tapi dia hanya diam. Kadang ia berkata, biar sajalah, yang salah saya atau dia, toh kita sama-sama manusia,” kenang beliau.

Mgr. Valentinus juga mengingatkan umat tentang tantangan iman di zaman ini. “Menjadi Katolik sungguh-sungguh sekarang tidak segampang membalik telapak tangan. Kita hidup di zaman ketika kita diminta menjadi musuh bagi sesama, mencintai yang jauh, namun melupakan yang dekat,” katanya. Ia menyinggung mentalitas gosip, ekshibisionisme, dan pola hidup konsumtif yang merusak hubungan antar manusia.

Di akhir homili, Mgr. Valentinus menegaskan kembali tujuan doa requiem: “Motif pertama, kita mendoakan beliau yang pasti ada kelalaian dan kesalahan. Motif kedua, kita merenungkan kembali panggilan hidup kita masing-masing, apakah kita sungguh menghimpun iman dalam perbuatan baik setiap hari.”

Refleksi Iman: Menyangkal Diri, Memikul Salib, dan Mempertahankan Harapan

Sekarang benar-benar harus kita lakukan dengan sikap yang tekun dan berkelanjutan. Daging ini, kapan saja kita bisa berujung pada kematian. Maka hal ketiga dari perayaan orang meninggal seperti ini selalu meneguhkan harapan kita.

Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang peduli, Tuhan yang Maha, Tuhan yang punya segalanya. Sehingga harapan kita tidak boleh patah dan kita tidak boleh menyerah karena kesalahan, atau karena keturunan yang kita lakukan. Salah, berusahalah menjadi lebih baik. Menjadi lebih baik, sampai tahap terakhir dalam kehidupan.

Mengapa ini penting? Bapak Ibu, saya tidak tahu, tetapi di keuskupan saya ini, ada gara-gara putus cinta orang minum Baigon. Baigon yang seharusnya untuk menyemprot nyamuk itu menjadi minuman. Gara-gara rebut motor, gara-gara bertengkar suami istri, gara-gara seragam sekolah, minum racun rumput.

Mengapa itu terjadi? Karena iman tidak pernah dididik. Iman tidak pernah dilemah. Iman tidak pernah diperbuat. Dan harapan itu hanya lahir dari tema yang kuat bahwa Yesus dan janji-Nya akan selalu diam. "Aku akan menyertai kamu sampai akhir zaman."

Bapak Ibu, Saudara-saudari, saya ingin mengakhiri ini dengan cerita. Tadi saya ngobrol dengan mantan provinsial saya, bahwa orang baik itu dia akan selalu membawa berkat bagi mereka. Biar tempat ini hanya ditunggu satu orang, tidak takut dengan hantunya. Kalau takut dengan hantunya repot berarti. Satu orang saja menandakan apa? Menandakan kita ini kekurangan hidup.

Di TikTok saya lihat ada orang kirim ke saya, “Bapak Uskup, ternyata omongan Bapak Uskup tentang menambah anak diperkuat oleh seorang ibu-ibu yang teriak-teriak: ‘Kalian semua mendoakan, mengharapkan anak orang jadi pastor. Doakan juga anakmu.’” Ada kan? Nah, ini satu orang saja sudah mengingatkan banyak orang.

Kondisi biara kalau tidak dihuni paling gampang rusak. Karena bila rumah itu tidak dihuni, pasti ada yang menghuni di situ. Bagi kita itu kotor, bagi mereka bersih. Semoga Pastor tidak takut sesudah ini.

Pastor Vitalis bersama teman-temannya berjuang, bersusah payah mendirikan tempat ini sebagai tempat mereka untuk beristirahat. Pulang dari misi mereka, mereka berkumpul di sini, menimba kekuatan dari hidup berkomunitas, dari hidup doa. Meskipun satu orang atau dua orang, mereka selalu berdoa dengan luar biasa.

Sekarang halaman biara ini terurus rapi. Ternyata cinta dan perhatian Pastor untuk Ketapang dan sekitarnya, sampai mati pun Pastor tetap berjasa. Terima kasih Pastor. Ternyata cinta Pastor kepada tanah misi ini tak pernah padam.

Setelah misa requiem, jenazah Pastor Vitalis disemayamkan di  Biara Pasionis “Santo Yosef” Ketapang terurus rapi. Ternyata cinta dan perhatian Pastor untuk Ketapang dan sekitarnya, sampai mati pun Pastor tetap berjasa. Berdasarkan informasi DPP Katedral Santa Gema Galgani, jenazahnya tiba di Ketapang pada Selasa malam dan disemayamkan di sana untuk penghormatan terakhir. “Selamat jalan Pastor Vitalis CF Frumau, CP. Jejak pengabdian-Mu tetap hidup dalam doa umat yang Kau layani dengan cinta. Semoga engkau beristirahat dalam damai dan kemuliaan bersama Kristus yang telah Kau baktikan seluruh hidup,” tutup umat dengan doa dan linangan air mata.

📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa

Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal:   17  Juli 2025 

About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar