"Tak Terduga, Paus Leo XIV Ternyata Pernah Kunjungi Indonesia pada 2003 sebagai Imam OSA"


Kisah keterkaitan Paus Leo XIV dengan Indonesia bermula pada tahun 2003. Kala itu, sosok yang masih dikenal sebagai Pater Robert Prevost menginjakkan kaki di Sorong dalam kapasitasnya sebagai Prior Ordo Santo Agustinus (OSA)

   "Tak Terduga, Paus Leo XIV Ternyata Pernah Kunjungi Indonesia pada 2003                       sebagai Imam OSA"

Ketapang, 10 Mei 2025. Sebuah kabar mengejutkan sekaligus menggugah hati datang dari Vatikan dan secara tak terduga menghubungkan Indonesia dengan Takhta Suci. Pada Kamis, 8 Mei 2025, Kardinal Robert Francis Prevost, OSA, resmi terpilih sebagai Paus ke-267 dan memilih nama Paus Leo XIV. Kabar ini menggema hingga ke pelosok Nusantara, termasuk Papua Barat Daya, tempat di mana sang Paus pernah meninggalkan jejak sejarah lebih dari dua dekade silam.

Tak banyak yang tahu bahwa pemimpin baru Gereja Katolik sedunia ini pernah menginjakkan kakinya di Indonesia pada tahun 2003, tepatnya di Kota Sorong, dalam kapasitasnya sebagai Prior Jenderal Ordo Santo Agustinus (OSA). Kala itu, Pater Robert Prevost menghadiri perayaan 50 tahun kehadiran OSA di Tanah Papua sebuah momentum penting dalam sejarah pelayanan misioner di wilayah tersebut.

Jejak kunjungannya ke Indonesia, meskipun singkat, membekas dalam ingatan umat dan para imam OSA yang kala itu menyambutnya. Mereka mengenang sosok Pater Robert sebagai pribadi yang sederhana, rendah hati, dan penuh perhatian. Ia tidak sekadar hadir secara simbolis, tetapi menyatu dalam semangat pelayanan dan persaudaraan yang tulus bersama umat setempat.

Siapa yang menyangka bahwa dua puluh dua tahun kemudian, pria yang kala itu menjadi tamu kehormatan di Sorong akan duduk di takhta tertinggi Gereja Katolik sedunia. Baginya, Indonesia bukanlah negeri asing, melainkan bagian dari perjalanan hidup rohani dan pelayanannya yang panjang.

Terpilihnya Paus Leo XIV membawa harapan besar bagi Gereja universal. Dunia menghadapi tantangan kompleks perubahan iklim, krisis kemanusiaan, polarisasi global, hingga disrupsi nilai moral. Dalam konteks tersebut, pengalaman pastoral Paus Leo XIV yang bersentuhan langsung dengan umat di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, menjadi kekuatan moral tersendiri dalam memimpin Gereja ke depan.

Di Papua Barat Daya, khususnya di kalangan umat Katolik dan komunitas OSA, kabar ini bukan hanya berita internasional melainkan kisah personal. Ada kebanggaan tersendiri karena mereka pernah bersua, berbincang, dan bahkan merayakan Ekaristi bersama pria yang kini menyandang gelar Pontifex Maximus. Banyak dari mereka berharap suatu hari nanti, Paus Leo XIV akan kembali mengunjungi Indonesia sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik, menghidupkan kembali kenangan pelayanan yang pernah ia jalani di negeri ini.

Kisah ini menjadi pengingat bagi semua bahwa panggilan hidup yang dijalani dengan kerendahan hati dan ketekunan bisa menuntun seseorang hingga ke puncak tertinggi dalam pelayanan. Dari Kota Sorong yang sunyi, menuju Basilika Santo Petrus yang megah jejak langkah seorang misionaris kini menjadi teladan bagi dunia.

Penulis:Tim Komsos Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal:  10  Mei 2025

About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar