Foto Ibu.Monica Alvian Yona
Sapaan Pagi dari Hati yang Percaya: Renungan Singkat Ibu Monica Alvian Yona Menyentuh Jiwa Umat Paroki Paya Kumang
Ketapang, 9 Juni 2025.Di tengah hiruk-pikuk pagi, ketika sebagian besar orang baru saja membuka mata atau bersiap menghadapi rutinitas harian, sebuah pesan rohani sederhana hadir menyapa jiwa. Tepat pukul 06.01 WIB, udara masih terasa sejuk, dan dunia masih membias dalam sunyi namun sebuah suara hati telah lebih dahulu berbicara.
Ibu Monica Alvian Yona, seorang pribadi penuh kasih yang dikenal sebagai anggota Tim Kerja Hubungan Agama dan Kepercayaan di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, Keuskupan Ketapang, membagikan sesuatu yang begitu sederhana, namun begitu dalam. Melalui status WhatsApp-nya, ia menuliskan:
"Ajar aku mengasihi-Mu semakin dalam, s'bab Kau lebih dulu mengasihi ku."
Kalimat yang pendek itu seolah mengetuk banyak hati yang membaca. Di balik kata-katanya yang lembut, tersimpan kekuatan doa dan kerinduan akan kedalaman kasih Ilahi.
Ungkapan Hati yang Menjadi Doa
Bagi mereka yang mengenal Ibu Monica, kalimat tersebut bukan sekadar kutipan yang diketik buru-buru saat pagi menjelang. Itu adalah ungkapan iman seorang pribadi yang setiap harinya berusaha hidup dalam terang kasih Allah. Kalimat itu lahir dari refleksi pribadi yang intim, menjadi doa yang tak hanya melambung ke surga, tetapi juga turun menyentuh hati sesama di bumi..
Sapaan Rohani yang Membuka Hari
Di era digital, media sosial dan aplikasi perpesanan seperti WhatsApp sering kali menjadi tempat lalu lalang informasi ada yang penting, ada yang ringan, ada yang penuh keluh kesah. Namun pagi ini, status itu hadir sebagai sapaan rohani. Bukan berupa pengajaran panjang lebar, melainkan sebuah ajakan lembut untuk merenung sejenak: Sudahkah aku mengasihi Tuhan hari ini?
Dalam konteks kehidupan iman Katolik, pernyataan seperti itu adalah bentuk kontemplasi sederhana, refleksi pribadi yang menjelma jadi kesaksian hidup. Pesan tersebut mengingatkan umat pada ajaran St. Yohanes dalam suratnya:
"Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita." (1 Yohanes 4:19)
Dan memang begitulah kasih Tuhan: mendahului, menyapa, menyentuh, dan memanggil kembali mereka yang ingin tinggal dalam pelukan-Nya.
Kasih yang Menyebar Lewat Kesederhanaan
Keindahan dari momen seperti ini adalah bahwa tidak dibutuhkan mimbar megah atau mikrofon untuk berkhotbah. Sering kali, Tuhan berbicara melalui jalan yang sederhana. Melalui ponsel, melalui status singkat, melalui hati yang terbuka untuk membagikan cinta-Nya kepada sesama.
Ketika ditanya apa yang menginspirasinya menulis kalimat tersebut, Ibu Monica hanya menjawab singkat, “Itu bagian dari doa pribadiku pagi ini. Aku hanya ingin orang lain juga merasakannya.”
Pesan yang tidak disuarakan di altar, tetapi di ruang digital yang hening, justru menggema lebih luas. Ia menjadi sumber kekuatan bagi yang lelah, pengingat bagi yang sibuk, dan pelipur bagi yang rindu kasih Tuhan.
Menjadi Saksi Kasih di Dunia Digital
Apa yang dilakukan oleh Ibu Monica pagi ini mungkin tampak sederhana, namun sebenarnya ia sedang melakukan bentuk kerasulan digital. Di dunia yang semakin terhubung, setiap tindakan kecil yang lahir dari kasih dapat menjadi sarana evangelisasi mewartakan kabar gembira dalam cara yang paling akrab dengan keseharian umat.
Di tengah zaman yang sering kali memperlihatkan wajah kering rohani di media sosial, kesaksian seperti ini adalah oase. Ia menyegarkan, menyemangati, dan menuntun umat untuk kembali merenungkan: bahwa kasih Tuhan bukanlah sesuatu yang jauh, tetapi begitu dekat dan nyatabahkan dalam sebuah status WhatsApp.
Penutup: Dari Hati ke Hati
Hari ini, banyak umat yang mungkin tidak sempat membaca bacaan harian atau menghadiri misa pagi. Namun, melalui sapaan kecil dari Ibu Monica, mereka sudah diberi remah roti rohani yang cukup untuk menguatkan langkah di hari itu.
Karena dalam kasih, tak ada yang terlalu kecil. Dan dalam kasih Tuhan, setiap hal yang dilakukan dengan cinta betapa pun sederhananya bisa menjadi berkat yang tak terduga.
Semoga semakin banyak hati yang berani membagikan cinta-Nya, dalam status, dalam perbuatan, dalam hidup yang nyata.
Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Tanggal: 9 Juni 2025


0 comments:
Posting Komentar