Kerja Bakti di Biara Pasionis St. Yosef Ketapang: Wujud Kasih dan Persiapan Perpisahan Terakhir untuk Pastor Vitalis CP

 

Foto Pater Carel Frederik Frumau,CP.Saat Akan di Terbangkan Ke Kliamantan Barat

Kerja Bakti di Biara Pasionis St. Yosef Ketapang: Wujud Kasih dan Persiapan Perpisahan Terakhir untuk Pastor Vitalis CP

Ketapang, 15 Juli 2025 .Suasana penuh keheningan dan kerja sama terpancar pada Senin (14/7), ketika umat Paroki Santo Agustinus Paya Kumang bersama para pastor, Dewan Pastoral Paroki (DPP), dan para Ketua Lingkungan mengadakan kerja bakti di Biara Pasionis "St. Yosef" Ketapang. Kegiatan ini merupakan bentuk penghormatan dan persiapan menyambut misa pelepasan serta pemakaman almarhum RP. Carel Frederik Frumau, CP., yang lebih dikenal dengan nama Pastor Vitalis CP, seorang imam misionaris Kongregasi Pasionis (CP).

Turut hadir dalam kerja bakti ini Pastor Kepala Paroki St. Agustinus Paya Kumang, RP. Vitalis Nggeal, CP., Pastor Vikaris Ex Officio RP. FX. Oscar Aris Sudarmadi, CP., Ketua DPP Bapak Jeno Leo, Ketua II Bapak Andreas Didik Eko Purwantoro, serta para Ketua Lingkungan Paroki Santo Agustinus Paya Kumang. Kebersamaan mereka menjadi saksi nyata kasih umat terhadap gembala yang selama puluhan tahun mendedikasikan hidupnya bagi pelayanan di Kalimantan Barat.



Misa Pelepasan dan Pemakaman di Gereja Katedral St. Gemma Galgani

Misa Pelepasan dan Pemakaman almarhum dijadwalkan pada Rabu, 16 Juli 2025 pukul 11.00 WIB di Gereja Katedral St. Gemma Galgani Ketapang. Umat diundang untuk hadir memberikan penghormatan terakhir kepada Pastor Vitalis yang telah berpulang dalam damai pada Sabtu, 12 Juli 2025 pukul 15.53 WIB di Rumah Sakit Medistra Jakarta, pada usia 90 tahun.

Riwayat Awal dan Panggilan Hidup Bakti Pastor Vitalis CF Frumau, CP

Pastor Vitalis CF Frumau, CP, lahir dengan nama lengkap Carel Frederik Frumau pada 29 September 1935 di Dordrecht, sebuah kota tua di Belanda bagian selatan yang dikenal dengan sejarah kekristenan yang kuat dan tradisi pendidikan Katolik yang kokoh. Ia adalah anak keempat dari enam bersaudara dalam sebuah keluarga Katolik yang taat, yang membesarkannya dengan nilai iman, doa, dan kerja keras.

Pada hari kelahirannya, ia langsung menerima Sakramen Baptis, sebuah tradisi iman yang menegaskan bahwa sejak awal hidupnya telah dipersembahkan kepada Allah. Ketekunannya dalam kehidupan iman sejak kecil tampak saat ia menerima Komuni Pertama dan Sakramen Krisma pada usia tujuh tahun, menandai langkah awal dalam perjalanan hidup rohaninya. Sejak saat itu, benih panggilan hidup bakti mulai tumbuh dalam dirinya. Ia dikenal sebagai anak yang pendiam, ramah, serta penuh kasih kepada siapa saja, tanda awal kesederhanaan dan kelembutan hatinya yang kelak menjadi teladan hidup imamatnya.

Pendidikan Rohani dan Masuk Kongregasi Pasionis

Pendidikan rohani dan intelektualnya dimulai di bawah bimbingan para suster O.L. Vrouw van Amersfoort (Suster Bunda Kita dari Amersfoort). Para suster ini menanamkan padanya dasar iman Katolik yang kokoh, disiplin hidup doa, serta pelayanan kasih kepada sesama. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, ia melanjutkan studi di Seminari Menengah Santo Gabriel Haastrecht, sebuah lembaga pendidikan calon imam yang terkenal di Belanda, tempat ia semakin menegaskan panggilan sucinya untuk menjadi imam dan misionaris.

Pada usia 20 tahun, Carel Frederik Frumau memutuskan untuk masuk novisiat Kongregasi Pasionis (CP), sebuah kongregasi religius yang didirikan oleh Santo Paulus dari Salib, yang menghayati spiritualitas sengsara Kristus sebagai pusat pewartaan Injil mereka. Saat masuk novisiat, ia menerima nama religius Frater Vitalis dari Maria Immaculata Conceptio, menandakan penyerahan diri totalnya kepada Allah melalui Bunda Maria yang dikandung tanpa noda.

Ia mengikrarkan kaul pertama pada tahun 1956, yang menegaskan komitmennya untuk hidup setia dalam tiga nasihat injili: kemurnian, ketaatan, dan kemiskinan. Setelah masa formasi dan pendalaman rohani, ia mengikrarkan kaul kekal pada 7 September 1959 di Mook, Belanda, sebagai tanda penyerahan diri seumur hidup kepada Allah dalam Kongregasi Pasionis. Puncak panggilannya digenapi saat ia ditahbiskan menjadi imam pada 5 Mei 1962, membuka jalan baginya untuk melayani umat Allah melalui pewartaan Sabda dan pelayanan sakramen.

Perjalanan Misi dari Belanda ke Kalimantan: Kasih Tanpa Batas Pastor Vitalis CP

Pada 6 Januari 1964, setelah menjalani masa persiapan misi, Pastor Vitalis CF Frumau, CP, meninggalkan tanah kelahirannya di Belanda untuk memulai perjalanan imamat yang panjang di negeri nun jauh, Indonesia. Perjalanan ini bukan sekadar perpindahan geografis, melainkan sebuah pengorbanan dan penyerahan diri total demi karya keselamatan Kristus. Ia datang sebagai seorang misionaris Kongregasi Pasionis, menapaki tanah Kalimantan Barat dengan tekad menghidupi Injil melalui kehadirannya di tengah umat.

Setibanya di Indonesia, ia langsung diutus melayani di daerah-daerah terpencil di pedalaman Kalimantan Barat. Selama 13 tahun (1964–1977), ia berkarya di berbagai wilayah seperti Sepotong, Simpang Hulu, Simpang Dua, Meraban, Tumbang Titi, dan Balai Berkuak. Wilayah-wilayah ini masih berupa hutan belantara dengan akses jalan yang terbatas. Untuk mencapai stasi-stasi kecil tempat umat tinggal, ia menempuh perjalanan ratusan kilometer dengan sepeda motor di jalan tanah merah yang licin saat hujan, atau berjalan kaki melintasi sungai, bukit, dan jembatan kayu sempit demi bertemu umat dan mempersembahkan Ekaristi.

Dalam salah satu kisah yang sering diceritakan umat, Pastor Vitalis berangkat sejak pagi hari dan baru tiba di malam hari, dengan pakaian penuh lumpur dan tubuh letih, namun wajahnya tetap memancarkan senyum damai. Perjuangan ini dilakukannya tanpa keluh kesah, sebab baginya setiap langkah adalah tanda cinta kepada Kristus dan umat-Nya.

Di tengah keterbatasan tersebut, Pastor Vitalis berusaha menyatu dengan masyarakat Dayak. Ia dengan tekun belajar bahasa Indonesia dan bahasa Dayak setempat. Tidak hanya menghafal kata, tetapi juga memahami filosofi hidup dan adat istiadat masyarakatnya. Dengan kerendahan hati, ia masuk ke rumah-rumah panjang, duduk bersama mereka, mendengarkan keluh kesah umat, dan meneguhkan iman mereka dalam sapaan sederhana yang menenangkan.

Pelayanan Penuh Kasih di Ketapang

Pada tahun 1977, Pastor Vitalis dipindahkan untuk menetap di Ketapang, sebuah kota pelabuhan yang menjadi pusat pastoral Keuskupan Ketapang. Selama 17 tahun (1977–1994) di Ketapang, ia melayani sebagai pastor paroki, mendampingi umat dari berbagai kalangan. Ia dikenal sebagai imam yang murah senyum, terbuka, dan rendah hati. Tidak ada sekat antara dirinya dan umat. Ia menyapa anak-anak dengan lembut, meneguhkan kaum muda dengan bijak, mendampingi keluarga dalam kesulitan, dan menguatkan para lansia dengan doa dan sakramen.

Sebagai pendamping OMK (Orang Muda Katolik), Pastor Vitalis mengajak kaum muda untuk aktif dalam pelayanan liturgi, koor, dan kegiatan kategorial. Ia mengajarkan mereka untuk memiliki hati yang peduli kepada sesama. Dalam bidang pendidikan iman, ia juga menjadi guru agama yang disiplin namun penuh kasih. Penjelasannya sederhana, mudah dipahami, dan selalu menyentuh hati para siswa.

Selain itu, ia menjadi penasehat rohani berbagai kelompok kategorial, termasuk Legio Maria, Bina Iman Anak, dan keluarga-keluarga Katolik yang membutuhkan arahan iman dalam hidup sehari-hari. Bagi umat Ketapang, kehadiran Pastor Vitalis adalah hadiah terbesar dari Tuhan, sebab beliau hadir bukan hanya sebagai imam dan pemimpin Gereja, tetapi juga sebagai sahabat, ayah rohani, dan teladan hidup Kristiani yang sejati.

Kasih yang Selalu Teringat

Senyum hangat, kerendahan hati, dan kasih tanpa batas menjadi kesaksian hidup Pastor Vitalis CP yang akan terus diingat oleh umat Kalimantan Barat, terutama di wilayah Ketapang dan sekitarnya. Ia tidak hanya meninggalkan jejak kaki di tanah Kalimantan, tetapi juga menanamkan jejak kasih Kristus dalam hati setiap orang yang dijumpainya.

Pelayanan Nasional di Kongregasi Pasionis Indonesia: Hidup yang Dikhususkan Sepenuhnya bagi Allah dan Umat

Setelah mengabdikan puluhan tahun hidup imamatnya untuk melayani umat di pedalaman Kalimantan Barat, pada akhir tahun 1994, Pastor Vitalis CF Frumau, CP., menerima tugas baru yang tak kalah mulia dan berat, yaitu melayani di tingkat nasional Kongregasi Pasionis Indonesia. Atas ketekunan, kesetiaan, serta kebijaksanaan hidup rohaninya, beliau diangkat menjadi Vikaris Pasionis Indonesia, yang berkedudukan di Jakarta.

Sebagai Vikaris, Pastor Vitalis bertanggung jawab atas koordinasi, formasi, dan pendampingan para imam dan frater Pasionis di seluruh wilayah Indonesia. Jabatan ini merupakan bentuk kepercayaan tinggi dari Kongregasi karena membutuhkan sosok pemimpin yang tidak hanya cerdas dan organisatoris, tetapi juga berjiwa pembimbing, sabar, dan memiliki teladan hidup Kristiani sejati. Dalam kepemimpinannya, beliau selalu menekankan nilai kesederhanaan, kedekatan dengan umat, hidup doa yang mendalam, serta kesetiaan pada spiritualitas Pasionis yang berakar pada sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus.

Superior Novisiat St. Gabriel di Batu

Setelah melayani sebagai Vikaris, Pastor Vitalis diutus untuk mendampingi para calon imam Pasionis di Novisiat St. Gabriel Batu, Jawa Timur. Sebagai Superior Novisiat, beliau membimbing para frater novis dalam masa pembinaan dasar hidup religius Pasionis. Setiap hari ia mendampingi mereka dalam doa komunitas, meditasi, permenungan Kitab Suci, dan pembelajaran konstitusi Kongregasi. Ia tidak hanya mengajarkan dengan kata-kata, tetapi terlebih dengan teladan hidupnya sendiri.

Para novis mengenangnya sebagai pembimbing rohani yang sabar dan penuh kasih. Saat memberi konferensi rohani, suaranya lembut namun tegas, mengajak setiap novis untuk benar-benar menyerahkan hidupnya seutuhnya kepada Allah dalam semangat kerendahan hati dan penyangkalan diri, sebagaimana diajarkan oleh Santo Paulus dari Salib, pendiri Kongregasi Pasionis.

Dosen Pembimbing di Studentat Malang

Setelah menjalankan tugas di Batu, Pastor Vitalis melanjutkan pelayanannya sebagai dosen pembimbing di Studentat Malang. Di sini, beliau membimbing para frater theologan yang sedang menempuh pendidikan teologi untuk persiapan tahbisan imam. Materi bimbingannya mencakup spiritualitas Pasionis, teologi hidup bakti, sejarah Kongregasi, serta pendalaman Kitab Suci. Ia dikenal sebagai dosen yang menuntut kedalaman refleksi rohani, bukan sekadar pemahaman intelektual.

Di samping mengajar, Pastor Vitalis juga melayani umat di sekitar Malang melalui Misa harian dan pelayanan sakramen. Umat dan para frater menilai bahwa setiap homili beliau mengalir dari kedalaman doa dan pengalaman hidupnya bersama Kristus, sehingga mampu meneguhkan hati, menginspirasi, dan membangkitkan semangat pelayanan.

Superior Rumah Provinsialat Maria Ratu Damai Jakarta

Pada tahun 2005, Pastor Vitalis diangkat menjadi Superior Rumah Provinsialat Maria Ratu Damai di Jakarta, yang juga merupakan pusat administratif Kongregasi Pasionis Indonesia. Tugas ini diembannya dengan penuh tanggung jawab di usia senjanya. Meski fisiknya semakin rapuh, semangat pelayanannya tak pernah padam. Ia memimpin komunitas dalam ibadat harian, rekoleksi komunitas, menyelenggarakan pertemuan internal, serta menjadi pendamping rohani bagi para frater, imam, maupun umat yang datang untuk berbicara atau mengaku dosa.

Di rumah provinsialat ini, Pastor Vitalis menghabiskan sisa hidupnya dalam doa yang intens, pelayanan sakramen, serta menulis. Ia menulis buku-buku rohani, refleksi harian, dan catatan pengalaman hidup imamat serta misi sebagai warisan iman bagi generasi Pasionis dan umat di Indonesia. Setiap tulisannya dipenuhi dengan keheningan kontemplatif dan kedalaman spiritualitas sengsara Kristus.

Warisan Iman dalam Tulisan Pribadi

Dalam salah satu catatan pribadinya, Pastor Vitalis menulis kalimat yang merangkum seluruh perjalanan panggilan dan pelayanannya:

“Aku datang ke Indonesia untuk memberitakan Injil, namun aku pulang dengan hati penuh sukacita karena Injil justru telah hidup dalam diriku melalui umat yang kucintai.”

Bagi Pastor Vitalis, hidup misioner bukan hanya tentang membawa kabar gembira kepada bangsa-bangsa, melainkan membiarkan kabar gembira itu tumbuh, berkembang, dan mengubah dirinya menjadi saksi Kristus yang sejati. Ungkapan ini menunjukkan kerendahan hati dan pengakuannya bahwa rahmat Tuhanlah yang bekerja melalui setiap karya pelayanannya.

Kasih yang Tak Pernah Usang

Hingga akhir hayatnya, Pastor Vitalis CF Frumau, CP., tetap setia dalam doa dan pelayanan sederhana. Ia memilih hidup dalam kesunyian dan doa meditatif, menyiapkan dirinya dengan tenang untuk berjumpa dengan Kristus yang selama ini ia layani dengan seluruh hati dan hidupnya. Warisan iman, kasih, kerendahan hati, dan teladan hidup bakti totalnya akan terus hidup dalam hati Kongregasi Pasionis Indonesia dan umat Katolik di tanah Kalimantan, Jawa, maupun seluruh Indonesia.

Warisan Iman dan Kasih

Kehadiran para pastor, DPP, dan umat dalam kerja bakti ini menjadi wujud nyata penghormatan dan rasa cinta kepada almarhum yang telah menaburkan benih kasih Kristus di bumi Kalimantan. Umat mengenangnya sebagai imam yang rendah hati, penuh semangat, serta menjadi saksi nyata Injil dalam keseharian.

Selamat jalan Pastor Vitalis CP (Carel Frederik Frumau, CP). Doa kami mengiringi perjalananmu menuju rumah Bapa, tempat damai dan sukacita abadi bersama Kristus Sang Sabda Hidup.

📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa

Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal:   15  Juli 2025 

About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar