Homili Hari Minggu Komunikasi Sedunia: Yesus Berdoa Agar Kita Menjadi Satu dalam Kasih dan Komunikasi yang Menyejukkan


Foto RP. Vitalis Nggeal, CP.Saat Pimpin Misa

Homili Hari Minggu Komunikasi Sedunia: Yesus Berdoa Agar Kita Menjadi Satu dalam Kasih dan Komunikasi yang Menyejukkan

Ketapang, 1 Juni 2025. Hari Minggu, 1 Juni 2025, bertepatan dengan Hari Minggu Paskah VII, Gereja Katolik juga merayakan Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-59, sebuah momentum penting untuk merefleksikan cara kita berkomunikasi dalam terang kasih Allah. Perayaan Ekaristi di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang dipimpin oleh RP. Vitalis Nggeal, CP, dengan warna liturgi putih yang melambangkan sukacita Paskah.

































































































































Dalam homilinya yang sarat makna, RP. Vitalis mengajak umat untuk merenungkan doa Yesus dalam Injil Yohanes 17:20-26: “Supaya mereka sempurna menjadi satu.” Yesus, menjelang sengsara-Nya, tidak hanya berdoa bagi para murid-Nya yang hidup saat itu, tetapi juga bagi semua orang yang akan percaya kepada-Nya sepanjang zaman termasuk kita saat ini.

RP. Vitalis menekankan bahwa kesatuan adalah kehendak Yesus yang sangat mendalam. Ia tahu bahwa hidup sebagai murid-Nya tidak mudah: penuh tantangan, penderitaan, bahkan penganiayaan. Namun Yesus tidak memohon agar murid-murid dijauhkan dari kesulitan, melainkan agar mereka tetap satu. Kesatuan adalah kekuatan. “Semua dalam hidup akan menjadi lebih mudah apabila kita hidup dalam kekompakan,” tegasnya.

Dalam konteks Hari Komunikasi Sedunia, RP. Vitalis juga menyoroti tantangan komunikasi modern yang sering kali menciptakan keputusasaan, kekecewaan, dan bahkan kemarahan. Ia mengingatkan bahwa komunikasi yang tidak dijiwai oleh kasih bisa menjadi seperti pisau cukur  melukai, menghasut, bahkan memprovokasi. “Bisa jadi kita juga terlibat dalam kebisingan digital, menyebarkan hal tanpa peduli benar atau tidak,” katanya.

Melalui peringatan ini, umat diajak untuk mengevaluasi kembali cara berkomunikasi, baik di media sosial, di keluarga, di lingkungan, maupun di masyarakat luas. Komunikasi sejati, menurutnya, harus lahir dari kasih Allah. “Apakah komunikasi kita sudah menyejukkan atau justru memecah?” tanya RP. Vitalis.

Ia juga menyampaikan bahwa komunikasi yang sehat dimulai dari rumah. Istri yang mendengarkan suami dan sebaliknya, anak-anak yang terbuka pada nasihat orang tua, adalah wujud komunikasi yang membangun kedamaian dan pertumbuhan jiwa.

Lebih lanjut, RP. Vitalis menyampaikan bahwa doa adalah bentuk komunikasi paling hakiki dengan Tuhan. Melalui doa-Nya, Yesus mengajarkan bahwa komunikasi tidak boleh menjadi tembok pemisah, melainkan jembatan kasih yang menyatukan.

Yesus merindukan setiap pribadi mengalami kasih dan persatuan yang sama seperti relasi-Nya dengan Bapa. Dalam saat-saat doa, saat teduh, saat membaca Kitab Suci atau bacaan rohani, kita dapat mengalami kehadiran-Nya yang menenangkan. “Doa Yesus membuat kita mampu bangkit ketika jatuh, tetap rendah hati saat sukses, dan tabah menghadapi kesepian serta penolakan,” ungkap RP. Vitalis.

Homili hari Minggu ini sekaligus menjadi ajakan bagi umat Katolik untuk menjaga kesatuan Gereja dan mewujudkan komunikasi yang membangun, demi kemuliaan Allah dan kesejahteraan sesama.

“Allah sangat mencintai kita tanpa syarat dan menghendaki kita bahagia dalam persatuan dengan-Nya,” tutup RP. Vitalis dengan penuh harap.

Disusun oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal: 1 Juni 2025 

 

About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar