PAUS LEO XIV: TIDAK ADA YANG TERLAHIR SEBAGAI JUARA ATAU ORANG SUCI
Ketapang, 17 Juni 2025.Sebuah pesan penuh makna kembali diwartakan dari jantung Gereja Katolik di Roma. Dalam Misa penutupan Yubileum Olahraga sekaligus Hari Raya Tritunggal Mahakudus yang digelar di Basilika Santo Petrus, Minggu (15/6), Paus Leo XIV menyampaikan homili yang mendalam dan menyentuh, khususnya bagi umat Katolik dan kalangan atlet. Paus menekankan bahwa tidak seorang pun terlahir sebagai juara atau orang suci. Segala pencapaian, baik di arena pertandingan maupun dalam jalan kekudusan, memerlukan latihan harian dan ketekunan yang rendah hati.
Dalam kutipan homili yang dilansir dari VaticanNews dan Katolikana.news, Paus menyoroti bagaimana olahraga dapat menjadi sarana untuk rekonsiliasi, perjumpaan, dan penginjilan. Olahraga, menurut Paus, bukan sekadar kegiatan fisik, tetapi medan perjumpaan yang mendalam dengan sesama dan dengan Tuhan sendiri.
“Olahraga dapat membantu kita berjumpa dengan Tuhan karena olahraga menantang kita untuk berhubungan dengan orang lain, tidak hanya secara lahiriah tetapi juga secara batiniah,” ungkap Paus Leo XIV.
Pesan ini sangat relevan bagi umat Katolik di seluruh dunia, termasuk di Keuskupan Ketapang yang kaya akan semangat kebersamaan dan kehidupan umat yang beragam. Dalam konteks lokal, banyak umat yang turut ambil bagian dalam kegiatan olahraga sebagai bagian dari pembangunan karakter remaja Katolik, baik di paroki maupun sekolah-sekolah Katolik.
Olahraga: Antara Disiplin, Persaudaraan, dan Harapan
Bapa Suci menegaskan bahwa kata "dai" dalam bahasa Italia, yang berarti "berilah!" adalah cerminan dari semangat olahraga sejati: memberi diri, berbagi semangat, dan menunjukkan kemurahan hati.
Hal ini sejalan dengan ajaran Katolik tentang pengorbanan dan pelayanan. Seperti yang diungkapkan Paus:
“Olahraga menuntut para atlet untuk memberikan diri mereka bagi orang lain untuk peningkatan pribadi, bagi para pendukung, pelatih, kolega, masyarakat luas, dan bahkan bagi para lawan.”
Pesan ini sangat kuat untuk generasi muda Katolik, yang di tengah arus digital dan budaya instan, sering kali lupa bahwa pertumbuhan iman dan karakter tidak dibentuk secara instan, melainkan melalui proses dan latihan.
Menjawab Tantangan Dunia Modern
Paus Leo XIV secara profetis menyentuh tiga tantangan utama dunia modern: kesendirian, masyarakat digital, dan kompetisi yang menyingkirkan yang lemah. Ia mengajak umat untuk melihat olahraga sebagai jawaban konkret atas tantangan ini.
-
Mengatasi kesendirian – Olahraga memupuk kerja sama dan solidaritas.
-
Mengimbangi dunia digital – Olahraga menghadirkan ruang nyata bagi relasi manusiawi dan pengalaman hidup sejati.
-
Membentuk karakter dalam kompetisi – Melalui kekalahan, manusia belajar tentang kerapuhan, pengharapan, dan keberanian untuk bangkit. Juara sejati bukanlah mesin sempurna. Justru ketika jatuh, mereka menemukan keberanian untuk bangkit kembali,” ujar Paus.
Inspirasi dari Para Kudus dan Beato Atlet
Paus Leo XIV menyinggung kehidupan Beato Pier Giorgio Frassati yang akan dikanonisasi tahun ini sebagai santo pelindung para atlet. Sosok ini menjadi teladan bahwa kekudusan dan semangat olahraga bisa berjalan beriringan. Ia tidak lahir sebagai orang kudus, tetapi membentuk dirinya melalui latihan dan disiplin rohani serta jasmani.
Ini adalah pesan kuat bagi umat Katolik awam: Kekudusan tidak ditakdirkan, melainkan diupayakan.
Refleksi dan Undangan bagi Umat Katolik
Menutup homilinya, Paus mengajak semua orang khususnya para atlet untuk mempersembahkan hidup dan latihan mereka kepada Allah Tritunggal Mahakudus.
“Mari kita mempercayakan diri kepada Bunda Maria yang akan membimbing kita menuju kemenangan terbesar dari semua pertandingan, yakni memperoleh hadiah kehidupan kekal.”
Makna Bagi Gereja Lokal
Bagi umat Katolik di Ketapang dan Indonesia secara umum, pesan Paus ini mempertegas bahwa pengembangan iman dan karakter dapat terjalin erat dengan pembinaan jasmani, persaudaraan, dan semangat kebersamaan. Kegiatan olahraga bukan sekadar hiburan, melainkan bagian dari formasi Kristiani yang utuh.
Semoga pesan Paus ini menginspirasi semua komunitas Katolik, mulai dari OMK, sekolah-sekolah Katolik, hingga komunitas basis gerejawi untuk terus menghidupi semangat olahraga sebagai jalan menuju kekudusan dan persaudaraan sejati.
Sumber:
VaticanNews
Katolikana.news, 15 Juni 2025
Homili Paus Leo XIV dalam Misa Penutupan Yubileum Olahraga, Basilika Santo Petrus
Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Tanggal: 17 Juni 2025
0 comments:
Posting Komentar