Pesan Bijak dari Prodiakon Bapak Ignasius Rinso Tigor, S.S.Menimba Kebijaksanaan dari Sumber Iman yang Benar
Ketapang, 24 Juni 2025.Dalam keheningan pagi, ketika sebagian besar umat masih terlelap, sebuah pesan rohani sederhana hadir menyapa jiwa. Tepat pukul 04.25 WIB, Bapak Ignasius Rinso Tigor, S.S., seorang Prodiakon di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, Keuskupan Ketapang, membagikan sebuah renungan singkat melalui status WhatsApp pribadinya.
Pesannya berbunyi:
"Timbalah kebijaksanaan, dari sumber iman yg benar, maka ia akan mengajarimu cara menghadapi dunia dengan bijak pula."
Kalimat ini, meski ringkas, menyimpan makna mendalam yang mengundang setiap orang beriman untuk merenung lebih dalam tentang akar dari segala kebijaksanaan sejati. Dalam konteks iman Katolik, pesan ini mengingatkan kita bahwa kebijaksanaan bukan sekadar buah dari kecerdasan manusia, tetapi sebuah anugerah yang bersumber dari relasi yang hidup dengan Allah sendiri sang sumber kebenaran dan kasih.
Merenungkan Sumber Kebijaksanaan Sejati
Gereja Katolik selalu menegaskan bahwa hikmat sejati berakar pada Sabda Allah. Kitab Suci penuh dengan seruan agar umat Allah mencari kebijaksanaan bukan dari dunia yang fana, tetapi dari Tuhan yang kekal adanya. Dalam Kitab Amsal 9:10 tertulis: "Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian." Pesan ini sejalan dengan refleksi Prodiakon Tigor: menimba kebijaksanaan sejati hanya mungkin bila kita berpaut pada sumber iman yang murni.
Sebagai seorang pelayan awam yang setia dalam pelayanan liturgi dan pewartaan, Prodiakon Tigor tampak tidak hanya mewartakan iman melalui kata-kata, tetapi juga melalui kesaksian hidupnya. Unggahan tersebut, meskipun tidak disertai penjelasan panjang, seakan menjadi percikan api yang menghangatkan dan menyalakan kesadaran umat akan pentingnya memulai hari dengan merenungkan iman.
Makna Dalam Konteks Hidup Sehari-hari
Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh tantangan, umat beriman sering kali dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit. Bagaimana kita dapat bersikap bijak di tengah arus informasi yang menyesatkan? Bagaimana kita bisa bertindak benar di tengah tekanan sosial yang kuat?
Jawabannya kembali pada pesan renungan tersebut: kebijaksanaan sejati tidak datang dari sembarang sumber, tetapi dari sumber iman yang benar yakni Allah yang diimani dan diwartakan dalam Gereja-Nya. Menimba dari sumber ini berarti memperdalam relasi dengan Kristus melalui doa, Sakramen Ekaristi, Kitab Suci, serta hidup dalam kasih dan kebenaran.
Pesan untuk Umat Katolik
Renungan ini mengajak setiap umat untuk tidak hanya menjadi pendengar Sabda, tetapi menjadi pelaku Sabda. Menimba kebijaksanaan dari Allah bukanlah aktivitas sesaat, melainkan sebuah proses pertumbuhan iman yang terus-menerus. Ini adalah panggilan untuk kembali kepada kehidupan doa, menyelami ajaran Gereja, dan membangun hidup berdasarkan kasih, pengharapan, dan iman yang kokoh.
Di tengah dunia yang menawarkan banyak “sumber kebijaksanaan” yang palsu dan dangkal, umat Katolik diundang untuk kembali meneguhkan pijakan rohaninya: hanya dalam Tuhan, kita menemukan pengertian sejati untuk menghadapi dunia dengan hati yang jernih dan bijaksana.
Renungan pagi ini, meski tanpa tanggapan publik yang tampak, adalah benih yang ditabur dalam senyapnamun mungkin kelak berbuah dalam kehidupan banyak orang. Kiranya setiap pesan kecil yang diinspirasikan oleh iman, seperti yang dibagikan oleh Prodiakon Ignasius Rinso Tigor, menjadi bagian dari karya pewartaan yang hidup dan menguatkan tubuh Gereja di mana pun berada.
Menyalurkan Kabar Baik melalui Kata, Menyentuh Jiwa dalam Diam.
📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa
Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Tanggal: 24 Juni 2025
0 comments:
Posting Komentar