Mengikuti Yesus Bukan Jalan Mudah: Renungan Katekese tentang Pengorbanan Iman
BERAT IKUT YESUS
Saudara/i terkasih dalam Kristus,
Pada hari ini, Gereja mengajak kita merenungkan makna sejati menjadi murid Yesus. Banyak orang sering memiliki persepsi keliru bahwa ketika seseorang menjadi pengikut Yesus atau rajin ke gereja, hidupnya akan selalu lancar, rejekinya melimpah, dan seolah-olah Tuhan wajib mengabulkan semua keinginan duniawinya.
Bahkan, ada yang berpikir bahwa gereja identik dengan kenyamanan. Jika kita melihat realitas zaman sekarang, tidak jarang ibadah dilaksanakan di gedung megah, ber-AC, bahkan di mall yang modern. Hal-hal ini tidak salah, namun jika pemahaman kita tentang kekristenan hanya sebatas pada kenyamanan dan fasilitas lahiriah, maka kita keliru memahami iman kita.
Dalam Injil hari ini, Yesus menegaskan bahwa “Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya”. Pernyataan ini sungguh tegas dan keras. Yesus tidak memiliki rumah permanen, harta kekayaan, atau aset duniawi yang bisa diwariskan kepada para pengikut-Nya. Kehadiran Yesus di dunia bukan untuk menimbun harta, melainkan untuk menyelamatkan jiwa manusia melalui pengorbanan dan kasih-Nya.
Demikian pula kita yang mau mengikuti Dia. Mengikuti Yesus bukanlah jalan mulus berkarpet merah. Ada banyak salib yang harus dipikul, ada banyak air mata yang diteteskan, ada banyak pengorbanan yang harus dilakukan. Mengikut Yesus menuntut kita meninggalkan zona nyaman dan siap menyangkal diri.
Namun, di balik semua beratnya mengikuti Yesus, kita dijanjikan sesuatu yang jauh lebih mulia dari apapun di dunia ini, yaitu kebahagiaan kekal di Surga bersama Dia. Karena itu, kita diajak untuk tidak menjadikan iman sebagai sarana untuk mengejar kemewahan atau popularitas, melainkan sebagai jalan untuk menyatakan kasih dan kesetiaan kita kepada Allah.
Hari ini kita juga mengenang Santo Bertrandus yang hidupnya penuh pengorbanan, Santo Theobaldus yang memilih hidup sebagai pertapa untuk mendekatkan diri kepada Allah, serta Santa Giacinta Marescotti yang mengabdikan diri sebagai pengaku iman dengan melayani sesama. Ketiganya adalah teladan bahwa kekudusan lahir dari kesetiaan kepada Kristus meski melalui banyak penderitaan dan perjuangan.
Marilah kita meneladani mereka dalam hidup kita sehari-hari, baik dalam keluarga, pekerjaan, pelayanan, maupun dalam pergumulan pribadi kita. Jangan takut jika jalan kita terasa berat saat mengikuti Yesus, sebab Dialah yang akan menopang dan meneguhkan kita.
DOA
📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa
Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Tanggal: 30 Juni 2025

0 comments:
Posting Komentar