Paroki Santo Agustinus Paya Kumang Bersama Umat Katolik Menyampaikan Duka Mendalam atas Wafatnya Bapak Oktavianus Benny Iskandar
Ketapang ,7 November 2025.Suasana haru menyelimuti seluruh umat Katolik di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, Keuskupan Ketapang, setelah mendengar kabar duka bahwa Bapak Oktavianus Benny Iskandar, salah satu umat yang dikenal penuh kasih, setia dalam pelayanan, dan rendah hati, telah dipanggil Tuhan ke rumah Bapa di surga pada Kamis, 6 November 2025 di Ketapang. Beliau lahir di Jember, 18 Oktober 1957, dan kini telah menuntaskan peziarahan hidupnya di dunia dengan damai, meninggalkan warisan iman dan teladan bagi keluarga serta komunitas umat.
Kabar duka ini menyebar dengan cepat di antara umat, para pengurus Dewan Pastoral Paroki (DPP), lingkungan-lingkungan, serta kalangan Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang. Sejak berita kepergian beliau tersiar, linimasa pesan umat di berbagai grup komunikasi dipenuhi dengan ungkapan belasungkawa, doa, dan kenangan indah bersama almarhum.
“Kita kehilangan sosok ayah, sahabat, dan teladan iman yang sederhana namun penuh kasih. Semoga Allah Bapa yang Maharahim menempatkan beliau dalam damai abadi,” demikian pesan Pastor Kepala Paroki Santo Agustinus Paya Kumang (ex officio), RP. Vitalis Nggeal, CP, yang disampaikan penuh empati kepada keluarga duka.
Ucapan Duka dari Pastor Vikaris dan Dewan Pastoral Paroki
Rasa duka yang mendalam juga disampaikan oleh Pastor Vikaris Paroki (ex officio), RP. FX. Oscar Aris Sudarmadi, CP, yang mengenang almarhum sebagai pribadi beriman dan penuh kasih kepada keluarga serta sesama.
“Dalam kehidupan yang fana ini, setiap umat dipanggil untuk menjadi saksi kasih Kristus. Alm. Bapak Benny Iskandar telah melakukannya melalui cara hidupnya yang sederhana, kerja kerasnya dalam keluarga, dan keteladanannya dalam menghidupi nilai-nilai Kristiani. Kita percaya, kasih Tuhan kini menyambutnya di rumah Bapa,” ucap Pastor Oscar dalam pesan duka yang disampaikan kepada umat.
Sementara itu, Ketua Dewan Pastoral Paroki (DPP) Santo Agustinus Paya Kumang periode 2024–2027, Bapak Jeno Leo, bersama seluruh pengurus dan anggota DPP, juga menyampaikan rasa duka cita yang mendalam. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa kepergian almarhum menjadi kehilangan besar bagi umat, terutama bagi keluarga besar Lingkungan St. Yosef, tempat beliau bernaung dalam persekutuan iman.
“Seluruh umat Paroki Santo Agustinus Paya Kumang turut berdukacita. Kami mengenang beliau sebagai sosok yang bersahaja, ramah, dan selalu hadir dalam kegiatan gerejawi. Kami menyampaikan doa agar keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan iman,” ujar Jeno Leo dalam pernyataan tertulis yang dibacakan seusai doa bersama di rumah duka.
Duka Cita dari Lingkungan St. Yosef
Ungkapan belasungkawa juga datang dari Ketua Lingkungan St. Yosef, Bapak Willem Ranto Sihombing, SE., ME, mewakili seluruh umat di lingkungan tersebut. Ia menyampaikan bahwa kepergian Bapak Oktavianus Benny Iskandar meninggalkan kesan mendalam, tidak hanya sebagai pribadi yang ramah, tetapi juga sebagai orang tua yang penuh kasih terhadap anak-anaknya dan selalu mendorong mereka untuk beriman teguh.
“Kami merasa kehilangan sosok Bapak Benny. Beliau selalu mendukung kegiatan lingkungan, meskipun sering kali dengan diam-diam tanpa banyak bicara. Kehadirannya selalu memberi keteduhan, dan senyumnya menenangkan siapa pun yang berjumpa dengannya,” tutur Willem dengan nada penuh haru.
Lingkungan St. Yosef juga menyampaikan doa khusus bagi anak beliau, Marchela, yang merupakan anggota aktif Orang Muda Katolik (OMK). Umat berharap agar Marchela dan seluruh keluarga senantiasa dikuatkan oleh rahmat Tuhan dalam menghadapi masa duka ini.
Kehidupan Singkat Sang Almarhum
Almarhum Oktavianus Benny Iskandar dikenal sebagai pribadi pekerja keras, bersahaja, dan penuh perhatian terhadap keluarga. Lahir di Jember pada 18 Oktober 1957, beliau menempuh perjalanan hidup yang panjang dengan kesetiaan dan dedikasi. Dalam setiap langkahnya, Bapak Benny selalu menempatkan keluarga sebagai pusat kehidupannya dan iman Katolik sebagai fondasi moral yang kokoh.
Dalam kehidupan sehari-hari, beliau dikenal di kalangan tetangga dan teman kerja sebagai pribadi yang tidak banyak bicara, namun tindakannya berbicara banyak tentang kebaikan. Kesetiaannya dalam keluarga menjadi teladan bagi banyak orang. Ia mendidik anak-anaknya dengan penuh kasih, menanamkan nilai kerja keras, kesederhanaan, dan tanggung jawab.
Bagi orang-orang yang mengenalnya, Bapak Benny adalah sosok yang senang membantu tanpa pamrih. Ia tidak segan turun tangan jika ada umat yang membutuhkan bantuan, baik dalam hal kecil maupun besar. “Kalau ada orang susah, beliau selalu datang tanpa diminta,” ungkap seorang umat Lingkungan St. Yosef yang turut hadir dalam doa malam pertama di rumah duka.
Kebersamaan dalam Iman: Doa dan Penghiburan
Sejak kabar duka beredar, rumah duka almarhum menjadi tempat persekutuan doa. Umat dari berbagai lingkungan datang silih berganti untuk memberikan penghiburan, mengucapkan bela sungkawa, dan berdoa bersama keluarga. Doa Rosario dan Ibadat Arwah diadakan setiap malam, dipimpin secara bergantian oleh prodiakon, pengurus lingkungan, serta anggota DPP.
Dalam suasana duka itu, umat tidak hanya datang untuk berdoa, tetapi juga untuk berbagi kenangan. Beberapa umat mengenang saat-saat kebersamaan dengan almarhum dalam kegiatan lingkungan. Ada yang mengenangnya saat gotong royong membersihkan kapel, ada pula yang masih mengingat bagaimana beliau membantu menyiapkan konsumsi saat misa lingkungan.
“Yang paling saya ingat dari Bapak Benny adalah sikap sabarnya. Beliau tidak pernah marah, bahkan saat situasi sulit. Ia selalu berkata, ‘Tuhan pasti bantu kalau kita sabar,’” kenang seorang umat dengan mata berkaca-kaca.
Suasana Doa Arwah dan Perayaan Ekaristi Requiem
Perayaan Ekaristi requiem akan dilaksanakan di Kapel St. Yosef, tempat beliau biasa mengikuti misa lingkungan. Pastor RP. Vitalis Nggeal, CP, dijadwalkan memimpin misa arwah tersebut, didampingi oleh RP. FX. Oscar Aris Sudarmadi, CP, serta beberapa prodiakon paroki. Dalam misa tersebut, umat akan bersama-sama menyerahkan jiwa almarhum ke dalam tangan Tuhan.
“Ekaristi bukan sekadar doa perpisahan, tetapi ungkapan iman bahwa hidup tidak berakhir di dunia ini. Melalui kematian, kita dilahirkan kembali untuk hidup bersama Kristus,” ujar Pastor Vitalis dalam homilinya pada ibadat malam ketiga. Umat yang hadir mendengarkan dengan hening, banyak di antaranya menitikkan air mata.
Doa dan Harapan untuk Keluarga yang Ditinggalkan
Keluarga almarhum menerima banyak dukungan dan doa dari umat. Kehadiran para sahabat dan sesama umat memberikan kekuatan tersendiri bagi mereka. Marchela, anak beliau yang dikenal aktif dalam kegiatan OMK, menyampaikan ucapan terima kasih atas semua doa dan perhatian yang diterima.
“Terima kasih untuk semua dukungan dan kasih dari umat. Kami percaya papa sudah bahagia di surga, dan kami akan melanjutkan hidup dengan iman yang papa tanamkan,” ujar Marchela dengan suara bergetar, disambut pelukan hangat dari teman-teman OMK.
Para anggota OMK juga berinisiatif mengadakan doa Rosario khusus untuk almarhum, sebagai bentuk solidaritas iman dan kasih persaudaraan. “Kita ingin menunjukkan bahwa keluarga OMK selalu hadir dalam suka maupun duka,” ungkap salah satu pengurus OMK Paroki.
Makna Kehidupan dan Warisan Iman
Kepergian Bapak Oktavianus Benny Iskandar mengingatkan banyak umat bahwa hidup adalah anugerah dan waktu adalah rahmat. Dalam perjalanan iman Katolik, setiap orang dipanggil untuk hidup dalam kasih dan menjadi saksi Injil melalui perbuatan sederhana. Almarhum telah memberikan teladan itu dalam diamnya, dalam kesetiaan, dan dalam cintanya yang nyata.
Pastor Oscar dalam refleksi singkatnya menyampaikan, “Hidup tidak diukur dari panjangnya usia, tetapi dari kedalaman kasih yang telah diberikan. Bapak Benny telah hidup dengan kasih, dan itu cukup bagi Allah.”
Kata-kata itu menjadi penutup penuh makna dalam peringatan malam ketujuh yang dihadiri puluhan umat. Doa, tangis, dan nyanyian iman menyatu menjadi satu kesaksian bahwa kasih Allah lebih kuat daripada kematian.
Kehidupan yang Dikenang, Iman yang Diteruskan
Meskipun secara jasmani telah tiada, kenangan akan Bapak Benny akan terus hidup dalam hati banyak orang. Umat mengenangnya sebagai pribadi yang tulus, ayah yang penyayang, dan umat yang setia. Ia mungkin tidak dikenal luas, namun kebaikan dan kesederhanaannya telah meninggalkan jejak spiritual yang mendalam di tengah komunitas Paroki Santo Agustinus Paya Kumang.
Dalam setiap misa lingkungan dan persekutuan doa di masa mendatang, nama beliau akan selalu diingat dalam doa arwah umat. Semangat pelayanan yang diam-diam, ketulusan hati, dan keteguhan imannya akan terus menjadi teladan, terutama bagi generasi muda seperti Marchela dan teman-teman OMK yang masih berjuang menghidupi iman di tengah dunia modern.
Kesimpulan: Dalam Kasih, Kita Percaya
Kematian bukanlah akhir, melainkan pintu menuju kehidupan yang kekal. Dalam terang iman Katolik, umat percaya bahwa Bapak Oktavianus Benny Iskandar kini beristirahat dalam damai abadi bersama Kristus, Sang Terang Dunia.
Semua duka, air mata, dan doa yang mengalir menjadi persembahan kasih bagi beliau. Semoga Allah Bapa menerima jiwa beliau dalam pelukan kasih-Nya, dan semoga keluarga yang ditinggalkan dikuatkan oleh penghiburan Roh Kudus.
“Ya Tuhan, berilah dia istirahat kekal, dan sinarilah dia dengan cahaya abadi. Semoga ia beristirahat dalam damai. Amin.”
📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa
Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Tanggal: 7 November 2025



0 comments:
Posting Komentar