Ibadat Lingkungan St. Lusia Menghadirkan Pesan Pertobatan: Perjumpaan dengan Yesus yang Menyelamatkan

 

Foto Suster Stella, OSA

“Ibadat Lingkungan St. Lusia Menghadirkan Pesan Pertobatan: Perjumpaan dengan Yesus yang Menyelamatkan”

Ibadat Lingkungan Digelar di Kediaman Bapak Daduanto

Ketapang, 18 November 2025.Pada Selasa, 18 November 2025, umat Lingkungan Santa Lusia, Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, kembali berkumpul dalam suasana penuh kekeluargaan untuk merayakan ibadat lingkungan. Kegiatan ini dilaksanakan di kediaman Bapak Daduanto, yang beralamat di Jl. Gatot Subroto, Gang Balai Pinang, Ketapang. Ibadat dimulai tepat pukul 18.30 WIB dan dihadiri oleh umat lingkungan yang datang dengan penuh kesadaran iman dan semangat persaudaraan.

Ibadat dipimpin oleh Suster Stella, OSA, seorang biarawati dari Kongregasi Suster Ordo Santo Augustinus (OSA), yang selama ini dikenal aktif dalam karya pastoral di paroki. Lagu-lagu pujian dibawakan dengan penuh penghayatan oleh Suster Paula, OSA, sehingga mengantar umat memasuki suasana doa yang hening dan mendalam.
Doa makan pada akhir ibadat dipimpin oleh Bapak Suhardi, salah satu tokoh umat yang turut serta dalam kegiatan lingkungan.

Turut hadir pula Ketua Lingkungan Santa Lusia, Ibu Sutarti Rahayu, yang dengan penuh perhatian mendampingi umatnya dalam kegiatan rohani di tingkat lingkungan.































Renungan Injil: “Siapakah di Antara Kita yang Tidak Berdosa?”

Dalam ibadat malam itu, Suster Stella menuntun umat untuk mendalami sabda Tuhan dari Injil Lukas mengenai perjumpaan Yesus dengan Zakheus. Tema renungan yang dibawakan adalah:

“Anak Manusia Datang untuk Mencari dan Menyelamatkan yang Hilang”

dan

“Disapa oleh Yesus di Pohon Kehidupan.”

Suster menegaskan bahwa setiap manusia adalah pendosa yang tetap dicari, dikasihi, dan diundang Yesus untuk kembali. Dengan mengangkat kisah Zakheus, umat diajak melihat diri sebagai pribadi yang mungkin pernah terjebak dalam kesalahan, tetapi tetap memiliki kesempatan untuk berubah.

Zakheus memanjat pohon ara demi melihat Yesus. Namun yang mengubah hidupnya bukan usaha itu, melainkan ketika Yesus sendiri memandang dan memanggilnya, seraya berkata:
“Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” (Luk. 19:5)

Perjumpaan itu menjadi awal pembaruan hidup Zakheus: dari pribadi yang sering dianggap berdosa, ia berubah menjadi pribadi yang murah hati dan siap memperbaiki kesalahan masa lalunya.

Tiga Pesan Spiritualitas yang Ditekankan

Melalui renungan tersebut, Suster Stella mengajak umat Lingkungan Santa Lusia untuk mengambil tiga pesan iman yang menjadi inti dari kisah Zakheus:

1. Allah Melihat yang Tersembunyi

Sering kali manusia merasa tidak layak atau takut dihakimi, namun belas kasih Allah justru hadir di tempat-tempat yang paling terluka dalam kehidupan. Yesus memanggil nama Zakheus, demikian pula Ia memanggil setiap umat secara pribadi dan lembut.

2. Pertobatan Nyata Menjadi Buah Iman

Zakheus menunjukkan bahwa pertobatan bukan sekadar merasa sedih atau menyesal, tetapi tampak dalam tindakan nyata. Ia mengembalikan hak orang-orang yang pernah dirugikannya dan memberi kepada mereka yang membutuhkan. Pertobatan menjadi hidup ketika diwujudkan melalui kasih.

3. Yesus Datang untuk Menyelamatkan yang Hilang

Yesus hadir bukan untuk menghakimi, tetapi untuk mencari dan menyelamatkan. Melalui ibadat lingkungan ini, umat diajak menyadari bahwa keselamatan juga dapat dialami dalam keseharian, dalam kebersamaan, dan dalam kesederhanaan.

Menghidupi Persaudaraan dalam Lingkungan

Ibadat lingkungan di kediaman Bapak Daduanto menjadi ungkapan nyata kehidupan menggereja di tingkat basis. Umat Lingkungan Santa Lusia telah sejak lama menjadikan ibadat rutin sebagai bagian dari pembinaan iman, di mana keluarga-keluarga dapat saling mengenal, saling mendukung, dan tumbuh bersama sebagai satu tubuh Kristus.

Dengan kehadiran para suster dari Kongregasi OSA, umat merasakan penyegaran iman melalui pelayanan, sapaan, dan pendampingan rohani yang penuh kasih. Kesederhanaan ibadat justru menjadi kekuatan yang memperkuat spiritualitas umat.

Penutup: Mengalami Keselamatan Lewat Kebersamaan

Ibadat lingkungan di Jl. Gatot Subroto, Gang Balai Pinang, di rumah Bapak Daduanto, ditutup dengan doa penyerahan kepada Tuhan, memohon agar setiap pribadi mampu membuka diri terhadap karya keselamatan Allah. Suasana syukur tampak dalam kebersamaan umat setelah ibadat, yang kemudian ditutup dengan doa makan oleh Bapak Suhardi.

Malam itu menjadi momen di mana umat Lingkungan Santa Lusia kembali diingatkan bahwa Yesus selalu hadir  menyapa, memanggil, dan menawarkan keselamatan. Sebagaimana Zakheus mengalami pertobatan, umat pun diajak untuk terus membangun relasi dengan Tuhan, sesama, dan alam semesta.

Semoga ibadat lingkungan seperti ini terus menumbuhkan iman, harapan, dan kasih di tengah umat Paroki Santo Agustinus Paya Kumang.

Amin.

📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa

Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal:   14  November  2025


About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar