Doa Rosario dan Iman yang Hidup: Lingkungan Santa Lusia Rayakan Pesta Santa Perawan Maria Ratu Rosario dengan Penuh Syukur

 

Foto RP. Vitalis Nggeal, CP

Ketapang, Selasa, 7 Oktober 2025 Suasana doa dan kebersamaan terasa hangat di Lingkungan Santa Lusia, Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, Keuskupan Ketapang, pada Selasa malam, 7 Oktober 2025. Pada hari yang dirayakan Gereja sebagai Peringatan Wajib Pesta Santa Perawan Maria, Ratu Rosario dengan warna liturgi putih, umat Lingkungan Santa Lusia berkumpul dalam perayaan Misa lingkungan yang berlangsung di rumah keluarga Bapak Yustus Abi.

Misa yang dimulai pukul 18.30 WIB ini dipimpin oleh Pastor RP. Vitalis Nggeal, CP, dengan petugas liturgi yang turut terlibat di antaranya Ibu Sutarti Rahayu sebagai petugas lagu, Saudari Julita Desti sebagai lektor pembaca Sabda, dan Suster Stela, OSA yang memimpin doa pengantar serta doa makan bersama setelah perayaan Ekaristi. Seluruh umat hadir dengan penuh ketenangan dan rasa syukur, mengisi malam doa itu dengan suasana rohani yang mendalam serta penghormatan kepada Bunda Maria, Ratu Rosario.











































Dalam homilinya yang penuh makna, RP. Vitalis Nggeal, CP menyampaikan pesan yang menyentuh hati umat. Ia membuka renungannya dengan sapaan hangat, “Selamat malam Bapak, Ibu, Saudara-saudari, dan adik-adik terkasih yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus. Hari ini Gereja merayakan Pesta Wajib Ratu Rosario.”

Pastor Vitalis kemudian mengajak seluruh umat untuk meneladani Bunda Maria dalam kehidupan beriman sehari-hari. Ia menekankan bahwa ketika manusia menghadapi persoalan besar dalam hidup, jangan pernah lari dari Bunda Maria, tetapi datanglah dan berdoalah melalui perantaraan doa Rosario.

Beliau mengingatkan peristiwa perkawinan di Kana sebagai contoh nyata kasih dan perantaraan Bunda Maria. “Lihatlah, pada peristiwa perkawinan di Kana, Tuhan mempercepat karya-Nya karena permintaan Bunda Maria. Bunda Maria meminta langsung kepada Anak-Nya, dan Tuhan Yesus mengabulkan permintaan itu,” ujar Pastor Vitalis dengan nada tegas namun penuh kelembutan.

Ia melanjutkan bahwa Tuhan Yesus sendiri telah menyerahkan Bunda Maria kepada Gereja sebagai Ibu bagi seluruh umat beriman. “Silakan berdoa dan berdialog. Inilah anak-anakmu, wahai Maria, para rasul dan kita semua. Bunda Maria memapah Putra-Nya sampai wafat di kayu salib. Maka, marilah kita meneladan keteguhan dan kesetiaan Bunda Maria dalam iman,” tambahnya.

Lebih jauh, Pastor Vitalis menegaskan bahwa bulan Oktober adalah saat istimewa yang diberikan Gereja untuk mendorong umat berdoa Rosario setiap hari. “Oktober ini Gereja memberi ruang kepada kita untuk berdoa. Setan malu ketika kita berdoa Rosario, karena setan tidak taat. Maka, jangan pernah takut untuk berdoa Rosario, sebab doa itu menguatkan kita dan mengusir kegelapan,” ujarnya dengan penuh semangat.

Beliau juga menegaskan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, umat seringkali menghadapi berbagai persoalan, baik dalam keluarga, pekerjaan, maupun kehidupan sosial. Namun, di tengah segala tantangan itu, doa Rosario menjadi senjata rohani yang ampuh. “Ada masalah dalam kehidupan sehari-hari? Berdoalah Rosario. Bunda Maria adalah pribadi yang nyata, pribadi yang ril, yang memahami pergulatan hidup manusia. Persembahkanlah hidup kita kepada Bunda Maria,” tutup Pastor Vitalis dalam homilinya yang penuh inspirasi.

Umat Lingkungan Santa Lusia mendengarkan dengan penuh perhatian dan kekhusyukan. Meskipun sederhana, perayaan Misa lingkungan ini berlangsung dalam suasana yang penuh kasih, ketenangan, dan semangat devosi kepada Bunda Maria. Lilin-lilin menyala di sekitar altar kecil yang disiapkan di ruang tamu keluarga Yustus Abi, menambah suasana sakral yang mendalam.

Perayaan Misa lingkungan ini juga menjadi momen kebersamaan bagi umat di Lingkungan Santa Lusia. Setelah perayaan Ekaristi selesai, Suster Stela, OSA, memimpin doa makan bersama, memohon berkat atas hidangan yang telah disiapkan dengan penuh kasih oleh tuan rumah. Umat pun menikmati kebersamaan dengan penuh sukacita dan saling berbagi cerita dalam semangat persaudaraan kristiani.

Kegiatan Misa lingkungan ini menjadi bagian dari kehidupan iman umat di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang yang terus berupaya menjaga tradisi doa, terutama di bulan Oktober yang dikenal sebagai Bulan Rosario. Melalui kegiatan ini, umat diajak untuk semakin mencintai doa Rosario dan menjadikannya bagian dari kehidupan rohani keluarga.

Lingkungan Santa Lusia dikenal sebagai salah satu lingkungan yang aktif dalam kegiatan rohani dan pastoral di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang. Setiap bulan, umat secara bergantian menjadi tuan rumah bagi pelaksanaan Misa lingkungan maupun ibadat bersama. Kegiatan tersebut bukan hanya menjadi sarana memperkuat iman, tetapi juga mempererat tali persaudaraan antarumat di lingkungan.

Keterlibatan umat dalam kegiatan malam itu menunjukkan semangat kebersamaan yang tinggi. Para umat datang dengan pakaian sopan dan rapi, membawa Rosario di tangan mereka, dan mengikuti seluruh rangkaian liturgi dengan penuh hormat. Anak-anak dan remaja pun tampak antusias mengikuti perayaan, memperlihatkan semangat muda yang hidup dalam iman.

Peringatan Pesta Santa Perawan Maria Ratu Rosario ini sekaligus menjadi pengingat bahwa doa Rosario bukan hanya ritual pengulangan kata, melainkan suatu bentuk permenungan mendalam akan misteri kehidupan Kristus bersama Bunda-Nya. Melalui setiap butir Rosario, umat diajak merenungkan karya keselamatan Allah dan menyatukan hidup mereka dalam doa bersama Bunda Maria.

Perayaan malam itu juga mencerminkan kehidupan menggereja yang sederhana namun penuh makna. Tanpa kemegahan, namun dengan ketulusan dan iman yang hidup, Misa lingkungan di rumah keluarga Yustus Abi menjadi cerminan nyata Gereja kecil yang hadir di tengah keluarga. Pastor Vitalis dalam pelayanan pastoralnya terus mengingatkan bahwa keluarga adalah Gereja domestik tempat iman bertumbuh dan berbuah.

Setelah perayaan selesai, umat meninggalkan rumah tuan rumah dengan hati yang damai. Doa Rosario dan pesan homili Pastor Vitalis masih terngiang di telinga, meneguhkan iman untuk terus berjalan bersama Bunda Maria di setiap langkah hidup.

Malam itu, Langit Ketapang terasa tenang, seakan turut memberkati umat yang baru saja mempersembahkan doa dan pujian kepada Ratu Rosario. Lilin-lilin padam satu per satu, namun cahaya iman dan kasih Bunda Maria tetap menyala di hati setiap umat Lingkungan Santa Lusia.

📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa

Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal:   7 Oktober   2025

About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar