Pernikahan Kudus: Evangelia Tuko dan Redy Septyanto Disatukan dalam Sakramen Kasih di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

 

Foto RP. Vitalis Nggeal, CP.,Pimpin Misa didampingi RP. FX. Oscar Aris Sudarmadi, CP. dan Stephanus Advent Novianto, SJ

Pernikahan Kudus: Evangelia Tuko dan Redy Septyanto Disatukan dalam Sakramen Kasih di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Ketapang, 25 Oktober 2025 .Di tengah suasana teduh dan penuh sukacita iman, Gereja Katolik Santo Agustinus Paya Kumang, Keuskupan Ketapang, menjadi saksi suci atas penyatuan kasih dua insan, Evangelia Tuko, S.Pd., M.Pd., dan Redy Septyanto, S.Kom. dalam Sakramen Perkawinan Kudus.
Upacara pemberkatan dilangsungkan pada Sabtu, 25 Oktober 2025 pukul 14.00 WIB, dipimpin oleh RP. Vitalis Nggeal, CP., didampingi oleh RP. FX. Oscar Aris Sudarmadi, CP. dan Stephanus Advent Novianto, SJ.

Penuh Sukacita Iman di Rumah Tuhan

Sejak siang hari, suasana di Gereja Santo Agustinus telah dipenuhi oleh ratusan umat yang datang memberikan doa restu bagi kedua mempelai. Hiasan bunga segar menghiasi altar utama, melambangkan kesegaran kasih yang tumbuh di bawah berkat Allah. Warna putih dan emas mendominasi dekorasi, menandakan kemurnian, kesetiaan, dan kemuliaan kasih yang hendak mereka jalin dalam ikatan suci.

Di barisan depan altar, tampak para petugas liturgi bersiap menjalankan tugas mereka dengan penuh hormat. Saudara Staislaus Wisnu Apriyandi bertugas sebagai lektor, dengan pembacaan yang lantang dan penuh makna iman, sementara Saudari Agustina Rosa Marhen membawakan mazmur dengan suara merdu yang menyentuh hati umat.
Sementara itu, Sabda Allah dibacakan dengan penuh khidmat oleh Stephanus Advent Novianto, SJ., yang juga turut hadir mendampingi para imam dalam perayaan kudus tersebut.


































































































































Doa dan Kasih yang Dipersembahkan di Hadapan Altar

Ketika prosesi dimulai, denting lembut musik liturgi mengiringi langkah kedua mempelai yang perlahan berjalan menuju altar. Evangelia melangkah anggun dengan balutan gaun putih sederhana namun elegan, sementara Redy tampak gagah dengan setelan jas berwarna abu muda. Keduanya memancarkan kebahagiaan yang tulus, terpancar jelas dari tatapan penuh syukur dan cinta di hadapan Tuhan.

Tepat di hadapan altar, mereka berdiri berhadapan, menyatakan janji suci di bawah pandangan para imam dan saksi-saksi yang ditunjuk: Bapak Hendrikus Hendri, S.S. dan Bapak Maximus Tri Djuardi. Kedua saksi tersebut menyaksikan dengan penuh kesungguhan, menandai momen penting dalam kehidupan pasangan muda ini.
Dalam tata cara Gereja Katolik, saksi bukan sekadar pelengkap formalitas, melainkan pribadi yang turut memastikan janji kasih yang terucap di hadapan Allah benar-benar dijalani dengan iman dan tanggung jawab.

Homili Penuh Makna: Cinta yang Dijiwai oleh Kristus

Dalam homilinya, RP. Vitalis Nggeal, CP. menyampaikan pesan mendalam tentang makna sejati pernikahan Katolik.
Tidak baik jika laki-laki seorang diri saja. Pernikahan bukan inisiatif dari Rendy dan Eva, tetapi karena kasih Allah. Maka Gereja itu adalah Kristus, dan perkawinan itu adalah sakramen,” ujarnya dengan suara mantap di tengah keheningan umat.

Ia melanjutkan, “Orang yang menikah tidak punya alasan untuk bercerai, sebab keduanya telah menjadi satu daging. Bukan hanya dalam hubungan lahiriah suami-istri, tetapi dalam kesatuan hati dan jiwa. Ini adalah kerinduan Allah agar manusia hidup dalam kasih dan kesetiaan.

RP. Vitalis menegaskan bahwa kasih dalam pernikahan Katolik harus terus diperbarui dalam Kristus. Ia mengingatkan bahwa setelah menerima sakramen ini, pasangan hendaknya tetap terhubung dengan lingkungan gerejawi dan hidup dalam komunitas umat.
Setelah pernikahan, laporkanlah diri kepada ketua lingkungan. Kesatuan ini tidak otomatis pudar. Waktu akan membuktikan kasih yang sejati. Kasih suami-istri harus suci dan diperbaharui setiap hari dalam Kristus,” pesannya.

Dalam bagian akhir homilinya, RP. Vitalis mengutip kisah pernikahan di Kana.
Yesus hadir bukan sebagai tamu, tetapi sebagai pribadi istimewa yang mengubah air menjadi anggur. Kehadiran Allah memuliakan cinta. Ketika anggur cinta habis karena egoisme dan luka hati, Yesus mengisinya kembali dengan air kasih. Tidak ada satu keluarga Katolik pun yang dapat bertahan tanpa terhubung dengan Kristus,” tutupnya.

Kata-kata tersebut menggema di seluruh gereja, menghadirkan keheningan yang sarat dengan rasa syukur dan refleksi mendalam. Umat yang hadir diajak menyadari kembali bahwa pernikahan bukanlah akhir dari perjalanan cinta, melainkan awal dari sebuah panggilan hidup baru yang dijiwai oleh kasih Tuhan sendiri.

Sakramen Kasih: Janji dan Pemberkatan

Setelah homili, tibalah saat paling sakral dalam perayaan, yaitu ritus pemberkatan perkawinan. Dengan suara bergetar namun tegas, Evangelia dan Redy mengucapkan janji setia satu sama lain, berjanji untuk hidup bersama dalam suka dan duka, sehat maupun sakit, kaya maupun miskin, hingga maut memisahkan mereka.

Saya, Redy Septyanto, menerima engkau, Evangelia Tuko, sebagai istri saya, dan saya berjanji akan setia kepadamu dalam untung dan malang, dalam sehat dan sakit, sepanjang hidup saya,” ucap Redy dengan mata yang berkaca-kaca.

Evangelia menjawab lembut, “Saya, Evangelia Tuko, menerima engkau, Redy Septyanto, sebagai suami saya, dan saya berjanji akan setia kepadamu dalam untung dan malang, dalam sehat dan sakit, sepanjang hidup saya.

Kedua mempelai kemudian saling mengenakan cincin sebagai tanda kasih dan kesetiaan yang kekal, sementara umat menyanyikan lagu pujian syukur. Suasana haru memenuhi ruangan, dengan beberapa umat meneteskan air mata bahagia melihat peristiwa penuh kasih itu.

Setelah pemberkatan, RP. Vitalis Nggeal, CP. menumpangkan tangan dan memohonkan berkat khusus bagi pasangan yang baru disatukan itu.
Semoga Tuhan senantiasa hadir dalam rumah tangga kalian. Semoga kasih Kristus menjadi dasar dalam setiap langkah hidup, dan semoga kalian selalu menjadi saksi cinta kasih Allah di tengah dunia,” doanya.

Sebuah Keluarga yang Berakar pada Iman

Pernikahan Evangelia dan Redy tidak hanya mempersatukan dua pribadi, tetapi juga dua keluarga yang selama ini hidup dalam semangat pelayanan Gereja.
Evangelia merupakan putri pertama dari Bapak Jeno Leo dan Ibu Sutarti Rahayu, yang dikenal sebagai Ketua Dewan Pastoral Paroki (DPP) dan Ketua Lingkungan Santa Lusia. Sementara itu, Redy adalah putra pertama dari Bapak Harno Mugi Rahardjo (alm.) dan Ibu Yaningsih, yang dikenal sebagai keluarga yang aktif dalam kegiatan sosial dan pelayanan umat.

Keterlibatan kedua keluarga dalam kehidupan menggereja membuat suasana pernikahan ini tidak hanya menjadi momen pribadi, melainkan juga pesta iman bagi seluruh umat Paroki Santo Agustinus Paya Kumang. Umat merasakan bahwa kasih yang dipersatukan di altar itu merupakan buah dari doa, pengharapan, dan kesetiaan keluarga yang berakar dalam iman Katolik.

Pesan dari Sabda Tuhan: Indah Pada Waktunya

Sebelum perayaan berakhir, umat diajak merenungkan kutipan yang menjadi tema pernikahan ini:
“Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya; indah saat Ia mempertemukan, indah saat Ia menumbuhkan kasih, dan indah saat Ia menyatukan dalam ikatan pernikahan kudus.”
Kutipan dari Kitab Pengkhotbah ini menjadi dasar spiritual bagi Evangelia dan Redy untuk menapaki hidup berkeluarga yang penuh harapan.

Makna dari ayat ini terwujud nyata dalam perjalanan kasih mereka. Waktu, doa, dan kepercayaan kepada penyelenggaraan ilahi menjadi jembatan yang membawa keduanya kepada hari istimewa ini.
Dalam iman, mereka percaya bahwa setiap peristiwa, bahkan yang tampak sederhana sekalipun, mengandung rencana indah Allah yang mengarahkan mereka kepada kebahagiaan sejati.

Resepsi dan Ungkapan Syukur

Usai misa pemberkatan, seluruh umat, keluarga, dan tamu undangan bergerak menuju RM Seafood 26, Jalan R. Suprapto, Ketapang, tempat resepsi pernikahan dilangsungkan pukul 16.30–20.00 WIB.
Dekorasi bernuansa biru laut dan putih lembut memberi kesan hangat dan elegan. Musik lembut mengiringi acara, sementara para tamu disambut dengan senyum ramah kedua keluarga.

Resepsi ini bukan sekadar jamuan makan, tetapi menjadi ajang syukur dan silaturahmi antarumat. Banyak di antara tamu yang datang dari berbagai wilayah Keuskupan Ketapang, menunjukkan besarnya dukungan dan rasa persaudaraan dalam komunitas umat Katolik di daerah tersebut.

Makanan khas Ketapang disajikan dengan cita rasa lokal yang menggugah selera, memperlihatkan kehangatan budaya dan kekayaan kuliner setempat. Di tengah acara, beberapa rekan dan saudara dari kedua mempelai mempersembahkan lagu pujian dan persembahan kecil sebagai ungkapan kasih dan doa restu.

Makna Gerejawi: Pernikahan sebagai Sakramen Kesetiaan

Dalam tradisi Gereja Katolik, perkawinan adalah salah satu dari tujuh sakramen, tanda nyata kasih Allah yang hadir dalam kehidupan manusia. Melalui sakramen ini, suami dan istri dipanggil untuk menjadi saksi kasih Kristus bagi dunia — sebuah panggilan untuk saling mengasihi, mengampuni, dan melayani seumur hidup.

Kasih yang dibangun di atas dasar iman akan menuntun pasangan menuju kebahagiaan sejati, bukan sekadar dalam kesenangan duniawi, tetapi dalam kedalaman cinta yang memuliakan Allah.
Sebagaimana ditegaskan RP. Vitalis dalam homilinya, “Keluarga Katolik yang kuat bukanlah keluarga yang hebat karena kekayaan atau jabatan, tetapi karena mereka selalu terhubung dengan Yesus Kristus.”

Pernikahan Evangelia dan Redy menjadi cerminan nyata dari iman tersebut. Mereka menyadari bahwa perjalanan hidup berumah tangga bukanlah jalan mudah, tetapi dengan kasih Kristus yang menjadi pusat, segala tantangan dapat dihadapi dengan harapan dan sukacita.

Penutup: Doa dan Harapan bagi Pasangan Baru

Menjelang malam, suasana resepsi perlahan menurun. Di balik kebahagiaan yang terpancar dari wajah kedua mempelai, tersimpan tekad dan doa agar kehidupan baru yang mereka mulai hari ini senantiasa diberkati oleh Tuhan.
Umat yang hadir pun meninggalkan tempat dengan hati penuh sukacita, membawa kenangan indah dari hari penuh berkat tersebut.

Pernikahan Evangelia Tuko dan Redy Septyanto menjadi peristiwa iman yang menggugah — bukan hanya bagi mereka berdua, tetapi juga bagi seluruh umat Paroki Santo Agustinus Paya Kumang.
Melalui sakramen ini, umat diajak kembali mengingat bahwa cinta sejati hanya akan menemukan maknanya ketika berakar dalam kasih Kristus.

Profil Singkat Kedua Mempelai  kenal seb

Evangelia Tuko, S.Pd., M.Pd.

Putri pertama dari Bapak Jeno Leo & Ibu Sutarti Rahayu. Dikenal sebagai pribadi lembut, tekun, dan berdedikasi tinggi dalam dunia pendidikan. Evangelia aktif dalam kegiatan gereja, terutama dalam pelayanan liturgi.

Redy Septyanto, S.Kom

Putra pertama dari Bapak Harno Mugi Rahardjo (alm.) & Ibu Yaningsih. Berprofesi di bidang teknologi informasi, dikenal berkarakter tangguh, disiplin, dan rendah hati. Redy juga aktif dalam kegiatan kategorial dan sosial umat

  • Kesimpulan

Misa Pemberkatan Pernikahan ini bukan hanya sebuah perayaan kasih, tetapi juga kesaksian iman yang hidup di tengah masyarakat Katolik Ketapang. Dalam setiap doa, lagu, dan berkat yang diucapkan, umat menyaksikan bahwa kasih Allah nyata bekerja dalam kehidupan umat-Nya.

Melalui pernikahan kudus ini, Gereja kembali menegaskan pesan mendasar:
Kasih sejati tidak pernah berakhir, sebab Allah sendiri adalah sumber kasih itu.

Dengan demikian, peristiwa pada Sabtu, 25 Oktober 2025 di Gereja Katolik Santo Agustinus Paya Kumang akan dikenang bukan sekadar sebagai pernikahan indah dua insan, melainkan sebagai tanda kehadiran Allah yang menguduskan kasih manusia.

📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa

Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal:   25  Oktober   2025

About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar