Pesan Kopi di Tengah Malam: Kehangatan Renungan RP. Vitalis Nggeal, CP untuk Jiwa yang Merindu

 

Foto RP. Vitalis Nggeal, CP 

Pesan Kopi di Tengah Malam: Kehangatan Renungan RP. Vitalis Nggeal, CP untuk Jiwa yang Merindu

Ketapang, 15 Juli 2025.Pesan rohani sederhana hadir menyapa jiwa umat Katolik pada malam hari. Tepat pukul 22.42 WIB, Senin, 14 Juli 2025, Pastor Kepala Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, Keuskupan Ketapang, RP. Vitalis Nggeal, CP, mengunggah status WhatsApp yang singkat, namun menyimpan kekayaan makna rohani yang mendalam.

Berikut isi pesannya:

Tinggal sedikit. Dia tidak mewah. Tapi rasanya wah. Kami dan kopi: Kokoh di puncak. Kopi sudah ada… kamu yang belum ada.

 Status WhatsApp RP. Vitalis Nggeal, CP

Sepintas, kata-kata tersebut terdengar seperti ungkapan sederhana tentang secangkir kopi. Namun, bila direnungkan dengan hati yang tenang, makna spiritualnya muncul bagaikan aroma kopi yang menenangkan dan meneguhkan.

Pastor Vitalis seakan ingin mengajak kita merenungkan kehadiran dan keintiman dalam relasi, baik dengan sesama maupun dengan Tuhan. Kopi, meskipun sederhana dan tidak mewah, dapat memberikan rasa yang istimewa dan menghangatkan. Begitu pula hidup rohani kita – mungkin terlihat biasa di mata dunia, namun menjadi istimewa bila dijalani dengan cinta, kesetiaan, dan kehadiran sepenuh hati.

Makna Spiritualitas Kopi: Kehadiran yang Menguatkan

Kata “kopi sudah ada… kamu yang belum ada” menyentuh batin kita akan kerinduan mendalam atas kehadiran orang lain. Dalam iman Katolik, hal ini juga mencerminkan kerinduan Allah akan kehadiran kita di hadapan-Nya. Tuhan selalu hadir, setia menunggu, seperti secangkir kopi hangat yang menunggu dinikmati, agar kita memperoleh ketenangan, kekuatan, dan sukacita baru.

Sering kali, kita sibuk mengejar kemewahan, padahal yang paling dibutuhkan jiwa kita hanyalah ‘kopi rohani’ yang sederhana: doa penuh syukur, keheningan di hadapan Sakramen Mahakudus, atau kunjungan kasih kepada sesama yang kesepian. Semua itu menjadi “rasa wah” karena lahir dari cinta yang tulus dan kerendahan hati.

Panggilan Hidup dalam Kesederhanaan

Pastor Vitalis juga mengingatkan, hidup bukan tentang menumpuk harta atau kebanggaan lahiriah, melainkan tentang menjadi kokoh di puncak, seperti kopi yang tetap harum dan nikmat meski tanpa kemewahan. Kita dipanggil untuk kokoh dalam iman, bertahan di puncak kesetiaan, dan tetap menghadirkan kehangatan bagi orang-orang di sekitar kita.

Ajakan bagi Umat

Mari, di tengah kesibukan dan kepenatan hidup, kita meluangkan waktu untuk hadir sepenuhnya – bagi Tuhan dan bagi sesama. Jadilah pribadi yang “rasanya wah,” bukan karena kemewahan, tetapi karena kehangatan cinta dan kerendahan hati yang kita pancarkan.

Tuhan menantikan kehadiran kita, sama seperti secangkir kopi menunggu untuk dinikmati sepenuh hati. Bukankah hidup ini akan terasa lebih indah bila kita hadir bagi-Nya dan bagi orang-orang yang kita kasihi?

Semoga renungan sederhana dari RP. Vitalis Nggeal, CP, ini menguatkan iman kita dan menuntun langkah kita hari ini.

📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa

Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal:   15  Juli 2025 


About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar