Ayo Tobat: Peringatan Keras Yesus bagi Kota-Kota yang Menolak Mujizat-Nya


Foto RP. Vitalis Nggeal, CP

“Ayo Tobat: Peringatan Keras Yesus bagi Kota-Kota yang Menolak Mujizat-Nya”

Ketapang, 15 Juli 2025.Hari ini, Selasa dalam Pekan Biasa XV, Gereja Katolik memperingati Santo Bonaventura, Uskup dan Pujangga Gereja, serta Santo Yakobus dari Nisiba, Uskup dan Pengaku Iman. Warna liturgi putih mewarnai altar dan keheningan doa umat, mengingatkan akan kesucian hidup para kudus yang dirayakan hari ini.

Dalam renungan harian yang dibawakan oleh RP. Vitalis Nggeal, CP, Imam Pasionis yang saat ini melayani di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, Keuskupan Ketapang, umat diajak untuk menimba makna terdalam dari bacaan Injil Matius 11:20-24.

Bacaan Injil hari ini menampilkan Yesus yang mulai mengecam kota-kota yang tidak mau bertobat, meskipun di sana Ia melakukan paling banyak mujizat. Kota Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum yang pernah menikmati kehadiran Yesus secara langsung dan menyaksikan mukjizat demi mukjizat justru tetap menutup hati mereka terhadap pertobatan.

Dalam renungan bertema “Ayo Tobat”, RP. Vitalis menekankan bahwa kecaman Yesus ini bukanlah kutukan melainkan suara kasih yang tegas, panggilan untuk menyadari bahwa Tuhan telah berbuat banyak dalam hidup kita, tetapi kita sering menutup mata dan telinga.

Kehadiran Yesus di tengah dunia ini bukanlah sebuah peristiwa biasa.

Yesus datang bukan hanya untuk sekadar menyembuhkan orang sakit, mengusir roh jahat, atau membuat mukjizat demi mukjizat yang menakjubkan.

Lebih dari itu, Yesus hadir untuk membawa pesan pertobatan bagi seluruh umat manusia.

Pertobatan inilah yang menjadi inti pewartaan-Nya sejak awal pelayanan-Nya di Galilea, ketika Ia berkata, “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.”

Pesan pertobatan itu disampaikan-Nya supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya memperoleh keselamatan dan hidup kekal bersama Bapa di surga.
Namun, sungguh disayangkan, seperti yang diungkapkan RP. Vitalis dalam renungannya hari ini, manusia seringkali menutup telinga dan hatinya terhadap ajakan Tuhan untuk bertobat.
Manusia tetap memilih berjalan di jalan dosa, jalan yang menjauhkan diri dari kasih dan keselamatan yang telah disediakan Allah bagi mereka.
Bahkan, meskipun manusia sudah mendengar Firman Tuhan berkali-kali dan melihat karya-karya besar-Nya, hati manusia sering tetap keras dan enggan berubah.

RP. Vitalis kemudian mengajak setiap umat untuk berefleksi secara jujur.
Bagaimana dengan kita sendiri saat ini?
Apakah kita sudah sungguh menanggapi kasih dan mujizat Tuhan dalam hidup kita dengan hidup yang semakin kudus dan berkenan di hadapan-Nya?
Ataukah kita masih saja terjebak dalam dosa yang sama, kebiasaan buruk yang terus diulang, seolah-olah kasih Tuhan adalah hal biasa yang tak perlu dihiraukan?
Pertanyaan ini perlu dijawab secara pribadi, dengan penuh kejujuran di hadapan Tuhan.

RP. Vitalis menegaskan bahwa Tuhan yang sama, yang pernah berkarya di Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum, juga hadir dalam hidup kita saat ini.
Dia hadir melalui Ekaristi Kudus yang kita sambut setiap Minggu atau setiap hari, di mana Tubuh dan Darah-Nya menjadi santapan jiwa kita.
Dia hadir melalui Firman-Nya, baik yang kita dengarkan dalam liturgi maupun yang kita baca dan renungkan dalam Kitab Suci di rumah.
Dia hadir melalui Sakramen Tobat, di mana kita menerima pengampunan atas dosa-dosa kita dan dibebaskan dari belenggu kesalahan.
Dia juga hadir melalui setiap perjumpaan kasih dengan sesama, entah dalam keluarga, lingkungan kerja, komunitas, maupun dalam pelayanan kita sehari-hari.

Namun, jika kita tetap menolak untuk bertobat, jika kita terus menunda untuk berubah, maka kita tidak berbeda dengan kota-kota yang dikecam oleh Yesus dalam Injil hari ini.
Yesus mengecam Khorazim dan Betsaida karena meskipun mereka menyaksikan begitu banyak mujizat, mereka tetap tidak bertobat.
Yesus juga mengecam Kapernaum yang sombong dan merasa diri paling tinggi, padahal mereka menolak untuk bertobat dan berubah.
RP. Vitalis mengingatkan dengan tegas, “Yesus mengecam kota-kota yang warganya tetap tidak mau bertobat meski telah mendengar ajaran Tuhan bahkan mereka telah mengalami banyak mujizat. Yesus pun mengecam kita bila kita tak kunjung bertobat karena Tuhan telah begitu besar mengasihi kita, Tuhan telah memberi yang terbaik bagi hidup kita,” demikian lanjutnya dalam renungan hari ini.

Renungan ini menjadi tamparan rohani yang keras tetapi penuh kasih.
Yesus berkata dengan jelas, bahwa pada hari penghakiman, tanggungan kota Tirus, Sidon, bahkan Sodom akan lebih ringan dibandingkan kota-kota yang menolak pertobatan meskipun mereka telah menyaksikan banyak mujizat-Nya.
Hal ini menunjukkan betapa besar tuntutan pertobatan bagi orang yang sudah mengenal Allah, yang sudah merasakan kasih dan kuasa-Nya dalam hidup sehari-hari.

Karena itu, RP. Vitalis menutup renungannya dengan ajakan yang singkat namun penuh makna:
“Mari kita bertobat dan berjalan bersama Yesus.”
Ia mengingatkan bahwa dalam kesibukan hidup sehari-hari, ajakan untuk bertobat menjadi panggilan yang sangat relevan.
Jangan menunda tobat, jangan menunggu besok, karena kita tidak pernah tahu kapan akhir hidup kita tiba.
Mujizat terbesar yang Tuhan mau lakukan dalam hidup kita bukanlah kesembuhan fisik semata atau rezeki melimpah ruah, tetapi hati yang diubah dan dikuduskan oleh rahmat-Nya sehingga kita menjadi manusia baru yang hidup dalam kasih dan kebenaran.

Hari ini, ketika Gereja juga mengenang Santo Bonaventura, seorang pujangga agung Gereja yang mengabdikan seluruh hidup, intelektualitas, dan kesalehannya demi kemuliaan Allah, umat diajak untuk meneladani kerendahan hati dan kesediaan para kudus untuk terus bertobat.
Para kudus bukanlah manusia tanpa dosa, melainkan mereka yang selalu membuka diri pada kasih dan pertobatan, sehingga Tuhan memurnikan hidup mereka dan memakainya sebagai alat kemuliaan-Nya.

Semoga renungan “Ayo Tobat” hari ini menjadi alarm rohani bagi kita semua, agar kita tidak lagi menutup telinga atas sapaan Yesus, tidak menunda pertobatan, dan tidak menyepelekan kasih-Nya yang nyata setiap hari.
Mari kita bertobat sekarang juga dan berjalan bersama Yesus menuju keselamatan kekal yang telah Dia sediakan bagi kita.

 📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa

Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal:   15  Juli 2025 

About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar