Foto Bapa Mgr. Yohanes Harun Yuwono, Uskup
Agung Palembang
Misa Pagi Bersama Uskup
Agung Palembang di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang Ketapang
Ketapang, 28 Juni 2025.Pada hari Kamis, 26 Juni 2025, umat Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, Keuskupan Ketapang, mendapat sukacita istimewa karena Misa pagi dipimpin langsung oleh Bapa Mgr. Yohanes Harun Yuwono, Uskup Agung Palembang. Misa ini dilaksanakan dalam suasana hari Kamis biasa dengan peringatan Santo Yohanes dan Paulus, Martir, serta Santa Maria Magdalena Fontaine, Martir. Warna liturgi yang digunakan pada hari itu adalah hijau.
Misa dirayakan di Gereja Santo Agustinus Paya Kumang dan dihadiri oleh umat yang datang sejak pagi untuk berdevosi dan mengikuti perayaan Ekaristi dengan khusyuk. Dalam perayaan ini, Mgr. Yohanes Harun Yuwono didampingi oleh RP. Vitalis Nggeal, CP, selaku Pastor Kepala Paroki Santo Agustinus.
Isi Homili: Allah yang Melihat dan Mendengar
Dalam homilinya, Mgr. Yohanes Harun Yuwono mengangkat permenungan dari Kitab Kejadian 16:1-16 yang mengisahkan Hagar dan Ismael. Beliau memulai homili dengan sapaan penuh kasih:
“Bapak, ibu, dan saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus.”
Beliau kemudian menjelaskan konteks bacaan mengenai Hagar, budak perempuan Mesir yang menjadi istri Abram atas saran Sarai, karena Sarai mandul dan berharap memiliki keturunan melalui Hagar. Namun ketika Hagar mengandung, ia mulai meremehkan Sarai, sehingga memicu konflik rumah tangga dan penindasan yang membuat Hagar melarikan diri ke padang gurun.
Dalam pengajaran iman yang mendalam, Mgr. Yohanes Harun Yuwono menekankan beberapa poin penting:
-
Kemandulan Sarai“Sarai yang mandul mengambil langkah manusiawi, namun itu bukan kehendak Tuhan yang sempurna. Kisah ini mengingatkan kita untuk tetap percaya pada janji Tuhan, meskipun waktu-Nya bukan waktu kita.”
-
Usul Sarai dan Konflik“Ketika Sarai meminta Abram mengambil Hagar, rencana manusia memicu persoalan yang lebih besar. Hagar merasa dirinya lebih berharga karena mengandung, lalu menimbulkan ketegangan dalam keluarga.”
-
Pertemuan Hagar dengan Malaikat Tuhan“Saat Hagar melarikan diri, Malaikat Tuhan menemuinya di padang gurun. Hagar mendengar pesan untuk kembali kepada nyonyanya dan janji bahwa keturunannya akan sangat banyak.”
-
Nama Ismael dan El Roi“Tuhan memerintahkan agar anaknya dinamakan Ismael, yang berarti Allah mendengar, sebab Tuhan mendengar penderitaan Hagar. Hagar pun menamai Tuhan ‘El Roi’ yang artinya Allah yang melihatku. Inilah iman Hagar: ia menyadari meskipun sendirian di padang gurun, Tuhan melihat dan mendengarnya.”
Makna bagi Umat
Mgr. Yohanes Harun Yuwono menutup homili dengan ajakan reflektif bagi umat:
“Saudara-saudari terkasih, kita sering merasa seperti Hagar: tersisih, tertekan, dan sendirian. Namun ingatlah, Allah kita adalah El Roi – Allah yang melihat kita, dan Ismael – Allah yang mendengar kita. Dia tidak pernah meninggalkan kita. Mari kita hidup dalam iman dan pengharapan kepada-Nya.”
Penutup Misa
Misa berakhir dengan berkat penutup dari Bapa Uskup Agung Palembang, dan umat pulang dengan sukacita serta semangat iman yang diperbarui. Kehadiran Mgr. Yohanes Harun Yuwono di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang menjadi berkat istimewa bagi seluruh umat, terlebih di masa pekan biasa ini, agar semakin meneguhkan mereka dalam hidup doa, pengharapan, dan pelayanan kasih sehari-hari.
📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa
Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Tanggal: 28 Juni 2025


.jpeg)

0 comments:
Posting Komentar