Melayani Adalah Anugerah: Kesaksian Yohanes Midi, Prodiakon dan Pelayan Umat di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Ketapang, 1 Juni 2025 .Dalam suasana iman yang hangat di Hari Tuhan ini, Paroki Santo Agustinus Paya Kumang kembali disegarkan oleh semangat pelayanan yang tulus dari para pelayannya. Salah satunya adalah Yohanes Midi, seorang prodiakon sekaligus pelayan umat yang dikenal dengan ketekunan dan kerendahan hatinya dalam melayani umat Allah.
Yohanes Midi tidak hanya menjalankan tugas liturgis sebagai prodiakon, tetapi juga dengan sepenuh hati memberikan dirinya untuk terlibat dalam berbagai bentuk pelayanan di tengah Gereja. Dalam refleksinya, ia menyampaikan bahwa melayani bukanlah tentang kelayakan, tetapi tentang kesadaran akan kasih karunia Allah yang memilih dan memperkenankan kita untuk ambil bagian dalam karya-Nya.
"Melayani adalah anugerah. Kita bisa melayani bukan karena kita memenuhi kriteria yang dibutuhkan Gereja, melainkan karena kasih karunia Tuhan. Hidup kita dipakai Tuhan bukan karena potensi luar biasa yang kita miliki, tetapi karena kerinduan hati untuk menjadi seorang hamba," ungkap Yohanes dengan penuh ketulusan.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pelayanan bukan soal posisi, status, atau kehebatan. Tidak ada satu pun yang pantas disombongkan dalam karya pelayanan. Bahkan, pengalaman dan masa pengabdian yang panjang pun tidak menjadikan seseorang lebih tinggi di hadapan Tuhan.
"Pelayanan bukan tentang siapa yang lebih layak, melainkan siapa yang sadar bahwa dirinya pun tidak layak. Kita bukan melayani karena siapa kita di mata orang banyak, bukan pula karena kita anak dari gembala gereja. Semua semata-mata karena anugerah yang diberikan secara cuma-cuma," tegas Yohanes.
Ia mengajak seluruh umat, khususnya para pelayan di Gereja, untuk senantiasa menjaga sikap kerendahan hati. Yohanes menolak keras sikap merasa paling benar atau paling senior dalam pelayanan, karena dalam Gereja, semua adalah hamba yang dipanggil untuk setia.
"Mari kita kerjakan pelayanan kita dengan penuh kerendahan hati. Jangan sampai pengalaman pelayanan justru menjadikan kita hamba yang merasa lebih hebat. Biarlah kerinduan kita hanyalah satu: menyenangkan hati Tuhan, menjadi berkat bagi umat, dan membangun Gereja-Nya," pungkasnya dengan mata yang berbinar-binar penuh semangat.
Kesaksian Yohanes Midi menjadi cerminan nyata bahwa pelayanan yang sejati tumbuh dari hati yang rindu untuk memberi, bukan untuk dilihat. Pelayanan yang sungguh berasal dari kerendahan hati akan menjadi terang dan garam bagi sesama.
Semoga semangat pelayanan Yohanes menjadi inspirasi bagi umat Paroki Santo Agustinus dan Gereja Katolik di mana pun berada, untuk terus melayani dengan kasih dan rendah hati. Sama-sama hamba, sama-sama melayani.
Disusun oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Tanggal: 1 Juni 2025
0 comments:
Posting Komentar