Foto RP. Vitalis Nggeal, CP. Pimpin Misa
Ketapang, 22 Desember 2024 – Hari Minggu Pekan Adven IV yang dirayakan di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, Keuskupan Ketapang, menjadi momen penuh refleksi dan penghayatan iman bagi umat Katolik. Dengan warna liturgi ungu, perayaan Ekaristi dipimpin oleh RP. Vitalis Nggeal, CP. Homili yang disampaikan pada kesempatan ini mengajak umat untuk merenungkan perjalanan iman Bunda Maria sebagai teladan keberanian, kerendahan hati, dan semangat mewartakan sukacita.
Perjalanan Bunda Maria: Simbol Keberanian dan Kasih
RP. Vitalis dalam homilinya menyoroti perjalanan panjang yang harus ditempuh Bunda Maria saat mengunjungi Elisabet di desa Ein Karem, wilayah pegunungan Yehuda. Menurut tradisi, jarak yang ditempuh Maria dari Nazaret mencapai ±145 km—sebuah perjalanan yang tidak mudah, terutama bagi seorang wanita yang sedang mengandung. Namun, Maria tetap menjalani perjalanan ini dengan penuh keyakinan dan kasih, membawa kabar sukacita ke rumah Elisabet.
“Bunda Maria bukan hanya seorang ibu yang diberkati karena menjadi bunda Tuhan kita, tetapi juga teladan bagi kita semua dalam mewartakan kasih Allah,” tegas RP. Vitalis.
Refleksi Homili: Tiga Poin Penting dari Perjalanan Maria
Homili yang disampaikan mengajak umat untuk merenungkan tiga poin penting yang dapat dipetik dari perjalanan iman Bunda Maria:
-
Adven sebagai Momen Pertobatan dan PewartaanRP. Vitalis menegaskan bahwa masa Adven tidak hanya tentang persiapan dan pertobatan diri untuk mengukur kepantasan kita di hadapan Tuhan. Lebih dari itu, Adven adalah momen untuk berbagi kekayaan iman yang telah diterima kepada orang-orang di sekitar kita.“Setelah kita menerima kehadiran Tuhan, kita memiliki tanggung jawab untuk mewartakan-Nya kepada keluarga, komunitas, dan masyarakat luas,” ujar RP. Vitalis.
-
Dampak Kehadiran Gereja di KomunitasDengan meneladani tindakan Bunda Maria, umat diajak untuk menciptakan dampak nyata di lingkungan sekitar. Kehadiran Gereja Katolik di tengah masyarakat harus menjadi sumber sukacita, kegembiraan, dan harapan.“Kita dipanggil untuk menjadi orang-orang yang membawa sukacita bagi dunia—sukacita yang berakar pada kehadiran Yesus Kristus,” lanjutnya.
-
Iman yang Saling MendukungDalam perjumpaan Maria dan Elisabet, bayi dalam kandungan Elisabet melonjak kegirangan. Elisabet, yang penuh dengan Roh Kudus, menyatakan kebahagiaan atas kunjungan Maria. Hal ini menjadi simbol pentingnya dukungan dalam iman.“Kita belajar dari peristiwa ini bahwa iman tidak boleh menjadi perjalanan individual semata, tetapi harus menjadi kekuatan kolektif yang saling mendukung dan menguatkan,” tegas RP. Vitalis.
Bacaan Injil: Lukas 1:39-45
Elisabet mengakui kebesaran iman Maria, yang percaya akan janji Tuhan meskipun tampaknya mustahil secara manusiawi. Kehadiran Maria membawa kegembiraan tidak hanya kepada Elisabet, tetapi juga kepada bayi dalam kandungannya.
Pesan Sukacita dan Tugas Pewartaan
Homili RP. Vitalis menutup dengan ajakan kepada umat untuk meneladani semangat Bunda Maria dalam membawa kabar sukacita kepada semua orang. Sukacita yang berasal dari Tuhan harus diwujudkan dalam hidup sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, komunitas, maupun masyarakat.
“Tugas kita sebagai umat Katolik adalah menjadi pembawa harapan, sukacita, dan kegembiraan, sebagaimana Maria membawa kabar sukacita kepada Elisabet,” ujar RP. Vitalis.
Makna Adven IV: Harapan yang Diperbarui
Minggu Pekan Adven IV ini mengingatkan umat akan pentingnya menyambut kelahiran Sang Juru Selamat dengan hati yang penuh harapan dan iman yang kokoh. Dalam konteks kehidupan sehari-hari, sukacita Natal harus menjadi kekuatan yang nyata untuk membawa perubahan positif.
0 comments:
Posting Komentar