Pertemuan Keempat BKSN 2025 di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang: Umat Dikuatkan untuk Membaharui Relasi dengan Allah


Foto Frater Alexander Fransesco Agnes Ranubaya, S.Kom., S.Fil

Pertemuan Keempat BKSN 2025 di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang: Umat Dikuatkan untuk Membaharui Relasi dengan Allah

Ketapang, 30 September 2025.Lingkungan Santa Lusia, Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, Keuskupan Ketapang, menutup rangkaian Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) 2025 dengan pertemuan keempat yang mengusung tema mendalam: Pembaruan Relasi dengan Allah. Pertemuan yang berlangsung pada Selasa (30/9) pukul 18.30 WIB ini diselenggarakan di rumah Bapak Aluat, Jl. Gatot Subroto, Gang Anggrek, dan dihadiri dengan penuh semangat oleh segenap umat lingkungan, tiga suster, serta dipimpin oleh Frater Alexander Fransesco Agnes Ranubaya, S.Kom., S.Fil., frater Diosesan Keuskupan Ketapang.

Pertemuan ini bukan sekadar penutup dari rangkaian BKSN, melainkan sebuah momentum rohani yang mempertegas kembali panggilan umat untuk hidup setia dalam iman, menguatkan relasi dengan Allah, dan menyadari bahwa Allah adalah sumber keadilan yang senantiasa memberi kesempatan bagi manusia untuk berbalik kepada-Nya.











































Ibadat dengan Suasana Khidmat

Suasana doa dan permenungan terasa mendalam sejak awal ibadat. Lagu-lagu pujian dipandu oleh Ibu Sutarti Rahayu, Ketua Lingkungan Santa Lusia, yang membawakan kidung-kidung sederhana namun sarat makna. Kehadiran umat yang memenuhi rumah Bapak Aluat memperlihatkan kebersamaan dan kekompakan lingkungan dalam merayakan Sabda Tuhan.

Frater Alexander memimpin jalannya ibadat dengan penuh ketenangan dan penghayatan. Umat diajak masuk dalam suasana doa, mendengarkan sabda, serta meresapkannya dalam hati masing-masing. Bacaan Kitab Suci yang diambil dari Maleakhi 3:13-18 menjadi dasar permenungan sekaligus refleksi bersama.

Bacaan tersebut berbicara tentang keadilan Allah dan perbedaan nasib antara orang benar dan orang fasik. Nabi Maleakhi menyampaikan teguran keras kepada bangsa Israel yang meragukan keadilan Tuhan, bahkan menghujat dengan mengatakan bahwa beribadah kepada Allah adalah sia-sia. Namun, Tuhan melalui sabda-Nya menegaskan bahwa Ia memperhatikan orang-orang yang setia dan akan memperlakukan mereka sebagai anak-anak kesayangan-Nya.N

Vidio

Vidio

Inti Bacaan Maleakhi 3:13-18

Dalam permenungan bersama, Frater Alexander menggarisbawahi empat pokok penting yang terkandung dalam bacaan ini:

  1. Bangsa Israel Meragukan Allah
    Bangsa Israel mempertanyakan iman mereka, menganggap hidup kudus dan taat kepada Allah tidak memberikan keuntungan. Bahkan mereka berani menghujat Allah secara terbuka. Fenomena ini masih sangat relevan dengan kehidupan manusia masa kini, di mana teguran rohani sering kali ditolak atau bahkan dibalas dengan sikap defensif.

  2. Godaan Membandingkan Diri dengan Orang Fasik
    Pada ayat 14–15, umat Israel merasa sia-sia melakukan kebaikan karena melihat orang jahat justru hidup lebih sejahtera. Mereka merasa keadilan Allah tidak nyata. Hal ini mencerminkan pergulatan batin umat beriman hingga kini, yang terkadang melihat orang fasik hidup makmur sementara orang benar menghadapi kesulitan.

  3. Kasih Allah kepada Orang Benar
    Ayat 16–17 menegaskan bahwa Allah mencatat nama orang yang setia kepada-Nya. Mereka akan menjadi milik kesayangan-Nya, seperti anak yang dikasihi orang tua. Relasi antara Allah dan umat setia-Nya adalah relasi yang mendalam, yang kelak akan nyata sepenuhnya pada hari Tuhan.

  4. Keadilan Allah pada Waktunya
    Ayat 18 menekankan bahwa Allah akan memperlihatkan perbedaan antara orang benar dan orang fasik. Orang benar akan menerima kasih dan keselamatan, sedangkan orang fasik akan menerima hukuman. Namun sebelum hari itu tiba, Allah senantiasa membuka pintu rahmat bagi mereka yang mau bertobat.

Suara dan Tanggapan Umat

Pertemuan ini semakin hidup dengan adanya tanggapan, refleksi, dan permenungan dari umat yang hadir. Beberapa umat memberikan kesaksian iman mereka terkait bacaan Kitab Maleakhi dan pengalaman hidup sehari-hari.

Bapak Daduanto

Beliau menegaskan bahwa Maleakhi 3:13-18 berbicara tentang keraguan manusia terhadap keadilan Tuhan. Orang fasik tampak hidup bahagia, sementara orang benar mengalami kesulitan. Namun Allah menegaskan bahwa Ia akan membuat perbedaan yang jelas pada hari penghakiman. Orang yang takut akan Tuhan akan menjadi milik kesayangan-Nya, dikasihi seperti anak.

Pesan utama yang disampaikan Bapak Daduanto adalah:

Jangan pernah meragukan Tuhan, meskipun tampak orang jahat hidup makmur.

Kepercayaan kepada Tuhan sangat penting, karena Ia selalu memperhatikan orang setia.

Pada akhirnya akan ada pembalasan ilahi yang adil.

Suster Paula, OSA

Suster Paula mengangkat realitas hidup yang kerap membingungkan: orang jahat hidup nyaman, sementara orang benar justru sering merasa belum sejahtera. Namun situasi itu tidak boleh membuat orang beriman putus asa. Kesetiaan tetap harus dijaga, sebab Allah selalu melihat isi hati manusia.

Bapak Stepanus Kauti

Beliau menyoroti persoalan dalam pelayanan Gereja, di mana ada orang yang memberi dengan harapan mendapat balasan. Padahal pelayanan seharusnya tulus untuk Allah, bukan demi kepentingan pribadi. Ia menegaskan bahwa pelayanan sejati adalah pengabdian murni, sebagaimana diajarkan dalam Kitab Maleakhi.

Bapak Stepanus juga mengingatkan bahaya formalitas dalam iman. Banyak orang merasa cukup hanya berstatus Katolik tanpa keterlibatan nyata. Ibadah dianggap rutinitas, bahkan sekadar simbolik tanpa penghayatan.

Bapak Yohanes Sigit Kurnianto

Dalam refleksinya, Bapak Sigit menyoroti fenomena keterlibatan umat dalam kehidupan menggereja. Menurutnya, sering kali ibu-ibu lebih aktif daripada bapak-bapak. Hal ini menjadi tantangan bagi Gereja, karena iman seharusnya menjadi tanggung jawab seluruh anggota keluarga.

Ia menegaskan, orang yang telah ditegur oleh Tuhan pasti akan menjadi lebih taat dan beriman. Balasan Allah memang tidak selalu langsung, tetapi pada waktunya akan nyata. Oleh karena itu, umat dipanggil untuk menjadi saksi Allah, membawa kembali "domba-domba yang hilang" kepada persekutuan Gereja.

Penekanan dari Frater Alexander

Frater Alexander memberikan peneguhan khusus di akhir ibadat. Ia mengatakan bahwa menjadi orang beriman tidak pernah sia-sia. Meski hidup tetap penuh perjuangan, kesetiaan adalah kunci utama. Orang fasik boleh jadi tampak lebih berhasil, tetapi perbedaan akan nyata di hadapan Allah.

Beliau menegaskan beberapa hal penting:

  1. Kesetiaan adalah inti iman. Orang beriman harus tetap setia, meski menghadapi banyak tantangan.

  2. Saling menguatkan. Komunitas beriman harus saling menopang agar tidak ada yang jatuh dalam keraguan.

  3. Aksi nyata dalam iman. Iman sejati tidak berhenti pada doa, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata seperti mengunjungi orang sakit, membantu mereka yang terkena musibah, dan terlibat aktif dalam kegiatan Gereja.

  4. Menjadi terang bagi sesama. Orang Katolik dipanggil untuk menjadi seperti lilin yang menyala, meski kadang tidak diperhitungkan.

Frater juga mengingatkan bahwa Allah tidak pernah salah melihat, sementara kacamata manusia sering kabur. Karena itu, umat harus melihat segala sesuatu dengan iman, bukan hanya dengan logika manusia.

Aksi Nyata Lingkungan Santa Lusia

Dalam semangat bacaan Maleakhi, umat Lingkungan Santa Lusia telah melakukan berbagai aksi nyata. Salah satunya adalah keterlibatan mereka sebagai panitia Natal, di mana semua umat dilibatkan tanpa terkecuali. Keterlibatan ini mencerminkan solidaritas dan kebersamaan, sekaligus wujud pembaruan relasi dengan Allah melalui sesama.

Penutup: Pembaruan Relasi dengan Allah

Pertemuan keempat BKSN 2025 ini memberikan pesan mendalam bagi umat: jangan pernah meragukan keadilan Tuhan. Meskipun terkadang orang jahat tampak lebih berhasil, orang benar tetap berada dalam perhatian Allah. Kesetiaan, kepercayaan, dan aksi nyata menjadi kunci pembaruan relasi dengan Allah.

BKSN tahun ini mungkin telah berakhir, namun semangatnya harus terus hidup dalam keseharian umat. Setiap pribadi dipanggil untuk menjaga iman, memperkuat relasi dengan Allah, dan menjadi saksi kasih di tengah masyarakat.

Sebagaimana ditutup oleh Frater Alexander:

"Pelayanan dan kesetiaan kepada Allah tidak pernah sia-sia. Kita semua adalah milik kesayangan-Nya, dan pada waktunya, Allah akan memperlihatkan keadilan dan kasih-Nya kepada orang yang tetap setia."

📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa

Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal:   30  September  2025

About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar