WAWANCARA EKSKLUSIF HARI KOMUNIKASI SOSIAL SEDUNIA: Drs. Lukas Lawun Serukan Semangat Kasih, Persaudaraan, dan Komitmen Pelayanan di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang


Foto Bapak Drs. Lukas Lawun

WAWANCARA EKSKLUSIF HARI KOMUNIKASI SOSIAL SEDUNIA: Drs. Lukas Lawun Serukan Semangat Kasih, Persaudaraan, dan Komitmen Pelayanan di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Ketapang, 1 Juni 2025.Dalam rangka memperingati Hari Komunikasi Sosial Sedunia yang jatuh pada hari Minggu, 1 Juni 2025, Tim Komunikasi Sosial (KOMSOS) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, Keuskupan Ketapang, melakukan wawancara eksklusif bersama sosok yang sangat dihormati umat: Bapak Drs. Lukas Lawun, pria kelahiran Simpangdua, Ketapang, 1 Desember 1953. Ia saat ini menjabat sebagai Penasihat Dewan Pastoral Paroki (DPP) dan kerap dijuluki sebagai "orang tua umat" karena pengalaman dan kebijaksanaannya dalam mendampingi umat.

1. Harapan terhadap Perkembangan Dewan Pastoral Paroki (DPP)

Sebagai penasihat DPP, Bapak Lukas menyampaikan pandangannya dengan nada reflektif dan penuh harapan. Ia menekankan pentingnya mengejawantahkan Visi dan Misi Keuskupan Ketapang secara nyata di tengah umat:

“Baik, terima kasih. Pada kesempatan pagi hari ini kita memperingati Hari Komunikasi Sosial Sedunia. Tentu sangat banyak harapan dalam kehidupan kita, khususnya dalam perkembangan DPP. Kita harus mengejawantahkan, mewujudnyatakan visi dan misi Keuskupan Ketapang yang harus kita sukseskan. Dalam pandangan saya, perkembangan Paroki Santo Agustinus sangat baik. Kita sebagai pengurus DPP harus mengikuti dinamika perkembangan paroki ini dan turut memenuhi kebutuhannya.”

Lebih lanjut, ia menyinggung sejarah pemekaran Paroki Santo Agustinus dari Paroki Santa Gemma Galgani Katedral pada tahun 2017, yang menjadi momentum penting bagi kebangkitan spiritual umat:

“Pemekaran paroki ini membawa dampak positif. Gereja ini awalnya dirancang untuk beberapa tahun ke depan, tetapi pembangunannya ternyata selesai lebih cepat dari yang kita bayangkan. Umat pun antusias dan tertarik untuk beribadah di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang. Ini adalah tanda perkembangan iman yang luar biasa.”

Beliau menekankan kembali pentingnya visi dan misi Keuskupan Ketapang:

VISI

“Persaudaraan murid-murid Yesus Kristus yang semakin tangguh dalam beriman dan dalam pelayanan kasih.”

MISI

Dengan semangat kasih yang dicurahkan oleh Roh Kudus (Rom. 5:5) dan teladan Santa Gemma Galgani:

  1. Membina kader iman,

  2. Mengajarkan iman kepada umat,

  3. Melaksanakan pelayanan kasih kepada yang menderita: kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel,

  4. Melaksanakan pelayanan kasih kepada alam ciptaan,

  5. Mengembangkan tata kelola penggembalaan, administrasi, harta benda, dan keuangan yang dapat dipercaya.

2. Harapan terhadap Masa Depan Paroki dan Generasi Muda

Ketika ditanya tentang impian dan harapan terbesar bagi masa depan paroki, khususnya dalam membina iman umat dan keterlibatan generasi muda, Bapak Lukas mengungkapkan:

“Harapan saya, Paroki Santo Agustinus Paya Kumang turut mensukseskan visi misi Keuskupan Ketapang. Kita bisa meningkatkan iman dan pelayanan kita. Pembinaan iman anak-anak sekolah minggu, remaja, dan Orang Muda Katolik (OMK) perlu digiatkan. Kita semua punya kewajiban untuk mengajarkan iman kepada umat, bukan hanya melalui katekese, tetapi juga lewat tindakan nyata dan pelayanan kasih terhadap sesama.”

Beliau juga berharap agar Moto Keuskupan Ketapang benar-benar dihidupi umat:

“Bersaudara, Beriman, dan Berbelaskasih.”

3. Pesan Bijak tentang Rasa Memiliki dan Tanggung Jawab

Sebagai sosok senior yang telah menyaksikan perjalanan sejarah paroki sejak awal, Bapak Lukas mengingatkan umat tentang pentingnya rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap gereja sebagai rumah bersama:

“Kalau dikatakan bijaksana, saya merasa belum. Tapi saya tinggal di wilayah ini sejak tahun 1981, dan ikut terlibat dalam segala proses, termasuk pemekaran dan pembangunan gereja. Saya menyaksikan bagaimana umat Katolik, umat non-Katolik, dan juga pemerintah, bersama-sama membangun gereja ini dengan semangat kebersamaan.”

Namun ia juga menegaskan bahwa membangun gereja tidak cukup; yang lebih penting adalah merawat dan menghidupinya:

“Harapan saya, gereja ini dipelihara dan digunakan dengan baik. Apa gunanya kita membangun gereja megah tetapi tidak dirawat secara maksimal? Umat harus memiliki rasa memiliki (sense of belonging) terhadap gereja ini. Dari situ akan muncul tanggung jawab (sense of responsibility) dan kebanggaan sebagai umat Katolik.”

“Gereja bukan sekadar bangunan. Gereja adalah rumah kita bersama. Tempat kita tumbuh dalam iman, saling melayani, dan hidup dalam kasih seperti yang diajarkan Kristus,” pungkasnya.

Disusun oleh: Tim Komunikasi Sosial Paroki Santo Agustinus Paya Kumang.
Dalam rangka Hari Komunikasi Sosial Sedunia. 1 Juni 2025

About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar