di dampingi RP. Vitalis Nggeal, CP
PERAYAAN EKARISTI PEMBUKAAN BULAN ROSARIO DI PAROKI SANTO AGUSTINUS PAYA KUMANG
“Menjadi Kecil di Hadapan Allah, Hidup dalam Kasih Maria dan Jalan Kecil Santa Theresia”
Ketapang, 3 Oktober 2025 Suasana teduh menjelang malam di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, Keuskupan Ketapang, berubah penuh cahaya pada Rabu, 1 Oktober 2025. Tepat pukul 18.00 WIB, lonceng gereja berdentang, menandai dimulainya Perayaan Ekaristi Pembukaan Bulan Rosario. Ratusan umat Katolik dari berbagai lingkungan berbondong-bondong datang, memenuhi bangku-bangku gereja, sebagian dengan Rosario yang tergantung di tangan, sebagian lagi menggandeng anak-anak kecil mereka untuk ikut serta dalam doa bersama.
Hari itu bukan hari biasa. Liturgi Gereja merayakan Pesta Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus, seorang santa muda yang dijuluki “Bunga kecil Yesus” dan dikenal dengan spiritualitas sederhana “jalan kecil” menuju kekudusan. Selain itu, Gereja juga mengenang Santo Remigius, Uskup dan Pengaku Iman, serta Santo Romanus dari Italia, seorang pertapa suci.
Liturgi malam itu menggunakan warna putih, lambang kemurnian, kemenangan, dan kebahagiaan surgawi. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Pastor Vikaris ex officio RP. FX. Oscar Aris Sudarmadi, CP., imam dari Kongregasi Pasionis yang kini melayani umat di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang.
Liturgi yang Khidmat
Suasana misa semakin hidup berkat peran petugas liturgi yang dipilih secara khusus. Saudari Margareta Nina duduk di depan organ, memainkan nada-nada liturgis yang mengiringi lagu pembukaan. Saudari Cristivera Tanvenia bertugas membacakan bacaan pertama, sementara Saudara John Raul Sugara dengan suara lantang dan penuh penjiwaan membawakan mazmur tanggapan. Bacaan Sabda Injil dilantunkan oleh RP. Vitalis Nggeal, CP. yang memberikan peneguhan dalam pewartaan sabda.
Sementara itu, Koor Lingkungan Vinsensius Maria Strambi mengisi suasana dengan lantunan lagu yang penuh devosi, menghadirkan keheningan doa dan kekhusyukan umat. Suara merdu paduan suara bercampur dengan partisipasi umat, menciptakan harmoni doa yang menyentuh hati.
Homili: Menjadi Seperti Anak Kecil
Dalam homilinya, RP. FX. Oscar Aris Sudarmadi, CP. menyampaikan pesan Injil Matius 18:1-5 dengan sederhana tetapi mendalam. Yesus menempatkan seorang anak kecil di tengah para murid, lalu berkata:
“Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga.”
Pastor Oscar mengajak umat untuk merenungkan kualitas hati anak-anak: polos, jujur, rendah hati, dan penuh percaya.
“Anak-anak sering diremehkan, dianggap tidak berpengaruh. Namun, justru dalam kesederhanaan dan ketulusan hati mereka, Allah memperlihatkan jalan menuju Kerajaan Surga. Anak-anak tidak sombong, tidak penuh kepura-puraan, mereka hidup apa adanya. Kerendahan hati seperti inilah yang harus kita hidupi di hadapan Allah,” tegasnya.
Beliau juga menekankan bahwa kerendahan hati bukanlah kelemahan, melainkan keberanian untuk mengakui keterbatasan diri.
“Dalam dunia yang sering menuntut kita tampil besar, kuat, dan berpengaruh, Injil justru mengajak kita menjadi kecil. Bukan untuk dilupakan, tetapi agar kasih Allah semakin nyata dalam hidup kita.”
Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus: Jalan Kecil menuju Kekudusan
Perayaan pembukaan Bulan Rosario tahun ini semakin kaya makna karena bertepatan dengan Pesta Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus (1873–1897). Santa muda dari Lisieux, Prancis ini wafat pada usia 24 tahun, tetapi meninggalkan warisan rohani yang besar.
Santa Theresia dikenal dengan spiritualitas “jalan kecil” – yaitu berusaha menjadi kudus bukan dengan hal-hal besar, melainkan dengan melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar. Ia percaya bahwa kasih setia dalam hal sederhana, seperti tersenyum, bersabar, mendoakan, dan melayani dengan tulus, adalah jalan menuju kekudusan sejati.
Pastor Oscar menghubungkan teladan Santa Theresia dengan Injil hari itu:
“Santa Theresia mengajarkan bahwa menjadi kecil di hadapan Allah adalah jalan yang benar menuju surga. Kekudusan tidak harus spektakuler. Hal kecil yang dilakukan dengan kasih sejati justru lebih berharga di hadapan Allah.”
Santa Theresia juga memiliki devosi yang mendalam kepada Bunda Maria. Doa Rosario baginya adalah jalan untuk semakin menyatu dengan Yesus melalui Maria.
Sejarah Doa Rosario
Untuk memperkaya makna perayaan, Pastor Oscar dalam sambutannya juga mengingatkan umat akan sejarah Doa Rosario. Devosi Rosario berkembang pada abad pertengahan, ketika umat sederhana tidak mampu membaca Kitab Suci. Melalui doa Salam Maria yang diulang-ulang, umat tetap dapat merenungkan misteri kehidupan Kristus.
Menurut tradisi, doa Rosario dipopulerkan oleh Santo Dominikus pada abad ke-13, yang mendapat penglihatan dari Bunda Maria untuk melawan ajaran sesat pada masanya. Sejak itu, Rosario menjadi doa populer di kalangan umat Katolik, terutama dalam keluarga dan komunitas.
Gereja kemudian menetapkan bulan Oktober sebagai Bulan Rosario. Paus Leo XIII bahkan dijuluki “Paus Rosario” karena menulis banyak ensiklik tentang doa Rosario dan mendorong umat untuk berdevosi secara mendalam.
Tradisi Bulan Rosario di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Bagi umat Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, Bulan Rosario selalu menjadi momen istimewa. Setiap tahun, umat dari berbagai lingkungan berkumpul, berdoa Rosario bersama di kapel, rumah umat, atau di aula paroki.
Tradisi ini memperkuat kebersamaan umat, mempererat ikatan kekeluargaan, serta menumbuhkan iman anak-anak dan kaum muda. Dalam doa Rosario, umat tidak hanya berdoa bagi keluarga, tetapi juga mendoakan Gereja, bangsa, dan dunia.
Salah seorang umat, Ibu Maria Kurniati, menyampaikan kesannya setelah mengikuti misa pembukaan:
“Saya selalu menantikan Bulan Rosario. Bagi saya, doa Rosario adalah saat untuk menenangkan hati, menyerahkan keluarga kepada Bunda Maria, dan berdoa bagi anak-anak. Tahun ini semakin istimewa karena misa pembukaannya bertepatan dengan pesta Santa Theresia, yang selalu menjadi inspirasi saya untuk hidup sederhana tetapi penuh kasih.”
Tantangan Iman di Era Digital
Pastor Oscar juga menyinggung kehidupan umat di era digital yang serba cepat dan penuh pencitraan. Banyak orang, termasuk umat Katolik, tanpa sadar terjebak dalam budaya mencari pengakuan di media sosial.
“Kita sering bertanya: siapakah yang terbesar di antara kita? Siapa yang paling banyak pengikutnya? Siapa yang paling viral? Injil hari ini mengingatkan kita: kebesaran sejati tidak terletak pada popularitas, melainkan pada kerendahan hati. Dunia boleh menilai kita kecil, tetapi di mata Allah, hati yang rendah dan sederhana jauh lebih berharga.”
Beliau mengajak umat untuk menggunakan teknologi secara bijak:
-
Menjadi saksi iman di media sosial.
-
Menggunakan platform digital untuk mewartakan kebaikan.
-
Menghindari hoaks dan ujaran kebencian.
-
Menampilkan wajah Gereja yang penuh kasih dan rendah hati.
Doa Rosario: Doa Keluarga, Doa Gereja
Setelah misa, umat diajak merenungkan kembali makna doa Rosario. Rosario bukanlah sekadar doa berulang, melainkan sebuah permenungan yang menuntun umat masuk ke dalam misteri kehidupan Yesus Kristus bersama Maria.
Bagi keluarga Katolik, doa Rosario seringkali menjadi pengikat kesatuan. Di banyak rumah, doa Rosario setiap malam di bulan Oktober menjadi tradisi rohani yang diwariskan dari orang tua kepada anak-anak.
Pastor Oscar menutup perayaan dengan pesan:
“Mari kita jadikan Bulan Rosario ini sebagai kesempatan untuk kembali berdoa dalam keluarga. Anak-anak kita belajar iman bukan hanya dari sekolah atau gereja, tetapi dari doa yang mereka lihat dan dengar di rumah. Semoga kita semua mampu menempuh jalan kecil Santa Theresia, meneladani Bunda Maria, dan hidup rendah hati di hadapan Allah.”
Penutup
Perayaan Ekaristi Pembukaan Bulan Rosario di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang tahun 2025 menjadi momen iman yang penuh makna. Umat diajak untuk merenungkan kembali arti menjadi kecil di hadapan Allah, meneladani kerendahan hati Bunda Maria, serta spiritualitas sederhana Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus.
Dengan doa Rosario yang akan terus didaraskan sepanjang bulan Oktober, umat dipanggil untuk memperbarui hidup doa, memperkuat iman keluarga, serta mewartakan kasih Allah di tengah dunia modern
“Mari kita renungkan: apakah kita lebih ingin menjadi besar di mata manusia, atau kecil di hadapan Allah?”
📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa
Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Tanggal: 3 Oktober 2025
0 comments:
Posting Komentar