Belajar Firman Tuhan Bab 8: Tawaran pada Pertobatan, Peserta KEP 2025 Paroki St. Agustinus Paya Kumang Didorong Mengalami Pertemuan Pribadi dengan Kristus


Foto Romo Stephanus Advent Novianto SJ

Belajar Firman Tuhan Bab 8: Tawaran pada Pertobatan, Peserta KEP 2025 Paroki St. Agustinus Paya Kumang Didorong Mengalami Pertemuan Pribadi dengan Kristus

Ketapang, 19 September 2025.Suasana hening, hangat, dan penuh makna mewarnai Gedung Jeron Stoop,CP. kompleks Paroki St. Agustinus Paya Kumang, pada dua kesempatan penting bulan September ini. Pada tanggal 8 September 2025 dan 17 September 2025, dilaksanakan dua sesi mendalam Belajar Firman Tuhan Bab 8 dengan tema “Tawaran pada Pertobatan” sebagai bagian dari rangkaian Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP) 2025.

Kegiatan ini, yang digelar setiap Senin dan Rabu malam mulai pukul 18.45 – 21.00 WIB sejak 14 Juli hingga 6 Oktober 2025, menghadirkan Romo Stephanus Advent Novianto SJ sebagai narasumber utama.

Dalam dua sesi Bab 8 ini, para peserta diajak untuk merenungkan arti pertobatan, menyelami kisah Zakheus, serta menemukan dimensi pribadi dalam relasi dengan Kristus.

























Kehadiran Panitia dan Peserta

Pada sesi pertama, tampak hadir Ibu Angelina Norma Sanger selaku Ketua Panitia, didampingi Saudari Even Fransiska sebagai sekretaris, serta Ibu Sutarti Rahayu bersama beberapa panitia lainnya. Acara ini diikuti oleh 12 peserta yang dengan antusias membuka hati untuk belajar.

Para peserta, dengan latar belakang dan pengalaman iman yang beragam, terlihat penuh semangat mendengarkan penjelasan, mencatat, dan mengajukan pertanyaan. Tidak sedikit dari mereka yang mengaku merasakan pengalaman baru dalam memahami makna pertobatan.

Pertobatan Sebagai Rahmat

Romo Stephanus Advent Novianto SJ membuka materi dengan menegaskan bahwa pertobatan bukanlah hasil dari usaha manusia semata, melainkan rahmat dari Tuhan. Pertobatan adalah tawaran kasih dari Yesus yang mengajak manusia untuk kembali membangun relasi yang utuh dengan-Nya.

“Pertobatan adalah panggilan untuk keluar dari hidup ganda,” tegasnya. “Bukan sekadar ritual, melainkan perubahan total yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.”

Kerangka 5 Langkah Evangelisasi

Peserta KEP 2025 kembali diingatkan tentang kerangka 5 langkah evangelisasi:

  1. Kisah Kristus – menyampaikan Injil dan kabar gembira tentang Yesus.

  2. Kesaksian Iman – membagikan pengalaman pribadi bersama Tuhan.

  3. Berteman dengan Sesama – membangun hubungan yang tulus.

  4. Tawaran pada Pertobatan – mengajak orang untuk berbalik kepada Tuhan.

  5. Pemuridan & Komunitas – mendampingi perjalanan iman dan mengintegrasikan dalam kehidupan Gereja.

Materi Bab 8 menekankan langkah keempat, yaitu Tawaran pada Pertobatan, sebagai jantung transformasi rohani.

Menyelami Kisah Zakheus

Salah satu refleksi yang paling menyentuh hati peserta adalah kisah Zakheus (Luk 19:1-10). Zakheus, seorang pemungut cukai yang kaya, namun dianggap berdosa, berjuang untuk melihat Yesus. Ia berlari, bahkan memanjat pohon ara.

Sapaan Yesus, “Zakheus, turunlah, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu,” menjadi titik balik hidupnya. Dari seorang yang dikucilkan, ia berubah menjadi pribadi baru yang berani, murah hati, dan rela memperbaiki kesalahan.

“Dalam kisah ini, kita diajak untuk melihat diri kita sendiri: Zakheus diriku. Pertemuan dengan Yesus membawa transformasi radikal yang nyata,” jelas Romo Stephanus.

Hakikat Pertobatan

Melalui penjelasan yang sistematis, Romo Stephanus menekankan beberapa pokok penting tentang hakikat pertobatan:

Pertobatan adalah ajakan dari Yesus: “Mari ikutilah Aku!”

Pertobatan bukan sekadar perasaan emosional, melainkan keputusan sadar dengan kehendak bebas.

Pertobatan adalah proses seumur hidup, unik pada tiap orang.

Perubahan bersifat holistik: mencakup aspek pribadi, sosial, spiritual, dan relasi dengan Tuhan.

Hambatan pertobatan bisa datang dari lingkungan, budaya, bahkan luka batin, sehingga setiap orang perlu didekati dengan kasih, bukan penghakiman.

Pertanyaan Reflektif

Dalam sesi diskusi, peserta diajak untuk merenungkan dua pertanyaan mendalam:

  1. Apakah Kristus sungguh hadir dalam hidupku?

  2. Perubahan positif apa yang telah kurasakan sebagai akibat dari kehadiran-Nya?

Pertanyaan ini memantik keheningan dan kesadaran pribadi. Beberapa peserta membagikan pengalaman mereka secara singkat, mulai dari perubahan sikap dalam keluarga hingga keberanian untuk mengampuni.

Mengapa Pertobatan Sering Dihindari?

Romo Stephanus menguraikan dua alasan utama yang sering membuat manusia enggan bertobat:

  1. Menganggap remeh rahmat – melihat pengampunan sebagai hal biasa.

  2. Egoisme – mengutamakan kepentingan diri sendiri di atas kehendak Tuhan.

“Kedua hal ini membuat manusia sering terjebak dalam zona nyaman, padahal pertobatan menuntut keberanian untuk berubah,” ujarnya.

Contoh Pertobatan dalam Alkitab

Alkitab menghadirkan dua sosok inspiratif:

Nikodemus – bertobat melalui proses bertahap, dari rasa ingin tahu hingga berani membela Yesus.

Saulus – mengalami pertobatan radikal dalam peristiwa dramatis di jalan menuju Damsyik, lalu menjadi Rasul Paulus.

Keduanya menunjukkan bahwa pertobatan bisa lahir baik melalui perjalanan panjang maupun peristiwa besar yang mengubah arah hidup.

Tahapan Pertobatan

Peserta diajak memahami 5 tahap pertobatan yang dialami setiap orang secara berbeda:

  1. Penggabungan Diri – motivasi masih egois.

  2. Perjalanan Iman – mulai tumbuh kesadaran rohani.

  3. Pengalaman Iman – merasakan kehadiran Tuhan secara nyata.

  4. Perdamaian Diri – menerima diri, berdamai, dan menyerahkan hidup pada Kristus.

  5. Kesadaran Umum – transformasi total yang menghasilkan pribadi penuh kasih, empati, dan komitmen pelayanan.

Sesi Kedua: Pendalaman Lebih Dalam

Pada 17 September 2025, sesi kedua Bab 8 digelar. Jika pada sesi pertama lebih menekankan pemahaman konseptual dan kisah Zakheus, maka sesi kedua diarahkan pada pendalaman reflektif dan praktik kehidupan sehari-hari.

Peserta diajak mengidentifikasi area hidup yang perlu diubah, lalu menuliskan komitmen pertobatan pribadi. Beberapa berbagi pengalaman: ada yang ingin memperbaiki hubungan keluarga, ada pula yang bertekad meninggalkan kebiasaan buruk yang selama ini menghambat pertumbuhan iman.

Diskusi semakin hidup saat Romo Stephanus memaparkan contoh nyata dari kehidupan umat Katolik sehari-hari: rajin beribadah tetapi tidak adil dalam pekerjaan, atau aktif dalam pelayanan tetapi lalai dalam keluarga. “Itulah yang disebut hidup ganda,” tegasnya.

Suasana Penuh Kekeluargaan

Meski materi cukup berat, suasana di Gedung Jeron Stoop tetap hangat. Panitia menyediakan konsumsi sederhana, dan setelah sesi, para peserta saling berbagi cerita.

Ibu Angelina Norma Sanger, ketua panitia, menyampaikan apresiasi kepada semua pihak: “Kegiatan ini tidak hanya memberikan ilmu, tetapi juga menumbuhkan rasa kebersamaan sebagai umat yang mau terus bertumbuh dalam iman.”

Makna yang Mendalam bagi Peserta

Bagi peserta, kedua sesi ini menjadi pengalaman spiritual yang menggugah. “Saya merasa tersentuh dengan kisah Zakheus. Selama ini saya merasa kecil dan tak layak, tetapi Yesus tetap datang dan memanggil saya,” ungkap salah satu peserta.

Peserta lain menambahkan, “Pertanyaan reflektif membuat saya sadar bahwa iman bukan hanya soal doa, tapi bagaimana saya berubah dalam tindakan sehari-hari.”

Kesimpulan

Kedua sesi Bab 8 “Tawaran pada Pertobatan” dalam KEP 2025 Paroki St. Agustinus Paya Kumang menegaskan kembali bahwa pertobatan adalah proses rohani yang mendalam. Ia dimulai oleh rahmat Tuhan, membutuhkan kebebasan manusia untuk merespons, dan mengubah seluruh aspek kehidupan.

Dengan belajar dari kisah Zakheus, Nikodemus, hingga Paulus, peserta diajak melihat diri mereka sendiri dan menemukan wajah Yesus yang selalu hadir, mengundang, dan menuntun pada kehidupan baru.

Pertobatan bukan akhir, melainkan awal perjalanan panjang menuju kesatuan dengan Kristus. Dalam terang Injil dan pendampingan Gereja, setiap orang diajak untuk tidak hanya berhenti pada pengetahuan, melainkan benar-benar mengalami transformasi hidup.

📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa

Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal:   19  September  2025


About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar