Misa Jumat Pertama di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang: Teguran Yesus tentang Pertobatan Menjadi Panggilan Umat Katolik Zaman Now

 

Foto RP. FX. Oscar Aris Sudarmadi, CP

di dampingi RP. Vitalis Nggeal, CP

“Misa Jumat Pertama di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang: Teguran Yesus tentang Pertobatan Menjadi Panggilan Umat Katolik Zaman Now”

Ketapang, Jumat 3 Oktober 2025.Perayaan Ekaristi Jumat Pertama di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, Keuskupan Ketapang, berlangsung khidmat pada Jumat sore, 3 Oktober 2025. Umat berkumpul sejak pukul 18.00 WIB untuk mengikuti Misa yang dipimpin oleh RP. FX. Oscar Aris Sudarmadi, CP. Perayaan ini bertepatan dengan hari peringatan Santo Fransiskus Borgia, Pengaku Iman, serta Santo Ewaldus Bersaudara, Martir, dengan menggunakan warna liturgi hijau.

Sejak sore, halaman gereja sudah dipadati umat yang datang dari berbagai lingkungan. Semangat umat begitu terasa, karena Misa Jumat Pertama selalu menjadi kesempatan istimewa untuk mempersembahkan doa syukur, permohonan, dan penguatan iman.

Liturgi dan Pelayan Misa

Perayaan diperkaya dengan partisipasi umat melalui berbagai pelayanan liturgis. Bacaan Sabda dibawakan oleh RP. Vitalis Nggeal, CP, sementara lektor dipercayakan kepada Saudari Julita Desti. Paduan suara dari Lingkungan Santo Yosef mengiringi Misa dengan penuh sukacita, didukung oleh organis Saudari Noberta Cahaya Setiti dan dipimpin oleh dirigen Ibu Herklana Haini.

Persembahan lagu pujian dan penghayatan umat semakin menambah suasana sakral Misa. Setiap bait nyanyian menggema di dalam gedung gereja, seakan menyatukan hati umat dalam doa dan pujian kepada Tuhan.








































































































Homili: Teguran Yesus untuk Bertobat

Dalam homilinya, RP. FX. Oscar Aris Sudarmadi, CP membuka dengan sapaan hangat:

“Selamat sore Bapak, Ibu, Saudara-saudari, dan adik-adik terkasih.”

Beliau menegaskan bahwa bacaan Injil hari ini, Lukas 10:13-16, menghadirkan teguran Yesus kepada kota-kota yang keras hati Korazim, Betsaida, dan Kapernaum yang tetap menolak bertobat meski telah menyaksikan banyak karya dan mukjizat.

“Tirus dan Sidon akan mendapatkan keringanan karena mereka bertobat. Namun kota-kota yang menutup hati justru akan menghadapi konsekuensi. Tindakan menerima atau menolak para utusan Allah adalah cerminan sikap kita terhadap Yesus sendiri,” tegas RP. Oscar.

Beliau menekankan bahwa pertobatan adalah panggilan utama orang beriman. Pertobatan bukan hanya sekadar ucapan, melainkan ekspresi nyata dalam kehidupan sehari-hari: mendekatkan diri kepada Tuhan, mengandalkan-Nya dalam doa, serta menanggapi Sabda dengan hati terbuka.

“Mendengarkan Firman bukan hanya soal mendengar, tetapi juga menanggapi. Firman Tuhan harus menjadi pedoman hidup. Kita yang sudah dipersatukan dalam baptisan dipanggil untuk hidup dalam pertobatan sejati, kesabaran, dan kepekaan terhadap sesama,” tambahnya.

Isi Homili: Lima Poin Refleksi

Homili RP. Oscar dikembangkan dalam lima bagian penting, yang menggugah umat untuk merenungkan maknanya:

  1. Teguran Yesus bagi Kota-Kota yang Keras Hati
    Korazim, Betsaida, dan Kapernaum ditegur karena menolak bertobat meski melihat mukjizat. Pesannya jelas: iman bukanlah soal tanda-tanda lahiriah, melainkan keterbukaan hati.

  2. Panggilan Pertobatan Bagi Kita
    Umat diajak bercermin: seringkali kita juga sibuk, keras kepala, dan enggan berubah meski sudah ditegur lewat pengalaman hidup. Pertobatan berarti mengubah arah hati dari egois menuju rendah hati, dari mengejar dunia menuju fokus pada Allah.

  3. Mendengarkan Suara Allah Lewat Utusan-Nya
    Sabda Yesus: “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku.” Suara Allah hadir dalam Gereja, Kitab Suci, homili imam, maupun nasihat orang terdekat. Menutup hati berarti menolak Allah sendiri.

  4. Relevansi Bagi Orang Katolik Zaman Now
    Dalam era digital, manusia dibanjiri suara media sosial, opini publik, dan kesibukan. Namun, apakah masih ada ruang untuk mendengarkan suara Tuhan? Doa harian, Ekaristi, dan membaca Kitab Suci adalah cara sederhana menjaga telinga rohani tetap peka.

  5. Buah Pertobatan Sejati
    Pertobatan sejati menampakkan buah nyata: sabar, peka, rendah hati, dan penuh kasih. Hidup yang demikian menjadi tanda bahwa Sabda Allah sungguh dihayati.

Kehidupan Umat dan Relevansi Injil

Setelah homili, umat diajak untuk mengevaluasi diri. Teguran Yesus terhadap Korazim dan Betsaida menjadi teguran pula bagi umat di era sekarang. Apakah kita sungguh mendengarkan suara Tuhan, atau justru sibuk dengan hiruk pikuk dunia digital?

RP. Oscar mengingatkan bahwa dunia modern penuh godaan: berita palsu, fitnah di media sosial, hedonisme, dan kesibukan kerja. Semua itu bisa membuat hati keras dan lupa pada Tuhan. Karena itu, umat perlu menata kembali prioritas hidup, agar Firman Tuhan menjadi pusat kehidupan.

“Hari ini Yesus menegur kita dengan tegas, namun penuh kasih. Ia tidak ingin kita binasa, melainkan bertobat dan hidup. Mari kita buka hati, dengarkan suara-Nya, dan izinkan Roh Kudus membimbing jalan kita,” tutup RP. Oscar.

Suasana Umat: Hening, Doa, dan Syukur

Misa berjalan dengan penuh kekhusyukan. Saat komuni, umat maju dengan tertib, sambil mendengarkan alunan lagu koor yang lembut dan menenangkan. Wajah-wajah penuh doa tampak dari setiap pribadi, seolah ingin menyerahkan seluruh hidup di hadapan Kristus.

Bagi umat, Jumat Pertama adalah kesempatan mempersembahkan doa syukur sekaligus memperbaiki diri. Ada yang datang dengan niat memohon berkat untuk keluarga, ada pula yang memohon kesembuhan, pekerjaan, atau kekuatan dalam menghadapi masalah hidup.

Konteks Pastoral: Santo Fransiskus Borgia dan Santo Ewaldus

Misa ini juga bertepatan dengan peringatan Santo Fransiskus Borgia, seorang pengaku iman yang meninggalkan jabatan duniawi untuk hidup sebagai Yesuit, serta Santo Ewaldus Bersaudara, Martir, yang setia hingga akhir. Kedua sosok ini menjadi teladan: pertobatan sejati dan kesetiaan iman.

Refleksi Umat

Beberapa umat yang hadir memberikan kesan:

  • Ibu Yohana  Dani Oneng Wahyuni
    “Homili Pastor Oscar menyentuh sekali. Saya sering sibuk dengan pekerjaan rumah tangga dan kadang lupa doa. Teguran Yesus ini membuat saya ingin lebih dekat lagi dengan Tuhan.”umat Lingkungan St. Filipus:

  • Saudari Julita Desti 
    “Di zaman digital, memang banyak gangguan. Tapi saya belajar, kalau kita mau dengar suara Tuhan, kita harus menyediakan waktu untuk doa dan membaca Kitab Suci.”, OMK:

Penutup Misa dan Berkat

Perayaan ditutup dengan doa dan berkat penutup dari imam. Umat kemudian saling bersalaman, sambil membawa pulang pesan homili untuk direnungkan dalam kehidupan sehari-hari.

Malam itu, langit Ketapang tampak cerah, seolah menyertai perjalanan umat yang pulang dengan hati penuh syukur.

Kesimpulan Berita

Misa Jumat Pertama di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang bukan sekadar rutinitas bulanan, melainkan momen iman yang mengingatkan umat tentang pentingnya pertobatan sejati. Teguran Yesus dalam Injil Lukas menjadi sangat relevan di tengah arus zaman modern yang sarat distraksi.

Pertobatan, mendengarkan suara Allah, dan menghasilkan buah kasih adalah tiga pesan utama yang dibawa pulang umat malam itu.

Dengan penuh sukacita, umat diingatkan kembali bahwa mendengarkan utusan Allah berarti mendengarkan Allah sendiri, dan menutup hati berarti menolak Allah.

📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa

Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal:   3 Oktober   2025

About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar