Pesan Rohani RD. Mardianus Indra Hadir Menyapa Jiwa di Ketapang
Ketapang, Rabu 13 Agustus 2025. Pagi di Kota Ketapang terasa teduh, seakan alam pun sedang menyiapkan ruang hening bagi setiap hati yang ingin merenung. Tepat pukul 08.11 WIB, sebuah pesan rohani sederhana namun sarat makna hadir menyapa umat, datang dari sosok gembala umat yang dikenal rendah hati dan penuh perhatian, RD. Mardianus Indra.
RD Mardianus Indra, Imam Diosesan yang saat ini menjabat sebagai Direktur PSE (Pengembangan Sosial Ekonomi) Caritas Keuskupan Ketapang, mengunggah status WhatsApp yang singkat, namun kaya akan nilai kehidupan dan iman. Dalam unggahan tersebut, beliau menulis:
"Tempat di mana ketika kerapuhan dikuatkan; kegagalan dihibur dan sukacita diteguhkan. Karena semua dalam peziarahan tidak ada yang sempurna; dan tak ada yang abadi, namun semua berharap bisa mencapai kehidupan abadi." 🙏💪
Pesan yang tampak sederhana ini, bila direnungkan lebih dalam, menyentuh sisi terdalam perjalanan rohani setiap orang. RD Mardianus seakan mengajak umat untuk menyadari bahwa hidup di dunia adalah sebuah peziarahan panjang, penuh pasang surut, kegagalan, keberhasilan, air mata, dan sukacita. Namun, di balik itu semua, ada harapan yang tak pernah padam: kerinduan akan kehidupan abadi bersama Tuhan.
Sebagai Direktur PSE Caritas Keuskupan Ketapang, RD Mardianus tidak hanya terlibat dalam pelayanan sosial dan kemanusiaan, tetapi juga aktif menabur pesan-pesan rohani yang memberi penguatan bagi banyak orang. Unggahan pagi ini menjadi salah satu wujud nyata kepeduliannya dalam membimbing umat, bahkan lewat media digital sederhana seperti WhatsApp.
Banyak umat yang membaca status tersebut mengaku tergerak. Mereka menemukan kembali semangat untuk melanjutkan perjalanan hidup, meski dalam kerapuhan dan keterbatasan. Pesan ini menjadi pengingat bahwa tidak ada yang sempurna di dunia, dan segala yang fana akan berlalu. Hanya kasih dan kehidupan abadi yang menjadi tujuan akhir.
Di tengah dinamika kehidupan masyarakat Ketapang yang terus bergerak, pesan RD Mardianus ini menjadi oase rohani. Kehadirannya seperti setetes embun di tengah dahaga, mengundang siapa saja untuk berhenti sejenak, merenung, dan menguatkan langkah kembali.
Dengan nada yang lembut namun tegas, RD Mardianus mengajak setiap orang untuk tidak takut pada kerapuhan diri. Sebaliknya, kerapuhan itu adalah ruang bagi kasih Tuhan untuk bekerja, kegagalan adalah kesempatan untuk belajar, dan sukacita adalah tanda bahwa kita masih mampu bersyukur.
Pesan singkat ini akhirnya menjadi pengingat kolektif: dalam perjalanan menuju kehidupan abadi, kita tidak berjalan sendirian. Tuhan hadir, menguatkan, menghibur, dan meneguhkan, melalui banyak cara termasuk melalui pesan sederhana seorang imam di pagi hari.
📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa
Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Tanggal: 13 Agustus 2025


0 comments:
Posting Komentar